Haiti: 3 Misionaris Diculik, Berhasil Dibebaskan

Masih ada 12 misionaris yang disandera geng kriminal

Jakarta, IDN Times - Tiga orang misionaris asal Amerika Serikat dan Kanada yang diculik oleh geng kriminal pada Minggu (5/12/2021) telah dibebaskan. Pembebasan ini menjadi yang kedua kalinya, setelah pada dua minggu lalu dua misionaris berhasil bebas dari cengkeraman geng kriminal. 

Di sisi lain, Haiti dalam beberapa bulan belakangan ini tengah dilanda ketidakstabilan akut terutama usai tewasnya Presiden Jovenel Moïse pada Juli lalu. Bahkan, geng kriminal berani memblokir akses BBM, demi memaksa mundurnya perdana menteri. 

1. Christian Aid bersyukur atas dibebaskannya tiga misionaris di Haiti

Pembebasan tiga dari 17 misionaris yang diculik oleh geng kriminal di Haiti pada Oktober lalu menjadi kabar baik selanjutnya. Pasalnya, penambahan tiga orang ini menjadi total ada lima korban penculikan yang berhasil diselamatkan. 

Dilansir CNN, Perwakilan Christian Aid Amerika Serikat mengatakan, "Kami bersyukur kepada Tuhan YME atas dibebaskannya tiga orang korban pada malam lalu. Semua yang sudah dibebaskan selamat dan memiliki jiwa yang sehat. Seperti halnya, pembebasan yang lalu, maka kita tidak dapat membeberkan nama korban atau identitas lainnya."

Diketahui seorang ibu dan anak asal Amerika Serikat menjadi salah satu dari tiga orang yang dibebaskan pada hari Minggu. Kementrian Dalam Negeri AS juga mengungkapkan, "Kami menyambut baik laporan dibebaskannya tiga individu di Haiti. Demi kepentingan operasional dan keamanan, maka kami tidak akan memberikan komentar lebih lanjut."

2. Geng 400 Mawozo ada di balik aksi penculikan misionaris

Baca Juga: Turki Tangkap Tersangka Pembunuhan Presiden Haiti

Organisasi agama mengumumkan bahwa geng 400 Mawozo bertanggung jawab atas penculikan 17 misionaris asal Amerika Serikat dan Kanada. Pasalnya, geng kriminal tersebut merupakan salah satu yang terkuat di Haiti, dikutip dari Al Jazeera

Pada 21 November lalu, geng kriminal tersebut akhirnya bersedia membebaskan dua orang korban yang disandera. Akan tetapi, tidak diketahui apakah dalam perundingan antara geng kriminal dan pihak Pemerintah AS setuju membayarkan tebusan atau tidak. 

Pasalnya, geng kriminal itu meminta uang tebusan sebesar 1 juta dolar AS (Rp14 miliar) untuk setiap 17 orang tersebut. Pemimpin geng 400 Mawozo juga mengancam membunuh korban apabila permintaannya tidak dipenuhi. Bahkan, diketahui korban penyanderaan termasuk dua anak kecil berusia tiga dan enam tahun beserta dua remaja, dilansir dari laman BBC

3. Semakin rumitnya ketidakstabilan dan krisis keamanan di Haiti

Maraknya penculikan menjadi masalah besar bagi di Haiti dan semakin memburuk dalam beberapa bulan belakangan ini. Hal ini disebabkan semakin memburuknya perekonomian Haiti dan permasalahan politik yang tak kunjung usai. 

Setelah dilanda ketidakstabilan politik dan ekonomi, Haiti juga dihantam kasus pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 7 Juli lalu. Tak berhenti di situ saja, negara Karibia itu juga dilanda gempa bumi berkekuatan 7.2 skala richter yang terjadi pada Agustus lalu. 

Sejak Oktober lalu, pemimpin geng kriminal G9 telah memblokir pasokan bahan bakar minyak lantaran menolak Perdana Menteri Ariel Henry. Akibatnya, Haiti mengalami krisis bahan bakar dalam beberapa bulan terakhir. 

Bahkan, Pemerintah dan Kepolisian Haiti kewalahan dalam menghadapi geng kriminal yang memiliki kekuatan besar dan tidak dapat menjamin keamanan warganya. Alhasil, Amerika Serikat dan Kanada sudah menyuruh warga negaranya untuk pergi dari Haiti di tengah semakin dalamnya krisis, dilaporkan dari laman Al Jazeera

Dikabarkan dari CBC, pada Minggu, seorang pemimpin geng kriminal Ti Lapli memosting video di YouTube untuk memperingatkan warga agar tidak masuk ke komunitas Marissant. Hal itu lantaran area tersebut menjadi lokasi pertempuran antar geng kriminal. 

Baca Juga: Protes Deportasi Migran Haiti, Utusan Khusus AS Resign

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya