Kepala JPU Haiti Undang PM Haiti soal Kasus Pembunuhan Moise

PM Haiti belum berkomentar terkait undangan tersebut

Jakarta, IDN Times - Kepala Jaksa Penuntut Umum di Haiti mengundang Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, pada hari Jumat (10/9/2021) waktu setempat terkait kasus pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise. Perdana Menteri Haiti masih belum memberikan komentar terkait undangan tersebut.

1. Dalam undangan tersebut hanya diminta bekerja sama dalam kasus ini 

Dilansir dari Aljazeera.com, Kepala Jaksa Penuntut Umum mengundang Ariel Henry
untuk bertemu dengannya pada pekan depan untuk menjelaskan alasan dia berbicara dengan salah satu tersangka utama dalam pembunuhan terhadap Presiden Haiti.

Sebuah surat yang dikirim oleh jaksa, Bed-Ford Claude, kepada Henry mengatakan hanya seorang Presiden yang dapat mengizinkan pemanggilan resmi kepada seseorang yang selevel dengannya, tetapi Haiti saat ini memiliki kekosongan jabatan Presiden.

Sebaliknya, dia justru diundang untuk hadir dan bekerja sama dalam kasus ini.

Sidang di Pengadilan Tingkat Pertama Port-au-Prince akan berlangsung pada Selasa (14/9/2021) ini pada pukul 10 pagi waktu setempat.

Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Kepala Jaksa Penuntut Umum akan berterima kasih jika bisa hadir untuk bekerja sama dengan keadilan Haiti jika menginginkannya, dengan mempertimbangkan pembatasan yang diberikan status sebagai seorang pejabat negara senior.

Henry sendiri belum memberikan komentar terkait undangan tersebut.

Sebelumnya, pihak penyelidik setempat mengatakan mantan pejabat Kementerian Kehakiman Haiti, Joseph Felix Badio, kemungkinan telah memerintahkan peristiwa itu.

2. Mantan tentara Kolombia ungkap adanya penyiksaan usai ditangkap terkait kasus pembunuhan Presiden Haiti 

Dalam waktu yang bersamaan, mantan tentara Kolombia yang ditangkap di Haiti dalam kasus pembunuhan Presiden Haiti menuduh pihak berwenang Haiti telah melakukan penyiksaan, dengan mengatakan telah dibakar, ditikam, hingga dipukul di kepala menggunakan palu.

Rincian dugaan penyiksaan tercantum dalam surat tanggal (6/9/2021) lalu yang ditujukan kepada Presiden Kolombia dan pejabat tinggi lainnya serta Pengadilan HAM Inter-Amerika dan Komite Internasional Palang Merah.

Surat tersebut telah ditandatangani oleh 18 mantan tentara yang ditangkap dalam pembunuhan tersebut.

Surat tersebut menjelaskan para tentara menuduh petugas polisi Haiti telah menembaki mereka dengan senjata ampuh ketika mereka mencoba menyerahkan diri dengan tangan terangkat hanya beberapa jam setelah Moise terbunuh.

Beberapa hari setelah pembunuhan itu, Presiden Kolombia, Ivan Duque, mengatakan mayoritas mantan tentara yang ditangkap ditipu dan mengira mereka pergi ke Haiti untuk misi yang sah guna memberikan perlindungan.

Dia mengatakan hanya sekelompok kecil dari mereka yang tahu itu adalah operasi kriminal.

Pihak berwenang Haiti telah menahan lebih dari 40 tersangka dalam kasus pembunuhan Moise.

Sementara itu, panitera pengadilan yang menyelidiki kasus tersebut bersembunyi setelah diancam akan dibunuh jika mereka tidak mengubah nama dan pernyataan tertentu dalam laporan mereka.

Selain itu, seorang hakim Haiti yang ditugaskan untuk mengawasi penyelidikan mengundurkan diri bulan Agustus 2021 lalu dengan alasan pribadi.

Dia mengambil keputusan tersebut setelah salah satu asistennya meninggal dalam keadaan yang tidak jelas.

Seorang hakim baru telah ditetapkan, tetapi mantan tentara Kolombia itu belum muncul di pengadilan.

Baca Juga: Chile: Imigran Haiti Protes Kasus Penembakan oleh Polisi

3. Peristiwa pembunuhan Presiden Haiti terjadi bulan Juli 2021 lalu 

Pada tanggal (7/7/2021) lalu, Moise ditembak mati di dalam rumahnya di lingkungan Pelerin 5, di perbukitan di atas Port-au-Prince, ibu kota Haiti.

Polisi mengatakan pembunuhan itu terjadi pada pukul 01:00 waktu setempat di tanggal tersebut dan Moise diketahui telah ditembak sebanyak 12 kali serta mengalami luka tembak di dahi dan beberapa di badan.

Dia meninggal di tempat kejadian dan ditemukan tergeletak di lantai di bagian punggungnya, bajunya berlumuran darah.

Ibu Negara, Martine Moise, juga tertembak namun hanya mengalami luka dan diterbangkan ke Florida, Amerika Serikat saat itu.

Kepolisian Haiti mengatakan sekelompok tentara bayaran asing, yang terdiri dari 26 warga Kolombia dan 2 warga Amerika Serikat-Haiti, merupakan kelompok yang melakukan pembunuhan itu.

Mereka juga telah menangkap seorang pria Haiti yang mereka curigai memainkan peran kunci dalam mengorganisir serangan itu.

Tetapi baik garis waktu yang diberikan oleh polisi setempat untuk pembunuhan itu dan siapa yang telah menarik pelatuknya masih dipertanyakan.

Politisi oposisi Haiti, Steven Benoit, mengatakan bahwa dia yakin Moise telah dibunuh oleh agen keamanannya.

Pada bulan Agustus 2021 lalu, Menteri Kehakiman dan Keamanan Publik Haiti, Rockefeller Vincent, mengatakan kementeriannya akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan para hakim serta bukti di ruang sidang.

Kepala detail keamanan Moise termasuk di antara mereka yang ditahan sehubungan dengan plot yang diduga diorganisir oleh sekelompok orang Haiti yang memiliki hubungan dengan agen asing.

Baca Juga: 304 Orang Tewas dan 1.800 Orang Terluka Akibat Gempa Haiti 

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya