Militer Gabon Ambil Alih Kekuasaan Usai Dugaan Kecurangan Pilpres

Kembali terjadi kudeta militer di Afrika

Jakarta, IDN Times - Petinggi militer Gabon, pada Rabu (30/8/2023), mengumumkan pengambilalihan kekuasaan negara di tengah dugaan kecurangan penyelenggaraan pilpres pekan lalu. Mereka pun menyatakan pembatalan pemilu dan pembubaran seluruh institusi negara. 

Pada Senin, calon presiden oposisi Gabon, Albert Ondo Ossa, menduga terdapat kecurangan dalam pilpres tahun ini. Ia dan tim suksesnya pun meminta agar calon petahana, Presiden Ali Bongo, untuk mengakui kekalahannya dan menyerahkan kekuasaannya kepada oposisi. 

1. Militer Gabon tutup seluruh perbatasan negara

Militer Gabon mengumumkan, pernyataannya terkait pembubaran institusi negara dan menginstruksikan penutupan seluruh perbatasan negara sampai waktu yang tidak ditentukan.

"Setelah mendengar ada pihak yang tidak bertanggung jawab, ketidakjelasan pemerintahan akibat terus berlanjutan kohesi sosial yang berisiko mengakibatkan kerusuhan. Kami putuskan untuk mendukung perdamaian dan mengakhiri rezim ini," tutur militer Gabon, dikutip Africa News.

Setelah itu, sekelompok petinggi militer Gabon itu pun menamai mereka sebagai anggota Komite Transisi dan Restorasi Institusi (CTRI). 

"Kepala seluruh rakyat Gabon, kami akhirnya berada di jalan menuju kebahagiaan. Semoga Tuhan dan leluhur kami memberkati negara ini," tambahnya. 

Baca Juga: Gabon Batasi Akses Internet dan Terapkan Jam Malam Usai Pilpres

2. Ali Bongo diumumkan sebagai pemenang pilpres

Sebelum pengumuman dari militer, Pusat Elektoral Gabon (CGE) baru saja mengumumkan hasil pilpres yang dimenangkan oleh calon petahana Presiden Ali Bongo. Ia diketahui menang telak dengan perolehan suara 64,27 persen. 

Sementara itu, rival terbesar Bongo, Ondo Ossa hanya memperoleh suara sebanyak 30,77 persen. Menurut hasil ini, Ali Bongo Ondimba akan melanjutkan kepemimpinan keluarga Bongo di Gabon yang sudah menguasai negara Afrika Tengah itu selama 60 tahun. 

Kedua rival itu pernah bertemu pada pemilihan presiden 2009, ketika Bongo Ondimba menggantikan ayahnya Omar Bongo Ondimba yang meninggal. Namun, Ondo Ossa kalah dari Bongo Ondimba dalam pilpres 2009. 

3. Terdengar suara tembakan di Libreville

Bersamaan dengan pengumuman dari militer, dikabarkan terdapat suara tembakan di ibu kota Libreville pada pagi hari. Namun, belum diketahui secara pasti apakah terjadi kerusuhan di Gabon. 

Sejak Sabtu (26/8/2023) malam, pemerintah Gabon telah menetapkan aturan jam malam untuk mencegah terjadinya kerusuhan usai pemilu. Bahkan, pemerintah juga memblokir akses internet dan media dengan dalih mencegah penyebaran informasi menyimpang. 

Dilaporkan The Guardian, tidak adanya pengawas pemilu internasional dan pembatasan akses berita dari luar negeri membuat pemilu kali ini diliputi dugaan kecurangan dan manipulasi hasil suara. Bahkan, sejumlah pihak menyebut pemilu Gabon tidak transparan. 

Baca Juga: Kunjungi Gabon, Macron: Prancis Gak Akan Campur Tangan Lagi di Afrika

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya