Militer Rusia Makin Dekat, Moldova Perpanjang Keadaan Darurat

Moldova terus diliputi kekhawatiran serangan Rusia

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Moldova pada Kamis (28/7/2022) kembali memperpanjang keadaan darurat di negaranya. Hal itu dilakukan karena negara Eropa Timur itu khawatir dengan kemungkinan serangan pasukan Rusia dari wilayah pecahannya di Transnistria. 

Pekan lalu, Rusia telah menuding Moldova melarang pasukannya untuk melangsungkan rotasi personel di Transnistria. Pasalnya, Moldova sudah menangkap beberapa personel militer Rusia yang tiba di Bandara Chisinau untuk pergi ke wilayah pecahan di perbatasan Ukraina tersebut. 

1. Perpanjangan keadaan darurat akan digulirkan pada 8 Agustus

Perpanjangan keadaan darurat di Moldova ini disetujui oleh parlemen pada Kamis lalu dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina. Sementara, kebijakan ini akan digulirkan mulai 8 Agustus mendatang hingga 60 hari ke depan. 

Perdana Menteri Natalia Gavrilita mengungkapkan bahwa resiko yang dihadapi Moldova terkait energi dan keamanan di perbatasan negara masih terus berlanjut. Selain itu, negara pecahan Uni Soviet itu juga berniat mengatur arus pengungsi asal Ukraina. 

"Resiko yang dihadapi Moldova akibat peperangan di Ukraina masih tetap tinggi. Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan tambahan kekuatan untuk mengatasi beberapa masalah," paparnya, dikutip dari Reuters.

Pemerintah Moldova pertama kali menerapkan keadaan darurat yaitu dua hari setelah berlangsungnya invasi Rusia ke Ukraina. Kemudian, aturan itu diperpanjang pada April dan Juni tahun ini. 

Baca Juga: PM Moldova soal Pasukan Rusia di Perbatasan Negaranya: Kami Was-was!

2. Gavrilita akui khawatir akan kemungkinan serangan ke Moldova

Berdasarkan wawancara Gavrilita dengan CNN, ia mengaku sangat khawatir terhadap kemungkinan serangan Rusia ke negaranya. Pasalnya, agresi tentara Rusia di Ukraina semakin mendekati perbatasan Moldova dalam beberapa minggu terakhir. 

Pemimpin berusia 44 tahun itu juga mengkhawatirkan terkait adanya pasukan penjaga perdamaian Rusia yang ditempatkan di Transnistria. Ia mengaku bukan hanya Moldova yang khawatir akan serangan Rusia, tapi juga negara-negara kecil lainnya. 

Di sisi lain, Komisi Kesehatan Masyarakat Moldova pada hari yang sama juga merekomendasikan seluruh warga untuk kembali menggunakan masker di tempat umum, seperti pusat perbelanjaan, transportasi umum dan lainnya. Hal ini menanggapi naiknya kasus harian COVID-19, dilaporkan RFE/RL.

3. Ratusan teror bom telah menyebar di seluruh Moldova

Di samping ancaman dari Rusia, [emerintah Moldova dalam satu bulan terakhir juga tengah disibukkan dengan teror bom. Sejak 5 Juli lalu sudah lebih dari 50 ancaman bom lewat surat elektronik yang dikirim ke institusi negara. 

Sampai saat ini, tercatat sudah ada lebih dari 100 peringatan serupa yang dikirimkan untuk membom tempat tertentu, termasuk Bandara Internasional Chisinau. Di antara lokasi yang jadi target serangan adalah gedung parlemen, pemerintahan, Mahkamah Agung, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan gereja. 

Namun, semua teror bom tersebut ternyata hanyalah teror palsu yang sengaja disebar untuk menggoyahkan stabilitas negara. 

"Tentu saja kami tidak merasa aman berada di sini. Kami selalu khawatir dan berpikir bahwa apa yang akan terjadi nantinya," tutur seorang pensiunan bernama Vera yang tinggal di ibu kota Chisinau, dilansir dari Al Jazeera.

Vera juga memercayai bahwa ancaman bom di Moldova kemungkinan besar bersumber dari perang Ukraina. Hal itu karena perang telah mendorong negara kecil di tengah Ukraina dan Rumania itu berada di situasi yang sangat sulit. 

Baca Juga: Moldova Mau Blokir Tentara Rusia, Transnistria Ungkit Lagi Kemerdekaan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya