Polandia Sebut Rusia Ingin Rusak Rantai Pangan Dunia

Relasi Polandia-Rusia makin panas

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau, pada Senin (17/7/2023), mengecam aksi Rusia yang secara sepihak keluar dari perjanjian pengiriman gandum dengan Ukraina. Ia menyebut bahwa aksi itu sebagai langkah untuk merusak rantai pasokan pangan dunia. 

Keputusan mundurnya Rusia dari perjanjian tersebut setelah insiden di jembatan Krimea untuk kedua kalinya pada Senin. Moskow menuding Kiev ada di balik serangan tersebut dan mengklaim berhasil menembak jatuh puluhan drone milik Ukraina. 

1. Keputusan Rusia akan berdampak pada negara miskin

Rau mengemukakan tudingan tersebut dalam sidang Dewan Keamanan PBB kemarin. Ia menyebut tindakan Rusia akan berdampak pada terhambatnya pasokan gandum ke negara-negara miskin, terutama di Afrika dan Asia. 

"Rusia memutuskan untuk memanaskan perang imperialnya melawan Ukraina dengan memperkenalkan agresi ekonominya terhadap negara-negara yang sangat membutuhkan dan rawan, seperti di Global South," terang Rau, dikutip The First News.

Menlu Polandia itu menambahkan, seluruh inisiatif perdamaian harus didasarkan pada kondisi yang adil dan berdasarkan pada prinsip fundamental hukum internasional. 

"Biarkan kami ingat bahwa semua upaya untuk mendamaikan Ukraina harus melalui usulan yang sesuai, karena sebuah upaya tidak adil akan memperpanjang situasi instabilitas dan justru mengundang agresi selanjutnya. Satu-satunya solusi perdamaian harus didasarkan pada Piagam PBB dan prinsip integritas teritorial," sambungnya. 

Baca Juga: Rusia Tangguhkan Kesepakatan Pangan dengan Ukraina

2. Rusia undur diri dari perjanjian pengiriman gandum dengan Ukraina

Polandia Sebut Rusia Ingin Rusak Rantai Pangan Duniailustrasi bendera Rusia (unsplash.com/@sampowl)

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Rusia tidak akan memperpanjang perjanjian pengiriman gandum. Ia menegaskan bahwa Rusia akan meninggalkan perjanjian tersebut. 

"Untuk sementara Rusia menyatakan keberatannya karena dalam perjanjian tersebut kami justru kesulitan melakukan ekspor pangan ke negara lain," kata Peskov, dikutip CNN

"Kami membuka pintu untuk mengembalikan perjanjian pengiriman gandum ini di kemudian hari. Rusia pasti akan mengikuti kembali perjanjian tersebut setelah semuanya diselesaikan," sambungnya. 

Sepanjang akhir pekan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa tujuan utama perjanjian yang dimediasi Turki itu untuk mengirim gandum ke negara yang membutuhkan. Namun, Rusia keberatan karena kesulitan mengekspor produk pangannya. 

3. Polandia akan balas penutupan Konjen di Rusia

Kepala Kantor Kepresidenan Polandia Marcin Przydacz, pada Senin, mengungkapkan kemungkinan kebijakan balasan kepada Rusia terkait penutupan Kantor Konsulat Jenderal Polandia di Smolensk. 

"Prinsip praktik pemberlakuan kebijakan balasan adalah hal yang utama dalam hubungan antarnegara. Polandia kemungkinan akan memberlakukan tindakan serupa kepada Rusia," ungkap Przydacz. 

Meski begitu, ia menekankan bahwa tidak ada rencana untuk memanggil Duta Besar Polandia di Moskow atas sikap Rusia ini. 

Pekan lalu, Rusia memutuskan penutupan Konjen Polandia Smolensk mulai 31 Agustus mendatang. Kantor tersebut sudah dibuka pada 2011 dan memberi layanan warga Polandia, serta sebagai penghubung bilateral kedua negara.

Baca Juga: Pesawat Tabrak Hanggar di Polandia, 5 Orang Tewas

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya