Peru Mulai Vaksinasi COVID-19 dengan Sinopharm

Presiden Peru jadi orang pertama yang disuntik vaksin

Lima, IDN Times - Pemerintah Peru sudah memulai program vaksinasi massal di negaranya sejak hari Selasa (09/02/2021). Bahkan untuk memastikan keamanannya Presiden Peru, Francisco Sagasti menjadi orang pertama yang mendapat suntikan vaksin Sinopharm asal Tiongkok. 

Sebelumnya pasokan pertama vaksin pabrikan Tiongkok tersebut baru saja tiba di negara Amerika Selatan tersebut pada hari Minggu (07/02). 

1. Peru mulai program vaksinasi dengan vaksin Sinopharm

Pada Selasa (09/02) Pemerintah Peru mulai melaksanakan program vaksinasi massal di negaranya yang diutamakan bagi tenaga kesehatan. Setelah pada Minggu (07/02) sebanyak 300 ribu dosis vaksin Sinopharm yang sudah dipesan dari Tiongkok tiba di negara Amerika Selatan tersebut, dilansir dari Gestion.

Selanjutnya pada tanggal 13 Februari nanti Peru juga akan mendapatkan lanjutan kiriman 700 ribu dosis vaksin Sinopharm, sehingga melengkapi 1 juta dosis pengiriman tahap pertama. Sejak Desember lalu, Peru sudah menyetujui pembelian sebanyak 38 juta dosis vaksin Sinopharm yang hendak dikirimkan secara bertahap sepanjang tahun 2021 ini. 

Di samping membeli vaksin Sinopharm, Peru juga sudah menyetujui pembelian vaksin Pfizer/BioNTech sebanyak 20 juta dosis yang diperkirakan akan datang pada bulan Maret-April. Serta sudah menandatangani pembelian vaksin AstraZeneca sebanyak 14 juta dosis, dilaporkan dari El Pais

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik, Peru Kembali Lockdown

2. Mayoritas warga Peru mengaku tidak ingin divaksinasi

Peru Mulai Vaksinasi COVID-19 dengan SinopharmProses vaksinasi COVID-19 di Peru. twitter.com/presidenciaperu/

Presiden Peru, Francisco Sagasti menjadi orang pertama yang mendapat suntikan vaksin untuk memastikan keamanan vaksin Sinopharm pada hari Selasa (08/02). Pada proses vaksinasi yang dilakukan di RS Militer tersebut, ia juga mengatakan agar masyarakatnya tidak takut untuk divaksinasi, 

"Jangan takut dengan vaksin. Ini merupakan perlindungan terbaik dalam melawan penyakit ini. Hari ini saya divaksinasi tanpa adanya rasa takut"

Hal ini dilakukan lantaran banyaknya masyarakat yang menolak untuk divaksinasi. Menurut data dari Ipsos Peru yang dikeluarkan Januari lalu menyebutkan jika sebanyak 48 persen warga Peru tidak ingin divaksinasi karena efek samping yang ditimbulkan dari vaksin COVID-19 tersebut, dikutip dari El Pais

3. Memperpanjang aturan lockdown selama 2 minggu kedepan

Peru Mulai Vaksinasi COVID-19 dengan SinopharmSuasana kawasan Miraflores, Lima saat lockdown. instagram.com/hippie.backpacker/

Mengutip dari Infobae, pada hari Rabu (10/02) Pemerintah Peru memutuskan untuk memperpanjang kebijakan lockdown pada 32 provinsi termasuk Ibukota Lima. Pemberlakuan ini akan dilaksanakan mulai Senin (15/02) selama dua minggu lamanya dan berakhir pada akhir bulan Februari. 

Maka selama dua minggu kedepan, tempat umum seperti pusat perbelanjaan, restoran dan lainnya diharuskan tutup. Sementara pelayanan kesehatan seperti apotek, bank dan toko kebutuhan pokok tetap buka.

Menteri Perekonomian Peru, Waldo Mendoza juga menambahkan apabila pemerintah akan memberikan santunan bagi pengusaha kecil dan menengah yang terdampak perpanjangan kebijakan lockdown ini sebesar 2 Miliar soles atau sebesar 555 juta dolar AS. 

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik, Peru Kembali Lockdown

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya