Georgia: Mogok Makan, Saakashvili Dibawa ke RS Penjara

Pemerintah Georgia menolak membawanya ke rumah sakit sipil

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Georgia, Mikheil Saakashvili pada Senin (8/11/2021) telah dikirimkan ke rumah sakit lantaran kondisi kesehatannya yang semakin menurun. Hal ini disebabkan ia melakukan aksi mogok makan seusai dijebloskan ke dalam penjara sekembalinya di Georgia. 

Sebelumnya, Saakashvili telah mengasingkan diri ke Ukraina sejak tahun 2014 dan bahkan sudah mendapatkan kewarganegaraan di sana. Namun, pada awal Oktober lalu, ia kembali ke negaranya dengan dalih untuk menyelamatkan Georgia. 

1. Melakukan aksi mogok makan lebih dari sebulan lamanya

Reuters melansir bahwa Mikheil Saakashvili sudah melakukan aksi protes terhadap otoritas Georgia dengan mogok makan selama lima minggu. Terhitung sejak ia dijebloskan ke dalam penjara di Tbilisi pada 1 Oktober lalu. 

Bahkan dokter sudah menyarankan agar Saakashvili dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan lebih lanjut. Hal ini setelah mantan presiden berusia 53 tahun itu mendapatkan transfusi darah pada 22 Oktober lalu.

Ia sebelumnya sudah meminta kepada otoritas setempat agar membawanya ke klinik lokal yang diperuntukkan bagi warga sipil. Alih-alih dibawa ke klinik, ia malah dibawa ke rumah sakit penjara Gidani yang terletak di ibu kota Tbilisi. 

Menurut seorang anggota parlemen Ukraina, Liza Yasko mengungkapkan dalam cuitan Twitternya bila, "Saakashvili sudah dibawa ke tempat paling menakutkan dalam hidupnya, yakni Gidani."

2. Saakashvili sebut dirinya mendapat kekerasan fisik di dalam penjara

Baca Juga: Georgia: Ribuan Demonstran Tuntut Eks Presiden Dibebaskan

Dikutip dari RFE/RL, Mikheil Saakashvili mengungkapkan bahwa ia telah mendapatkan perlakuan kasar dan kekerasan fisik dari penjaga tahanan. Hal ini setelah mantan presiden itu dipindahkan ke Rumah Sakit Gidani. 

"Para penjaga tahanan melakukan kekerasan verbal dan fisik dengan memukul saya tepat di leher, menyeret rambut saya di lantai" ungkap Saakashvili melalui kuasa hukumnya dan menyebut pemindahan tersebut adalah upaya untuk membunuhnya. 

Di sisi lain, Pemerintah Georgia menuding aksi mogok makan tersebut hanyalah akal-akalannya. Bahkan Menteri Hukum Georgia pada Jumat (5/11/2021) justru mengungkapkan jika ia memergoki Saakashvili tengah mengonsumsi bubur dan jus ketika ia melakukan aksi mogok makan. 

Menteri itu mengungkapkan melalui bukti rekaman kamera pengawas yang memperlihatkan Saakashvili sedang mengonsumsi makanan. Sebaliknya, Saakashvili menolak tudingan itu dan bersikukuh bahwa ia tidak pernah makan dan rekaman itu ketika ia sedang meminum obat, diungkap dari laman RT

3. Saakashvili disebut kembali hanya untuk mengacaukan politik Georgia

Presiden Salome Zourabichvili mengatakan jika Saakashvili kembali hanya untuk mengacaukan politik Georgia dan membuat ketidakstabilan di negara Kaukasus itu. Selain itu, mantan presiden pro Barat itu diketahui sudah memiliki kewarganegaraan Ukraina dan masuk tanpa izin ke teritori Georgia, dilaporkan dari Reuters

DW melaporkan bahwa hubungan buruk Saakashvili dengan eks Presiden Ukraina Petro Porochenko membuat status kewarganegaraannya dicabut, sehingga membuatnya tidak tercatat dalam penduduk mana pun. Kemudian, Zelensky terpilih sebagai presiden dan status kewarganegaraanya kembali diberikan. 

Sekembalinya di Georgia, ribuan suporter Saakashvili langsung melakukan aksi demonstrasi di ibu kota Tbilisi. Bahkan pendemo juga ikut melakukan aksi protes di depan penjara tempat ia ditahan. 

Di samping itu, lebih dari 70 ribu warga Georgia menandatangani petisi agar ia dibebaskan dari penjara. Namun PM Irakli Garibashvili tetap bersikeras menolak membebaskannya dari penjara dan berkata, "Tidak ada satu pun di planet ini yang dapat meyakinkan kami untuk membebaskan Saakashvili."

Baca Juga: Jurnalis Dipukuli Hingga Meninggal, Georgia Rusuh

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya