Partai Sayap Kanan Tuduh Presiden Portugal sebagai Pengkhianat

Tolak berikan reparasi kolonialisme dan perbudakan

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Parlemen Portugal Andre Ventura, pada Rabu (15/5/2024), menyebut Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa sebagai pengkhianat negara. Tuduhan tersebut terkait dengan pengakuan kejahatan pada masa kolonial dan pemberian kompensasi bagi korban perbudakan. 

Pernyataan de Sousa tersebut mendapat sambutan baik dari sejumlah negara bekas jajahan Portugal. Mereka pun meminta diadakan kelanjutan perundingan atas tindak kejahatan di masa lalu, terutama soal perdagangan budak transatlantik dari Afrika ke Amerika. 

1. Diklaim akan berdampak buruk bagi generasi masa depan Portugal

Ventura yang memimpin Partai Chega menyebut bahwa rencana Presiden de Sousa untuk memberikan kompensasi kepada negara-negara bekas koloni akan berdampak besar bagi Portugal di masa yang akan datang. 

"Reparasi kepada negara-negara yang pernah dijajah Portugal akan meninggalkan jejak buruk bagi generasi berikutnya. Ini juga akan berdampak pada pemerintahan selanjutnya dan pemangku parlemen selanjutnya," tegasnya, dikutip SIC Noticias

Pekan lalu, Ventura sudah menuding pengkhianatan yang direncanakan oleh de Sousa kepada Portugal. Ia disebut lebih mementingkan kepentingan negara lain dibanding negaranya sendiri. 

"Presiden Portugal menarik diri dari kepentingan nasional negaranya sendiri dan berbalik mengutamakan kepentingan negara-negara lain. Saya meminta maaf kepada warga Portugal yang tidak merasa terdampak masalah ini," ungkapnya. 

Baca Juga: Israel Tolak Resolusi PBB soal Keanggotaan Palestina

2. Parlemen Portugal tolak dakwaan kepada Presiden de Sousa

Tak hanya memberikan tuduhan soal pengkhianatan, Partai Chega juga sudah mengajukan rencana dakwaan hukum kepada Presiden de Sousa atas pernyataan tersebut. Namun, mayoritas anggota Parlemen Portugal menyatakan penolakannya. 

Dilansir Reuters, semua partai, termasuk Partai Sosial Demokrat (PSD) mengatakan tidak akan mendukung rencana dari Chega. Tanpa dukungan dari partai di parlemen, maka proses hukum tidak dapat dilanjutkan. 

Anggota parlemen dari PSD, Regina Bastos menyampaikan bahwa masa lalu memang seharusnya ditinggalkan dan memprioritaskan apa yang bisa dilakukan pada saat ini. Ia menuduh Ventura hanya memanfaatkan kepentingan politiknya. 

Selain itu, anggota parlemen dari Blok Kiri, Joana Mortagua menekankan bahwa warga keturunan Afrika masih merasakan dampak buruk perdagangan translatlantik dan kolonialisme, yang jadi akar dari rasisme. 

3. Menlu Portugal sebut tidak ada program untuk memberikan reparasi

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, mengatakan bahwa pemerintah tidak akan melanjutkan program reparasi kepada bekas koloni, tapi akan mengucapkan permintaan maaf. 

"Memang tidak akan cukup bagi pemerintah baru untuk mengikuti dan sama persis dengan pandangan pemerintahan sebelumnya. Maka, tidak ada program untuk memperbaiki negara lain yang pernah dijajah Portugal," terangnya. 

Ia menambahkan bahwa Portugal tidak takut akan sejarahnya dan akan terus memperjuangkan dalam mengungkapkan kebenaran, termasuk dengan mengucapkan permintaan maaf. 

"Portugal akan terus menghargai kemerdekaan negara lain yang pernah dijajah Portugal dan menekankan hubungan dengan negara-negara tersebut setara," sambungnya.  

Baca Juga: Pejabat AS Keturunan Yahudi Resign, Protes Dukungan Biden ke Israel 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya