Malawi Larang Pejabat Lakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri

Mata uang kwacha alami devaluasi 44 persen

Jakarta, IDN Times - Presiden Malawi Lazarus Chakwera, pada Kamis (16/11/2023), mengumumkan kebijakan untuk mengatasi tekanan ekonomi akibat devaluasi mata uang kwacha Malawi dalam beberapa hari terakhir. Devaluasi ini mengakibatkan hampir semua harga barang naik secara instan.  

Kebijakan soal ekonomi sudah diterapkan di Kenya pada Oktober lalu, di mana semua pejabat pemerintahan dilarang melakukan perjalanan dinas luar negeri. Bahkan, setiap institusi negara diharuskan menghemat anggaran hingga 10 persen di tengah himpitan ekonomi. 

1. Seluruh pejabat negara dilarang bepergian ke luar negeri

Chakwera mengatakan seluruh pejabat negara, termasuk dirinya, dilarang melakukan perjalanan dinas ke luar negeri untuk sementara waktu. Pasalnya, Malawi sudah terdampak devaluasi mata uang kwacha hingga 44 persen dari dolar AS. 

"Dalam memberikan penyesuaian kondisi saat ini, saya sendiri akan memberikan contoh. Maka secara efektif, semua perjalanan dinas luar negeri sekarang hingga akhir tahun fiskal, dimulai dari perjalanan COP28 pada akhir bulan akan dibatalkan," tutur Chakwera, dilansir Africa News

"Hal ini dilanjutkan dengan membekukan semua anggaran negara yang dialokasikan untuk perjalanan internasional bagi semua pejabat negara di semua tingkatan, termasuk yang menduduki jabatan tertinggi sampai akhir tahun finansial pada Maret," sambungnya. 

Ia menambahkan, semua pejabat yang sekarang berada di luar negeri untuk melakukan perjalanan dinas harus segera kembali ke Malawi. 

Baca Juga: Kenya Tetapkan 13 November sebagai Hari Libur Menanam Pohon

2. Larangan perjalanan sudah diterapkan sejak pandemik COVID-19

Dilansir BBC, larangan perjalanan dinas juga diterapkan selama masa pandemik COVID-19. Namun, penerapan kebijakan tersebut tidak berlakukan dengan ketat dan bahkan masih banyak pejabat negara yang melanggar. 

Selain itu, pemerintah Malawi juga memberlakukan kebijakan untuk mengurangi dampak krisis biaya kebutuhan hidup akibat harga pangan yang melonjak. Presiden Chakwera sudah meminta Kementerian Keuangan membantu peningkatan gaji pegawai negeri di Malawi.

Sejumlah analis mengatakan, devaluasi mata uang ini membuat IMF bersedia meminjamkan dana sebesar 174 juta dolar AS (Rp2,6 triliun). Namun, terdapat pihak yang khawatir devaluasi akan meningkatkan harga dan memperburuk kondisi finansial seperti yang terjadi 10 tahun lalu. 

Pemerintah Malawi menyebut, buruknya kondisi ekonomi dalam negeri karena faktor eksternal, termasuk dampak badai pada tahun ini dan imbas perang Rusia-Ukraina. 

3. Maskapai SAA tangguhkan penjualan tiket di Malawi

Devaluasi mata uang kwacha berdampak pada penjualan tiket pesawat ke luar negeri. Maskapai Afrika Selatan, South African Airlines (SAA), memutuskan untuk menangguhkan sementara penjualan tiket di Malawi dan melarang transaksi dengan mata uang kwacha. 

"Kabar devaluasi mata uang kwacha sebesar 44 persen terhadap dolar AS memaksa SAA memutuskan keputusan yang sulit untuk menangguhkan semua penjualan tiket yang sebelumnya bisa dibeli di Malawi," tutur juru bicara SAA, dilansir SA People News

"Pemesanan dan penjualan tiket dari luar Malawi menggunakan mata uang lain masih terus dilanjutkan. Selain itu, penerbangan dari Johannesburg dan Lilongwe dan Blantyre masih terus berjalan tanpa adanya gangguan," sambungnya. 

CEO SAA, John Lamola, mengatakan keputusan ini adalah strategi manajemen risiko dalam merespons kondisi ekonomi di Malawi. Namun, ia berharap agar ini tidak dianggap sebagai mundurnya komitmen maskapai untuk melayani warga Malawi. 

Baca Juga: Presiden Malawi: Imbas Krisis Iklim, Kami Akan Miskin Selamanya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya