Hidup Mewah, Anak Angkat Menlu Rusia Kena Sanksi Pemerintah Inggris

Polina Kovaleva disebut hidup dalam kemewahan di usia muda

Jakarta, IDN Times - Anak angkat Menteri Luar Negeri Rusia bernama Polina Kovaleva pada Kamis (24/3/2022) masuk sebagai penerima sanksi di Inggris. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, pemuda 26 tahun itu tengah mendapat pengawasan dari pemerintah setempat terkait kehidupan mewahnya. 

Pemerintah Inggris dikabarkan sudah menjatuhkan sanksi kepada sejumlah oligarki Rusia yang memiliki aset di negaranya. Salah satu nama yang ikut mendapat sanksi adalah Roman Abramovich yang dikenal sebagai pemilik klub Chelsea. 

Pada pertengahan Maret, rumah mewah di Kensington yang dimiliki oleh seorang oligarki Rusia sudah diduduki oleh pendemo. Bahkan, para pendemo meminta agar rumah mewah dengan puluhan kamar itu digunakan untuk pengungsi Ukraina di Inggris. 

Baca Juga: Rumah Mewah Miliarder Rusia Roman Abramovich Terancam Dibekukan

1. Kovaleva dilarang menetap dan menerima transfer uang di Inggris 

Masuknya Kovaleva dalam daftar penerima sanksi ini diungkapkan langsung oleh Menlu Inggris, Liz Truss. Hal ini bersamaan dengan sanksi yang diberikan kepada pasukan bersenjata Wagner Group dan seorang miliarder Eugene Shvidler, beserta pendiri Tinkoff Bank, Oleg Tinkov. 

Sanksi yang diberikan oleh Inggris Raya ini kepada Kovaleva ini membuatnya dilarang masuk ke Inggris. Seluruh perusahaan dan pebisnis Inggris dilarang berhubungan dengan anak angkat Sergey Lavrov tersebut. Bahkan, mereka akan mencegah pengiriman uang yang dikirimkan ke Kovaleva. 

Di sisi lain, Pemerintah Inggris Raya justru belum memberikan sanksi kepada ibu Kovaleva, Svetlana Polyakova. Bahkan, pemerintah setempat menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut terkait hal tersebut. 

Maka belum bisa dipastikan, apakah pemerintah sedang merencanakan untuk memberikan sanksi kepada Polyakova ke depannya. Pasalnya, London memberikan keterangan jika akan menjatuhkan sanksi kepada beberapa warga Rusia lainnya, dikutip dari Daily Mail

2. Kovaleva dikenal memiliki kehidupan yang serba mewah di Inggris

Dilaporkan Vice News, kabar terkait kemewahan Polina Kovaleva terkuak setelah munculnya thread Twitter hasil investigasi dari Maria Pevchikh yang merupakan kepala investigator Yayasan Anti-Korupsi Alexei Navalny. Ia mengklaim, Kovaleva dapat membeli rumah di Kensington seharga 4,4 juta poundsterling, atau sekitar Rp83 miliar, di usia 21 tahun. 

Sementara itu, unggahan Instagram-nya juga menunjukkan kehidupan mewah yang berisikan liburan dan vila mewah, mulai dari Austria hingga Sardinia di Italia. Perempuan berusia 26 tahun itu juga dikenal sebagai mahasiswa S-2 di kampus bergengsi Inggris, yakni Imperial College London. 

Lavrov disebut sudah memiliki hubungan khusus dengan ibu Kovaleva, Svetlana Polyakova pada awal tahun 2000-an. Bahkan, hubungan itu ada meski tangan kanan Presiden Putin itu sudah berkeluarga dan memiliki anak. 

Sejak saat itu, Polyakova dikenal sangat kaya dan memiliki apartemen di Moskow yang seharga 5,5 juta poundsterling (Rp104,1 miliar) beserta deretan mobil mewah. Maka dari itu, terdapat kecurigaan dari Pevchikh lantaran ayah kandung Kovaleva disebut tidak sekaya itu dan ia juga tidak memiliki suami oligarki. 

Baca Juga: Navalny Desak Politisi Barat Beri Sanksi ke Oligarki Rusia

3. Negara Barat tengah menargetkan sanksi kepada anak-anak pihak Kremlin

Parlemen Inggris Raya diketahui sudah berupaya memasukkan Kovaleva dalam target sanksi individu pada bulan ini, lantaran ia dapat digunakna untuk menghindari sanksi. Pasalnya, Lavrov sudah dimasukkan dalam daftar hitam di AS dan Inggris Raya. 

Negara Barat diketahui sudah bergeser ke taktik baru dalam memberikan sanksi dan menyasar anak-anak pihak di dalam Kremlin dalam beberapa minggu terakhir. Hal itu setelah dimasukkanya anak juru bicara Presiden Putin, Elizaveta Peskova (24) dalam daftar penerima sanksi, dikabarkan The Daily Beast

Dilansir New York Post, anak Dmitry Peskov itu turut memberi kecaman atas sanksi berupa pembekuan aset oleh Kementerian Keuangan AS lantaran ia disebut ikut menjustifikasi peperangan di Ukraina. 

"Menurut saya, sanksi kepada anak pejabat Rusia yang sudah lama hidup mandiri untuk mengatur kehidupan pribadi dan profesionalnya adalah sebuah kegilaan. Menyalahkan keluarga dalam mendukung perang adalah sebuah kegilaan"

Pasalnya, Peskova termasuk salah satu jajaran elite Rusia yang mengungkapkan penolakannya terhadap perang di Ukraina. Ia dilaporkan sempat mengunggah postingan anti perang di Instagram di awal invasi, sebelum akhirnya menghapus unggah itu. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya