Gegara Hacker, Sistem Transaksi SPBU Bersubsidi di Iran Kacau

Israel sebut pelakunya adalah hacker Indra

Jakarta, IDN Times - Serangan siber melanda Iran pada Selasa (26/10/2021) mengakibatkan kerusakan pada sistem pembayaran pintar pada pom bensin. Insiden ini menyebabkan pembeli BBM tidak bisa melakukan transaksi dan terjadi antren panjang di seluruh SPBU di Iran. 

Selama ini, Iran sudah beberapa kali menjadi target serangan siber yang diduga berasal dari Israel dan Amerika Serikat (AS). Pasalnya, negara Timur Tengah itu tengah terlibat peperangan siber dengan pesaingnya Israel dan saling tuding terkait cyberattack di negaranya. 

1. Serangan siber diduga berasal dari luar negeri

Pemerintah Iran mengungkapkan bila sistem pembayaran di pom bensin negaranya sedang diserang. Padahal, sistem pembayaran pintar menggunakan kartu itu termasuk dengan subsidi, yang artinya apabila adanya kerusakan maka warga diharuskan membayar di atas harga normal. 

"Terdapat gangguan pada sistem pengisian bahan bakar di pom bensin dalam beberapa jam terakhir. Insiden ini disebabkan oleh serangan siber. Para ahli teknis tengah membenahi masalah ini dan nantinya sistem akan berjalan normal kembali" ungkap Sekretaris Dewan Tinggi Iran, Abolhassan Firouzabadi.

"Serangan ini kemungkinan berasal dari luar negeri. Namun, tuduhan kepada siapa negara pelaku dan bagaimana cara mereka melakukannya ini masih awal untuk diumumkan" tambahnya, dilaporkan dari Reuters

Baca Juga: Iran Desak Biden Bawa AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran

2. Mesin kartu mengeluarkan pesan bertuliskan 'Cyberattack 64411'

Sementara itu, kartu khusus yang dikeluarkan pemerintah untuk transaksi bahan bakar mengeluarkan pesan bertuliskan 'cyberattack 64411'.

Nomor 64411 diketahui memiliki asosiasi dengan sambungan langsung terkait hukum Islam yang diterapkan oleh pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei. Bahkan, pesan bertuliskan nomor itu disebut juga keluar ketika sistem perkeretapian Iran diserang pada Juli lalu, dikutip dari RT

Sejumlah pejabat energi Iran juga sudah menggelar pertemuan untuk menyelesaikan krisis bahan bakar ini. Insiden ini juga terjadi menjelang ulang tahun kedua protes atas kenaikan harga bahan bakar yang digelar November 2019 silam dan disebut menyebabkan tewasnya ratusan orang di tangan aparat keamanan Iran, dilansir dari DW

3. Terdapat dugaan bahwa pelaku adalah kelompok hacker Indra

Perusahaan keamanan siber Israel, Check Point, menyebut bahwa serangan ini berasal dari kelompok peretas yang bernama Indra. Perusahaan itu mengungkapkan bila peretasan ini dilatarbelakangi motif politik tapi tidak disponsori oleh negara. 

Kelompok hacker Indra juga sempat menyasar beberapa perusahaan di negara tetangganya, termasuk Suriah. Hal itu dikarenakan pemerintah Suriah yang dipimpin Bashar al-Assad merupakan sekutu dekat Iran.

Sistem pembayaran bensin pintar di Iran sudah diperkenalkan sejak 2019 lalu untuk melawan aksi penyelundupan minyak. Sebab, penyelundupan minyak dari Iran sangat masif yang mencapai 20 juta liter per harinya. 

Pemberian subsidi yang terkoneksi dengan kartu itu membuat warga Iran dapat membeli 60 liter bensin setiap bulannya dengan harga 15 ribu rial Iran (Rp5.000) per liter. Sedangkan harga di luar kuota mencapai 30 ribu rial Iran (Rp10.000). 

Baca Juga: Tegang dengan Azerbaijan, Iran Gelar Latihan Perang

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya