Polisi Haiti Tembak Foto Jurnalis yang Liput Demo Pekerja

Pembunuhan kepada jurnalis kembali terjadi di Haiti

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Haiti pada Rabu (23/2/2022) telah menembakkan peluru ke arah pendemo di saat terjadinya demonstrasi besar-besaran oleh pekerja tekstil. Bahkan, hal ini mengakibatkan tewasnya seorang foto jurnalis yang tengah meliput peristiwa tersebut. 

Sebelum kejadian ini, dua jurnalis asal Haiti sudah ditembak mati oleh anggota geng kriminal Baz Ti Makak di selatan Port-au-Prince. Hal ini menambah rekor buruk tewasnya jurnalis akibat kekerasan di Haiti dalam beberapa tahun terakhir. 

1. Polisi menembakkan peluru ke arah jurnalis yang tengah bertugas

Seorang foto jurnalis yang tewas ditembak aparat kepolisian diketahui bernama Lazard Maxihen. Padahal kala itu, jurnalis Rois des Infos itu tengah melakukan peliputan kondisi terkini demonstrasi pekerja tekstil di Haiti yang menuntut kenaikan upah mereka. 

"Apa yang terjadi hari ini merupakan kasus kekerasan terburuk kepada pers yang sedang melakukan tugasnya untuk meliput demonstrasi damai pekerja tekstil yang memang memiliki hak untuk protes" ungkap Direktur Rois des Infos, Omeus Romane. 

Peristiwa penembakan ini terjadi ketika aparat kepolisian mulai menembakkan peluru ke arah pendemo di Port-au-Prince. Di samping Lazard, dua jurnalis lainnya juga terluka akibat terkena tembakan ini. 

Lazard dikenal telah sebagai jurnalis yang khusus membuat konten di YouTube dan Facebook media Rois des Infos. Berdasarkan foto yang diposting di Facebook diketahui ia tengah menggunakan perlengkapan pers di saat terjadinya serangan, dilansir CPJ

2. PM Henry ikut mengecam pembunuhan kepada Lazard

Baca Juga: Kepala JPU Haiti Undang PM Haiti soal Kasus Pembunuhan Moise

Perdana Menteri Ariel Henry ikut mengecam aksi kekerasan yang mengakibatkan tewasnya Lazard dan mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga jurnalis tersebut. Kendati demikian, aparat kepolisian tidak memberikan komentar apapun terkait tewasnya Lazard.

Sebelum kasus pembunuhan, Kepolisian Haiti sudah menembakkan gas air mata kepada para pendemo yang melemparkan batu ke arah polisi. Selain itu, pendemo juga sudah memblokir jalan akses menuju ke Bandara Toussaint Louverture, dikutip Telesur

Lazard merupakan jurnalis ketiga yang dibunuh saat ketika sedang menjalankan tugasnya untuk melakukan peliputan di tahun ini. Pada Januari lalu, John Wesley Amady dan Wilguens Louis-Saint ditembak mati oleh geng kriminal di Port-au-Prince. 

3. Demo pekerja tekstil sudah berlangsung hampir dua minggu

Demonstrasi pekerja tekstil ini sudah berlangsung sejak awal Februari ini, di mana pada awal protes terjadi penutupan pabrik di kawasan industri. Hal ini disebabkan upah yang sangat minim lantaran para pekerja hanya dibayar 500 gourdes (Rp69.254) untuk sembilan bekerja dalam satu hari. 

PM Henry sudah mengumumkan kenaikan upah minimum pada hari Minggu lalu untuk menyudahi protes. Namun, kenaikan upah yang hanya sebesar 185 gourdes (Rp25.622) justru membuat marah para pekerja tekstil. 

Menurut keterangan dari salah seorang pekerja bernama Jean Wilkens Pierre (39) mengatakan bahwa upah itu hanya mencukupi untuk biaya makanan dan transportasi di saat Haiti dilanda inflasi. Ia mengungkapkan akan menerima upah minimum jika jumlahnya mencapai 1.500 gourdes (Rp207.709), dilaporkan Associated Press

Baca Juga: PM Haiti Nyaris Jadi Korban Pembunuhan Saat Tahun Baru

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya