Presiden Belarus Akui Nuklir Rusia Sudah Siaga di Negaranya

Berfungsi sebagai pertahanan diri Belarus dari NATO

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus Alexander Lukashenko, pada Senin (25/12/2023), mengatakan bahwa pengiriman senjata nuklir taktis Rusia ke negaranya sudah selesai dilakukan dalam beberapa bulan terakhir. 

Selain masalah senjata nuklir, kerja sama Belarus dan Rusia terus menimbulkan kekhawatiran bagi negara tetangganya, Polandia, dan negara Baltik. Puncak ketegangan sempat terjadi ketika Belarus mempersilakan masuknya tentara swasta Wagner ke negaranya. 

Polandia, Latvia, dan Lithuania menyebut bahwa pasukan itu sengaja diterjunkan ke Belarus untuk memicu instabilitas. Dalam beberapa bulan lalu, ratusan migran asal Timur Tengah kembali membanjiri Belarus untuk masuk ke negara-negara anggota Uni Eropa (UE). 

1. Lukashenko sebut senjata nuklir Rusia dalam kondisi baik

Presiden Belarus Akui Nuklir Rusia Sudah Siaga di NegaranyaPresiden Belarus, Alexander Lukashenko saat berkunjung ke pangkalan militer Obuz-Lesnovsky. (president.gov.by)

Lukashenko menyampaikan, semua senjata nuklir Rusia yang sudah disepakati sebelumnya telah tiba di Belarus. Ia pun masih belum tahu kapan latihan militer selanjutnya dilangsungkan di negaranya. 

"Pengiriman ini sudah berlangsung sejak lama. Saya sudah berbicara tentang ini ketika pengiriman sudah selesai dilakukan pada September, atau Oktober. Pengiriman terakhir diperkirakan pada bulan Oktober. Semua senjata tersebut berada dalam kondisi yang baik," terangnya, dikutip Belta.

"Ketika kami ditanya kapan latihan militer selanjutnya dilangsungkan, kami masih belajar sesuatu setiap harinya. Bahkan, mantan pasukan Wagner harus tinggal di Belarus dengan kami agar membantu dalam melatih tentara dan memberikan pengalamannya selama di medan perang," sambungnya. 

Lukashenko sempat mengklaim senjata nuklir taktis jarak pendek tersebut ditempatkan di wilayahnya untuk menghindari ancaman serangan serta provokasi dari Polandia dan NATO

Baca Juga: Rusia Lebih Pede Hadapi Perang di Ukraina Tahun Depan

2. Kecam pernyataan soal ancaman Rusia menyerang NATO

Pada saat yang sama, Lukashenko menampik klaim dari Perwakilan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell soal rencana Rusia melancarkan serangan kepada NATO apabila memasukkan Ukraina sebagai anggotanya.

"Ini adalah komentar yang tidak masuk akal. Orang ini (Borrell) telah meninggalkan akalnya. Dia tidak memiliki keahlian dalam politik. Jika dia pintar, dia akan berpikir banyak terkait dengan Rusia. Kenapa kami harus mencari masalah baru? Semua orang akan berpikir begitu," ungkap Lukashenko. 

"Apakah kami menginginkan perang baru? Kami ingin mengakhiri satu perang di Ukraina, terutama saat ini situasi begitu baik di tangan kami dan bagi mereka terdapat kesempatan untuk mempertahankan Ukraina. Sata melihat seperti itu," tambahnya. 

3. Lukashenko sebut Ukraina akan kolaps jika terus berperang

Presiden Belarus Akui Nuklir Rusia Sudah Siaga di Negaranyaproses pembangunan tembok perbatasan Ukraina-Belarus (twitter.com/Gerashchenko_en)

Dalam kunjungannya ke Rusia untuk menghadiri KTT Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), Lukashenko mengklaim Ukraina harus segera menghentikan aksinya. Ia pun menyebut Kiev akan kolaps jika perang terus dilanjutkan hingga 2024. 

"Saya pikir terdapat sebuah kesempatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Kami akan terus bekerja dengan mereka, sehingga mereka akhirnya paham bahwa ini adalah satu-satunya jalan keluar," ungkapnya, dilansir Ukrainska Pravda.

"Apabila mereka tidak menggunakan kesempatan ini, maka mereka akan kolaps. Sudah banyak tekanan saat ini. Anda harus melihat dari pernyataan konferensi pers Presiden Volodymyr Zelenskyy bahwa ia mulai sadar dan paham," terangnya. 

Baca Juga: Menhan Ukraina: Wajib Militer Bukan Hukuman bagi Warga Sipil

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya