Pensiunan Militer Guatemala Serbu Gedung Kongres

Tuntut pengesahan hukum pemberian kompensasi eks militer

Jakarta, IDN Times - Ratusan eks personel militer Guatemala pada Selasa (19/10/2021) melakukan aksi demonstrasi dan bahkan menerobos masuk ke dalam Gedung Kongres. Aksi protes ini dilatarbelakangi belum dibayarnya kompensasi jasa mereka ketika berlangsungnya Perang Sipil Guatemala. 

Pemerintah Guatemala sebelumnya sudah memberikan kompensasi perang kepada para korban perang sipil, termasuk janda dan anak yatim piatu. Namun, pemerintah setempat diketahui belum membayar kompensasi kepada mantan militer lantaran tidak ada dalam legislasi.  

1. Demonstran memasuki area parkir Gedung Kongres

Para demonstran yang merupakan eks militer berhasil mendobrak masuk ke area lapangan parkir Gedung Kongres di Guatemala City. Bahkan, sejumlah demonstran juga berhasil masuk ke dalam area perkantoran dengan membawa sejumlah senjata. 

"Situasi saat itu benar-benar rumit, karena kami seperti ditahan di dalam Gedung Kongres" ungkap Menteri Energi dan Pertambangan, Alberto Pimentel. 

Sementara itu, Deputi Luis Fernando Pineda sampai meminta pertolongan melalui sosial medianya dan mengungkapkan bila eks militer sudah masuk ke dalam gedung dengan menggunakan machete, atau senjata tajam. Pendemo juga merusak gerbang utama menuju ke sejumlah fasilitas Gedung Kongres Guatemala. 

Pineda juga mengungkapkan jika eks militer menghancurkan sejumlah kendaraan dan membakar gedung. Bahkan, puluhan anggota keamanan Kongres sudah mencoba menghalangi pendemo dengan batang kayu, dilansir dari El Pais

2. Polisi berhasil mengamankan situasi di dalam Gedung Kongres

Baca Juga: Polisi Guatemala Selamatkan 126 Migran dalam Peti Kemas

Pada Selasa sore, aparat kepolisian anti huru-hara sudah tiba di dalam gedung dan menyemprotkan gas air mata ke arah massa. Kericuhan tersebut mengakibatkan setidaknya lima orang mengalami luka ringan. 

Kepolisian juga sudah membantu mengevakuasi puluhan pekerja dan anggota Kongres yang terjebal di dalam gedung. Namun aparat keamanan harus mencari jalan khusus untuk mengeluarkan korban lantaran hampir seluruh gedung dikepung oleh sekelompok pensiunan militer. 

Di sisi lain, para mantan personel militer sudah melakukan aksi demonstrasi sejak dua minggu terakhir di hampir seluruh penjuru Guatemala. Mayoritas aksi yang dilakukan veteran militer dengan memblokir sejumlah jalan utama, dikutip dari DW.  

3. Militer Guatemala disebut melakukan aksi pelanggaran HAM

Dilaporkan dari France24, mantan tentara melakukan aksi protes lantaran pihak Kongres menolak mengesahkan hukum untuk memberikan kompensasi kepada pensiunan tentara. Sesuai undang-undang tersebut kompensasi sebesar 15 ribu dolar AS atau Rp212 juta bagi setiap pensiunan tentara yang terlibat dalam perang sipil. 

Perang Sipil Guatemala yang merupakan konflik antara Pemerintah Guatemala dengan gerilya sayap kiri Unidad Revolucionaria Nacional Guatemalteca (URNG) telah berlangsung selama 36 tahun dan baru berakhir pada 29 Desember 1996. 

Konflik internal di negara Amerika Tengah itu bahkan menyebabkan setidaknya 250 ribu orang tewas dan hilang. Namun, diketahui 90 persen kasus kematian dan hilangnya korban disebabkan aksi para anggota militer, dikutip dari Market Research Telecast

Undang-undang pemberian kompensasi kepada pensiunan militer ini sudah diusulkan oleh Felipe Alejos sejak 2019 lalu. Bahkan Presiden Alejandro Giammattei sudah menjanjikan peresmian hukuma ini saat melakoni kampanye politiknya di tahun 2019 lalu. 

Baca Juga: Sampah di Sungai Motagua: Honduras Salahkan Guatemala

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya