Polisi Simpatisan Bolsonaro Bunuh Politikus Oposisi saat Ulang Tahun

Pelaku dan korban tewas di tempat

Jakarta, IDN Times - Seorang polisi simpatisan Presiden Jair Bolsonaro menembak mati anggota Partai Pekerja (PT), Marcelo Arruda pada Sabtu (9/7/2022). Padahal, PT dikenal sebagai partai yang mengusung pesaing utama Bolsonaro pada pilpres Oktober mendatang, yaitu mantan Presiden Lula da Silva. 

Jelang pemilihan presiden di Brasil yang hanya tersisa tiga bulan, ketegangan antara Lula da Silva dan Bolsonaro terus meningkat. Bahkan, calon presiden sayap kiri dan kanan itu tak jarang saling tuding dan menjatuhkan satu sama lain.  

1. Serangan dilakukan ketika perayaan ulang tahun ke-50

Tragedi penembakan yang menyasar Marcelo Arruda ini terjadi di tengah acara pesta ulang tahunnya yang ke-50 tahun pada Sabtu. Pesta itu diselenggarakan di Foz do Iguaçu, kota perbatasan Brasil-Paraguay yang masuk wilayah administrasi negara bagian Parana. 

Insiden penembakan ini terjadi setelah terduga pelaku datang ke acara pesta pribadi itu, dengan menodongkan senjatanya sembari menyanyikan slogan dukungan kepada Bolsonaro. Setelah menimbulkan kekacauan, ia pergi meninggalkan lokasi kejadian. 

Namun, kejadian buruk pun tiba 20 menit kemudian, usai pelaku menembakkan peluru ke arah Arruda. Akan tetapi, anggota partai sayap kiri itu rupanya membawa senjata dan menembak balik ke arah pelaku hingga membuat keduanya tewas di tempat, dilaporkan dari Reuters

Sementara, pelaku penembakan yang bernama Jorge Jose da Rocha Guaranho dikenal sebagai polisi yang menjaga tahanan di wilayah tersebut. Selain itu, ia juga dikenal sebagai simpatisan Bolsonaro.

Baca Juga: Presiden Jair Bolsonaro Dapat Status Penduduk di Kota Italia

2. PT dan Lula mengecam aksi penembakan pada Arruda

Menanggapi insiden ini, PT memberikan pesan khusus di media sosial dan menentang segala bentuk kekerasan yang merusak politik Brasil. 

"Cukup atas kasus kekerasan! Cukup untuk kerusakan! Ini saatnya untuk merekonstruksi dan mentransformasi Brasil dan hubungan antar warga Brasil! Mari kita menangis dan mengubur saudara kita yang gugur akibat kekerasan politik. Ini harus dihentikan," demikian keterangan PT. 

Dikutip El Pais, Lula juga ikut mengecam tragedi ini dan berkata, "seseorang yang tidak toleran mengancam dan menembak Arruda. Ia mempertahankan diri dan mencegah tragedi yang lebih besar. Dua keluarga kehilangan orang tua, anak-anak menjadi yatim, termasuk keluarga pelaku".

Sementara itu, Arruda dikenal sebagai sosok yang cukup tersohor di Foz do Iguaçu dan anggota politik lokal dari PT. Ia dikenal lantaran sempat menjai kandidat wakil wali kota pada pemilihan kepala daerah pada 2020 silam. 

3. Insiden kekerasan terjadi menjelang pilpres Brasil

Sebelum kejadian ini, seorang pria di Rio de Janeiro pada Kamis lalu ditahan setelah melemparkan alat peledak di kerumunan. Padahal, kerumunan simpatisan PT tersebut tengah menanti kehadiran calon presiden Luis Inácio Lula da Silva. 

Akibat kejadian ini, kandidat presiden diharuskan mengenakan rompi antipeluru untuk pertama kalinya dalam acara kampanye terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa masih maraknya aksi kekerasan menjelang pilpres di Brasil pada 2 Oktober mendatang, dilaporkan dari Telesur

Dilansir New York Post, Bolsonaro juga menyatakan bahwa ia kemungkinan tidak akan menerima kekalahan dalam pilpres mendatang. Bahkan, ia menyebut ini berkaitan dengan dugaan kecurangan dalam alat pemungutan suara elektronik. 

Meskipun demikian, presiden sayap kanan itu melalui cuitan Twitter-nya mengecam aksi penembakan kepada Arruda dan menolak dukungan kepada praktik kekerasan dalam menghadapi lawan politiknya. 

Baca Juga: Profil Jair Bolsonaro, Presiden Brasil Ahli Terjun Payung dan Menyelam

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya