Jelang Pemilu, Jerman Peringatkan Rusia Soal Serangan Siber

Parlemen Jerman jadi sasaran empuk peretas

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Jerman pada Senin (6/9/2021) memperingatkan Rusia terkait serangan siber dan pencurian data yang marak terjadi belakangan ini. Peringatan ini diungkapkan menjelang digelarnya pemilihan umum parlementer di Jerman pada bulan akhir September mendatang. 

Sejak awal tahun ini, Rusia dan negara-negara Eropa telah bersitegang terkait dengan tudingan spionase. Beberapa waktu lalu, Jerman juga menangkap seorang warga negara Rusia yang diduga seorang mata-mata. 

1. Anggota parlemen Jerman mengalami serangan siber

Peringatan Jerman kepada Rusia ini dilatar belakangi adanya beberapa anggota parlemen federal dan lokal yang menjadi target serangan siber. Bahkan, juru bicara Kemenlu Jerman, Andrea Sasse mengatakan, "Terdapat temuan terpercaya bahwa aktivitas kelompok hacker Ghostwriter ada di balik serangan dan bisa saja terkait dengan institusi pemerintahan Rusia, terutama intelijen militer GRU."

Pada bulan Juli lalu, intelijen Jerman sudah memberikan peringatan bahwa akan ada serangan intensif dari kelompok Ghostwriter sejak Februari. Oleh karena itu, pihaknya sedang mempersiapkan operasi hack and leak

Kemungkinan nantinya informasi yang dicuri akan diterbitkan kemudian hari, entah dokumen tersebut berisikan informasi seperti sedia kala ataupun sudah diubah dan dibuat menyimpang, dilansir dari The Washington Post

2. Jerman meminta Rusia untuk menghentikan aksi ini

Jelang Pemilu, Jerman Peringatkan Rusia Soal Serangan SiberKantor Kedutaan Besar Rusia di Berlin, Jerman. (instagram.com/guidobuchner3)

Dilaporkan dari Associated Press, Sasse juga mengatakan Pemerintah Jerman sudah meminta secara langsung kepada Pemerintah Rusia untuk menghentikan aktivitas serangan siber ini sesegera mungkin. 

Permintaan ini juga diungkapkan setelah adanya pertemuan antara pejabat Jerman dan Rusia pada Kamis dan Jumat lalu yang membicarakan mengenai kebijakan keamanan. deputi Menlu Jerman Miguel Berger juga mengangkat isu penting tersebut bersama dengan deputi Menlu Rusia. 

Sasse menambahkan, "Serangan siber yang terjadi belakangan ini bisa saja menjadi persiapan operasi pengaruh dari entitas luar negeri, seperti penyelewengan informasi kampanye yang nantinya akan mempengaruhi warga yang hendak memilih."

Baca Juga: 6 Fakta Angela Merkel, Kanselir Jerman yang Segera Pensiun

3. Pemilu parlementer akan menentukan calon pengganti Kanselir Angela Merkel

Menjelang pemilu parlementer Jerman yang akan dilaksanakan pada 26 September mendatang, terdapat upaya dari peretas untuk mendapatkan data pribadi login milik anggota parlemen. Tujuan para peretas tersebut untuk mencuri identitas pejabat negara di Jerman, dikutip dari DW

Kanselir Jerman Angela Merkel menyangkal jika pemerintahannya berusaha memberikan tekanan politik untuk memblokir izin kantor berita RT yang diketahui mendapatkan pendanaan dari Pemerintah Rusia. Namun pada Agustus lalu, justru Luksemburg yang memutuskan membatalkan izin media massa asal Rusia itu. 

Sementara, juru bicara Kemenlu Rusia, Maria Zakharova pada Senin menuding Jerman mencoba untuk menekan stasiun berita itu dan memberikan klaim bahwa "Mereka berkata apa yang media Jerman tidak berani katakan." 

Di sisi lain, pemilu parlementer kali ini akan menentukan siapa pengganti Angela Merkel yang sudah menjabat selama hampir 16 tahun. Pasalnya, ia memutuskan tidak mencalonkan kembali menjadi pemimpin di Jerman, dilansir dari Associated Press

Baca Juga: Kanselir Angela Merkel Minta Maaf Angka Kematian COVID-19 Melonjak

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya