Iran Bantah Pasok Drone ke Tentara Rusia di Ukraina

Adanya serpihan drone buatan Iran di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian pada Minggu (16/10/2022), mengatakan bahwa negaranya tidak menyuplai drone ke Rusia. Hal ini menanggapi tudingan Ukraina dan Barat usai adanya drone Iran yang digunakan pasukan Rusia di Ukraina. 

Sebulan lalu, Ukraina sudah menurunkan akreditasi diplomatik dengan Iran setelah drone-nya digunakan Rusia untuk menyerang pelabuhan Odessa. Melalui keputusan itu, Ukraina akan mengurangi jumlah diplomat Iran di negaranya. 

Baca Juga: Diam-diam Iran Kirim 50 Pasukan Elite untuk Bantu Rusia di Ukraina

1. Iran menyatakan netralitasnya dalam perang Rusia-Ukraina

Keterangan di atas disampaikan Amir-Abdollahian ketika berbicara langsung dengan Menteri Luar Negeri Portugal, Joao Gomes Cravinho. Ia menekankan bahwa Republik Islam Iran tidak pernah dan tidak akan memasok segala macam senjata untuk digunakan di Ukraina. 

"Kami percaya bahwa pengiriman senjata pada berbagai macam pihak akan memperpanjang peperangan. Kami tidak ingin menyamakan konflik sebagai jalan yang benar, baik di Ukraina ataupun Afghanistan, Suriah, dan Yaman," tuturnya, dikutip RFE/RL.

Sebelum itu, Amir-Abdollahian juga mengutarakan netralitasnya dalam perang Rusia-Ukraina kepada Menlu Uni Eropa, Josep Borrell. 

"Kami punya kooperasi pertahanan dengan Rusia, tapi kebijakan kami dalam menanggapi perang di Ukraina adalah tidak mengirimkan persenjataan kepada pihak yang terlibat konflik. Kami ingin perang segera berakhir dan menyudahi warga yang harus mengungsi," tambahnya. 

Baca Juga: Protes di Iran Kian Meluas, Uni Eropa: Saatnya Menjatuhkan Sanksi

2. AS tuding Iran akan pasok misil jarak jauh ke Rusia

Tanggapan Iran ini didasarkan dari tudingan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang menyebut bahwa Iran berkomitmen menyuplai senjata ke Rusia. Bahkan, AS menyebut tidak hanya drone yang dikirimkan tetapi juga misil untuk melawan tentara dan warga sipil Ukraina. 

Sesuai pernyataan dari intelijen AS dan Ukraina menyebut bahwa industri persenjataan Iran sedang menyiapkan pengiriman pertama senjata misil Fateh-110 dan Zolfaghar. Padahal, kedua senjata itu dikenal sebagai misil balistik jarak jauh yang dapat menyerang dari jarak 300-700 km, dilaporkan The Washington Post.

Sejumlah media independen sudah memublikasikan foto sisa drone untuk menyerang sejumlah posisi tentara Ukraina. Mereka mendapati bahwa drone tersebut berasal dari Iran. Bahkan, Ukraina menyebut mayoritas drone yang dibawa Rusia ke Ukraina Selatan adalah buatan Iran. 

Baca Juga: Dipakai Rusia, Drone Bunuh Diri Iran Jadi Ancaman bagi Pasukan Ukraina

3. Drone jadi persenjataan efektif dalam perang Rusia-Ukraina

Dilaporkan CNN, drone menjadi salah satu senjata efektif yang digunakan dalam perang Rusia-Ukraina ini. Penggunaannya disebut terus meningkat sejak musim panas ini, ketika AS dan Ukraina menuding Rusia mendapatkan drone itu dari Iran. 

Drone kamikaze atau drone bunuh diri dikenal sebagai senjata yang berbahaya dan efektif karena dapat menunggu beberapa saat. Setelah berhasil mengidentifikasi target potensial, senjata itu dapat menyerang dengan menabrakkan ke target dari belakang. 

Selain itu, drone ini dikenal kecil, mudah dibawa, dan dapat dengan mudah diluncurkan dari manapun. Keunggulan utama dari drone ini sangat sulit untuk dideteksi dan bisa ditembakkan dari jarak yang cukup jauh.

Pada Agustus lalu, pejabat AS menyebut bahwa Rusia sudah membeli drone tersebut dan melatih pasukannya untuk menggunakannya. Presiden Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia sudah membeli 2.400 unit Shahed-136 dari Iran. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya