Negara Barat Khawatir Ekonomi Kosovo Hancur karena Larang Euro

Berdampak kepada etnis Serbia

Jakarta, IDN Times - Grup QUINT (Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, dan Italia), pada Minggu (28/1/2024), mendesak Kosovo agar menghentikan pemberlakuan euro sebagai mata uang tunggal di negaranya. Tindakan itu dikhawatirkan akan merugikan seluruh warga etnis Serbia di Kosovo. 

Dalam beberapa pekan terakhir, Serbia-Kosovo bersitegang terkait larangan penggunaan mata uang dinar Serbia di teritori Kosovo. Bahkan, Belgrade mengecam keras kebijakan tersebut dan berjanji akan melakukan apapun agar mata uang dinar tetap beredar di Kosovo. 

1. QUINT meminta perpanjangan transisi dari dinar ke euro

Negara-negara grup QUINT memperingatkan Kosovo bahwa kebijakan ini akan berdampak langsung kepada masyarakat Serbia. Mereka pun menyerukan Kosovo memperpanjang proses transisi dari mata uang dinar ke euro. 

"Kedubes Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat menyatakan regulasi terbaru dari Bank Sentral Kosovo yang diklaim akan mengurangi maraknya uang palsu dan menstabilkan finansial akan berdampak komunitas etnis Serbia," ungkapnya, dikutip Kossev

"Kebijakan ini akan berdampak langsung kepada kehidupan sehari-hari di wilayah yang didominasi etnis Serbia di Kosovo di mana selama ini selalu menerima pembayaran atau bantuan finansial dari Serbia," sambungnya. 

Dubes QUINT sudah menyerukan kepada Pristina untuk menangguhkan kebijakan ini yang rencananya akan dimulai pada 1 Februari 2024. Selain itu, masalah ini juga diminta didiskusikan dalam negosiasi perdamaian Serbia-Kosovo yang difasilitasi Uni Eropa (UE). 

Baca Juga: Kosovo Singkirkan Spanduk Propaganda Serbia-Rusia di Negaranya

2. Kurti minta QUINT hargai legalitas Bank Sentral Kosovo

Negara Barat Khawatir Ekonomi Kosovo Hancur karena Larang EuroPerdana Menteri Kosovo, Albin Kurti. (twitter.com/albinkurti)

Pada Jumat (26/1/2024), Perdana Menteri Albin Kurti meminta agar QUINT menghargai konstitusi dan legalitas, serta independensi institusi negaranya. Ia pun menekankan bahwa euro tetap akan menjadi mata uang tunggal yang beredar di Kosovo. 

"PM Kurti sudah menekankan pentingnya menghargai konstitusi dan legalitas di negara kami dengan secara menyeruluh dan di saat yang sama menghormati otoritas independen, dalam kasus ini Bank Sentral Kosovo," terang Kantor Perdana Menteri Kosovo, dilansir RFE/RL

Selain mendapat kritikan dari Serbia, sejumlah komunitas internasional juga menyatakan kritikan soal rencana penerapan mata uang tunggal di Kosovo. Pasalnya, semua transaksi dari Serbia juga akan terdampak kebijakan ini. 

3. Kurti tetap menolak pembentukan CSM di Kosovo

Negara Barat Khawatir Ekonomi Kosovo Hancur karena Larang EuroPerdana Menteri Kosovo, Albin Kurti. (twitter.com/albinkurti)

Pekan lalu, Kurti menyatakan UE adalah proyek politik penting bagi Kosovo dan proses sejarah dalam peningkatkan kebebasan dan kesejahteraan di Eropa sejak berakhirnya Perang Dunia II. 

"UE harus selalu dilindungi dan kami ingin terus berkontribusi kepada blok tersebut," terangnya, dilansir N1

Sementara, Kurti menyatakan bahwa etnis Serbia mendapatkan hak yang sama dengan warga Albania. Ia menyebut bahasa Serbia masuk dalam bahasa resmi meski jumlah penduduk Serbia hanya sebesar 4 persen dari total populasi. 

"Mereka malah ingin pembentukan Komunitas Munisipal Serbia (CSM) dengan pemerintahan tersendiri. Sistem ini tidak sesuai dengan konstitusi karena memiliki presiden tersendiri. Saya ingin membantu etnis Serbia, tetapi tidak dengan mendirikan Republika Srpska baru," ujarnya. 

Baca Juga: AS Desak Kosovo Berpikir Ulang soal Larangan Mata Uang Dinar

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya