Hadapi Eksodus Warga Rusia, Georgia Berencana Terapkan Visa

Menanggapi eksodus warga Rusia ke Georgia

Jakarta, IDN Times - Presiden Georgia Salome Zurabishvili, pada Senin (17/10/2022), mengungkapkan kemungkinan penerapan visa bagi warga Rusia yang akan masuk negaranya. Hal ini dalam menanggapi terus datangnya warga Rusia ke Georgia setelah pecahnya konflik di Ukraina. 

Sebelumnya, Georgia menolak tudingan media lokal yang menyebut ada sekitar 250 ribu warga Rusia yang masuk ke negaranya. Pemerintah membantah klaim tersebut dan menyebut jumlahnya masih belasan ribu dan dilaporkan banyak di antaranya yang hanya melintasi teritori Georgia. 

Baca Juga: Imbas Mobilisasi Militer, 78 Ribu Warga Rusia Eksodus ke Georgia

1. Zurabishvili sebut eksodus warga Rusia sebagai tantangan

Hadapi Eksodus Warga Rusia, Georgia Berencana Terapkan VisaPresiden Georgia, Salome Zurabishvili saat bertemu Presiden Moldova, Maia Sandu di Chisinau, Senin (17/10/2022). (twitter.com/sandumaiamd)

Keterangan di atas disampaikan Zurabishvili ketika berkunjung ke Chisinau, Moldova pada Senin kemarin. Berkata di samping Presiden Moldova, Maia Sandu, ia menyebut bahwa kedatangan warga Rusia ke Georgia dalam beberapa minggu ini adalah sebuah tantangan. 

"Saya tidak akan menyebut ini sebagai ancaman, tapi ini adalah sebuah tantangan. Saya tidak membantah bahwa kami nanti akan merevisi peraturan visa yang saat ini tidak merespon agresi Rusia. Masalah ini harus diputuskan oleh otoritas Georgia dan rakyat kami," papar Zurabishvili, dikutip RFE/RL.

Sampai saat ini, warga Rusia tidak membutuhkan visa untuk masuk ke teritori Georgia dan diperbolehkan menetap sampai 1 tahun. Apabila warga Rusia meninggalkan Georgia, maka mereka dapat kembali masuk dan mendapatkan jatah tinggal 1 tahun lagi. 

Penghapusan visa bagi warga Rusia sudah diterapkan pada 2012 lalu. Kala itu, warga Rusia hanya diperbolehkan menetap selama 90 hari. Meskipun demikian, Rusia masih mengharuskan izin visa bagi warga Georgia yang masuk ke negaranya sampai sekarang. 

Baca Juga: Georgia Geram Usai Presiden Belarus Kunjungi Abkhazia, Kenapa?

2. Zurabishvili sebut Rusia terjebak di masa lalu

Kunjungan Zurabishvili ke Moldova ini merupakan kunjungan pertama Presiden Georgia dalam 12 tahun terakhir. Dalam konferensi pers bersama Presiden Maia Sandu, ia menggarisbawahi perang yang terus berlangsung di Ukraina. 

"Serangan membabi buta di berbagai kota Ukraina dalam beberapa hari terakhir ini adalah tindakan yang tidak dapat diterima di era modern ini. Ini adalah bentuk anachorism di abad ke-21 dan Rusia masih terjebak di masa lalu, ketika peperangan dan totaliterisme masih marak," tuturnya, dilansir dari Civil.

"Saya juga menekankan bahwa perang di Ukraina adalah bahaya paling utama yang dihadapi negara kami, Eropa, dan seluruh dunia. Maka dari itu, segala bentuk agresi, ketidakadilan, dan perlawanan terhadap perikemanusiaan tidak diperbolehkan menang," tambahnya. 

Tak berhenti di situ saja, Zurabishvili juga menyatakan bahwa negara yang teritorinya diokupansi oleh Rusia atau terdampak agresi Rusia di Ukraina membuahkan tantangan yang sangat terasa di Georgia. 

Baca Juga: Georgia Siap Gelar Referendum Pembukaan Front Melawan Rusia

3. Menkeu sebut perubahan aturan visa bagi warga Rusia belum dibutuhkan

Pada hari yang sama, Menteri Keuangan Georgia, Lasha Khutsishvili mengungkapkan bahwa pernyataan Zurabishvili terkait perubahan aturan visa bagi warga Rusia masih tidak diperlukan saat ini. 

"Mekanisme kontrol yang sudah diberlakukan dapat merespon semua tantangan yang dihadapi negara kita. Oleh karena itu, saya pribadi tidak melihat revisi kebijakan visa bagi warga Rusia sebagai hal yang mendesak dan perlu dilakukan," ungkap Khutsishvili, dikutip dari Agenda.

Namun, Khutsishvili menambahkan jika mekanisme kontrol yang sudah diterapkan terbukti tidak cukup dalam memastikan keamanan nasional. Maka akan ada amandemen peraturan visa yang harus di terapkan di kemudian hari. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya