Hungaria Larang Aksi Bela Palestina di Negaranya

Hungaria masukkan Hamas sebagai teroris

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, pada Jumat (13/10/2023), melarang demonstrasi mendukung Palestina di negaranya. Ia menyebut keputusan itu sebagai dukungan terhadap Uni Eropa (UE) yang menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris. 

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga telah melarang segala bentuk protes yang bertujuan mendukung Palestina. Ia menyebut bahwa demonstrasi pro-Palestina akan mengakibatkan kerusuhan di Prancis. 

1. Orban menyatakan Hungaria ada di sisi Israel

Orban mengungkapkan bahwa segala bentuk aksi terorisme tidak dapat diterima. Ia pun menegaskan bahwa Hungaria ada di sisi Israel, dan bersimpati pada seluruh kerabat korban dan penyintas dari serangan Hamas. 

"Saat ini, kami menghargai kedamaian dan stabilitas yang dimiliki oleh seluruh rakyat Hungaria dan ini merupakan tanggung jawab dari kepala negara untuk melindungi seluruh negara. Hungaria selalu menolak segala bentuk terorisme, tidak peduli siapa negara yang jadi targetnya," ungkap Orban, dikutip Hungarian Today.

"Seseorang terdampak serangan teroris memiliki hak untuk memastikan bahwa insiden itu tidak terjadi lagi. Tidak ada bahaya perang antar-negara saat ini, dan yang berbahaya jika Israel terlibat peperangan dengan negara tetangganya di Arab," sambungnya. 

Ia pun mengatakan bahwa tugas Hungaria adalah meredam ekskalasi dari aksi Israel untuk mempertahankan negaranya. Ia pun menekankan pentingnya mencegah perang melebar ke negara lain.

Baca Juga: Slovakia Perketat Penjagaan di Perbatasan Hungaria

2. Orban menegaskan tidak boleh ada demonstrasi pro-teroris

Orban menambahkan, terdapat rencana demonstrasi yang bersimpati pada teroris di seluruh Eropa. Ia pun menegaskan bahwa Hungaria tidak memperbolehkan segala bentuk demonstrasi mendukung teroris. 

"Anda tidak boleh mengadakan demonstrasi yang bersimpati pada organisasi teroris karena itu akan menimbulkan ancaman teroris. Maka dari itu, kami tidak akan mengizinkan segala aksi tersebut terjadi di Hungaria," terangnya. 

Di sisi lain, Orban menekankan bahwa Hungaria sudah mencegah terorisme di Eropa dengan mengadang masuknya migran ilegal. Ia pun bersyukur atas pendirian tembok di perbatasan Serbia yang menyulitkan migran ilegal masuk. 

"Biarkan kami bersyukur pada 2015, pikiran dan hati kami benar dan kami mendirikan tembok dan pagar di perbatasan selatan yang menjaga kami dari ancaman teroris yang bisa ditimbulkan oleh migrasi ilegal," sambungnya. 

3. Orban menyatakan sulitnya mempertahankan tradisi Kristiani di Eropa

Pada Kamis (12/10/2023), Orban mengadakan kunjungan ke Georgia untuk bertemu dengan Perdana Menteri Irakli Garibashhvili. Lawatan itu bertujuan meningkatkan hubungan diplomatik dan menyinggung soal masalah nilai Kristiani. 

"Bukanlah hal yang mudah untuk menjadi Kristen di Eropa, memimpin sebuah pemerintahan Krsiten di Eropa. Kami sangat mengkhawatirkan situasi saat ini dan tradisi Kristen terancam gagal kecuali jika kami dapat mempertahankannya," tutur Orban, dilansir Politico

Ia pun mendukung Georgia untuk masuk sebagai anggota UE  dan menolak keputusan UE yang tidak memberikan status kandidat kepada Tbilisi. 

"Jika sebuah proses didasarkan pada kemampuan, apa yang terjadi ini begitu tidak adil kepada negara Anda. Ini harus segera dibenarkan sesegera mungkin," tambahnya. 

Baca Juga: PM Hungaria Minta Trump Kembali Dipilih untuk Akhiri Perang

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya