Kasus Penembakan di Swedia Capai Rekor Baru pada 2020

Terjadi peningkatan hingga 10 persen

Stockholm, IDN Times - Swedia mencatatkan rekor terbaru dalam kasus kekerasan terkait senjata api di negaranya selama tahun 2020 lalu. Bahkan berdasarkan data terkini tersebut peningkatan insiden penembakan di negara Skandinavia itu disebut naik secara dramatis. 

Sementara itu, masyarakat Swedia juga menilai pemerintah setempat seakan memalingkan diri bahwa kekerasan terkait senjata api di negaranya kian memburuk. Serta terdapat dugaan kasus penembakan berkaitan dengan munculnya geng bersenjata dari kelompok imigran. 

1. Kasus penembakan di Swedia naik 10 persen

Kasus Penembakan di Swedia Capai Rekor Baru pada 2020Polisi berkuda di Stockholm, Swedia. instagram.com/fedoseyevi/

Berdasarkan data mengenai kekerasan terbaru yang dirilis oleh Pemerintah Swedia pada Senin (01/02) memperlihatkan bahwa kasus penembakan negaranya naik secara drastis di 2020. Bahkan diketahui pada tahun 2020 terdapat 366 kasus penembakan dengan korban jiwa sebanyak 47 orang dan 117 orang mengalami luka-luka, dikutip dari RT

Data tersebut menunjukkan jumlah insiden penembakan di Swedia pada 2020 naik 10 persen dibandingkan tahun 2019. Sementara kejadian penembakan naik tajam di wilayah ibukota Stockholm, dilansir dari Sputnik News

Melaporkan dari DW, bahkan ketika adanya pengumuman tersebut, terjadi insiden kekerasan di Kota Helsingborg yang menyebabkan setidaknya lima orang terluka dan tiga orang dilarikan ke rumah sakit. Semua korban mengalami luka tikaman dan robek, tapi salah satunya diduga telah ditembak. 

2. Stockholm jadi wilayah paling terdampak

Kasus Penembakan di Swedia Capai Rekor Baru pada 2020Suasana malam Kota Stockholm, Swedia. instagram.com/alitaba72/

Melansir dari RT, peningkatan kasus kriminalitas dan kekerasan di Swedia didominasi di wilayah ibukota Stockholm. Bahkan ibukota Swedia tersebut mencatatkan peningkatan begitu tajam kasus penembakan mencapai 79 persen di tahun 2020. 

Sementara itu, Malmo yang merupakan kota dengan populasi imigran terbesar dan beberapa tahun belakangan tengah berjuang menekan geng kriminalnya justru menunjukkan pengurangan kasus. 

Insiden kekerasan mayoritas terjadi di sekitar 60 titik area pinggiran kota di seluruh Swedia dan selama ini sudah dicap sebagai area rawan. Sedangkan menurut Menteri Dalam Negeri Swedia, Mikael Damberg mengatakan sekitar 5,4 persen penduduk Swedia tinggal di lingkungan tersebut.

Baca Juga: Tiga Tewas dalam Penembakan di Chicago, AS

3. Berharap tahun 2021 dapat menurun

Pemerintah Swedia juga tengah berupaya untuk menekan kasus kekerasan dan berjanji akan mengurangi kejadian serupa di tahun ini. Menurut Mikael Damberg, pihaknya akan menekankan pada upaya pemutusan rekrutmen baru dalam geng kriminal dan melemahkan sumber dananya, dilaporkan dalam Sputnik News

Nantinya otoritas setempat juga akan berupaya untuk memenuhi target dengan merekrut 10.000 anggota kepolisian baru hingga tahun 2024. Malah terdapat perdebatan apabila beberapa polisi mundur karena kurangnya gaji tapi memiliki tuntutan yang tinggi. 

Maka Pemerintah Swedia mengharapkan tingginya kasus kekerasan di tahun 2020 bisa berbanding terbalik dengan tahun 2021 ini. 

Baca Juga: Swedia Tunda Bayar ke Pfizer Hingga Ada Klarifikasi Lanjutan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya