Rusia Lebih Pede Hadapi Perang di Ukraina Tahun Depan

Ukraina gagal dapat pendanaan besar dari AS dan UE

Jakarta, IDN Times – Presiden Rusia Vladimir Putin berkomitmen menghabiskan dana sebesar 157 miliar dolar AS (Rp2,4 kuadriliun) untuk memerangi Ukraina tahun depan. Anggaran itu menjadi rekor pengeluaran tertinggi sejak Perang Dingin.

Di sisi lain, Presiden Volodymyr Zelenskyy telah gagal mendapatkan pendanaan 61,4 miliar dolar AS (Rp950 triliun) dari Washington dan 76,6 miliar dolar AS (Rp1,1 kuadriliun) dari Uni Eropa (UE).

Pergerakan Rusia selama akhir tahun dianggap berhasil memporak-porandakan pertahanan Ukraina, meski dilaporkan ada sejumlah jenderal yang gugur di medan perang. Rusia pun disebut lebih yakin meneruskan perangnya daripada Ukraina.

“Secara praktis, di sepanjang garis kontak, angkatan bersenjata kita meningkatkan posisinya. Hampir semua negara berada dalam tahap aksi yang aktif,” kata Putin dalam konferensi pers tahunannya di akhir tahun di International Trade Center di Moskow pada pertengahan Desember, dikutip dari New York Times.

1. Ukraina harapkan pendanaan dari AS dan UE segera cair

Rusia Lebih Pede Hadapi Perang di Ukraina Tahun DepanIlustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)

Tiga hari setelah konferensi pers, ia mengatakan pada pertemuan Partai Rusia Bersatu bahwa Rusia akan menjadi negara yang berdaulat dan mandiri. Putin kembali menegaskan tujuan perang di Ukraina, yaitu denazifikasi dan demiliterisasi.

Sebaliknya, pada 19 Desember, Zelenskyy mengajukan pertanyaan tentang mengapa anggota Kongres dari Partai Republik di Washington dan Hungaria yang di UE menghalangi proses politik persetujuan bantuan militer.

“Saya yakin AS tidak akan mengecewakan kami dan apa yang telah kami sepakati dengan AS akan dilaksanakan sepenuhnya,” katanya.

“Mengenai dana 50 miliar euro (dari UE), saya yakin bahwa keputusan akan diambil dalam waktu dekat ketika mereka bertemu. Hal ini telah diatur sedemikian rupa sehingga terdapat mekanisme lain yang diterapkan untuk memastikan bahwa Ukraina menerima 50 miliar ini,” tambahnya.

Baca Juga: Ukraina Akan Mobilisasi 500 Ribu Laki-laki untuk Perangi Rusia

2. Militer Ukraina merasa ikuti misi bunuh diri

Rusia Lebih Pede Hadapi Perang di Ukraina Tahun Depanilustrasi (Unsplash.com/Serhii Bondarchuk)

Tekad Putin dituangkan dalam surat kabar Bild, di mana sumber Rusia yang tidak disebutkan namanya menggambarkan rencana untuk menguasai wilayah yang tersisa di wilayah Luhansk dan Donetsk dan merebut sebagian besar Kharkiv pada akhir 2024. Jika rencananya berhasil, Rusia akan mencapai kemajuan besar.

Sumber tersebut menjelaskan rencana tahap kedua untuk menguasai sebagian besar wilayah Zaporizhia dan Dnipropetrovsk dan memperluas jangkauannya hingga kota Kharkiv pada akhir 2025 dan 2026.

Jauh dari konferensi pers, perang yang kini sebagian besar tertutup media justru terjadi dengan kejam dan memakan banyak korban jiwa. Marinir Ukraina, yang ikut serta dalam operasi melintasi sungai Dnipro di Kherson, mengatakan bahwa mereka dipaksa untuk mengikuti misi bunuh diri. 

Mereka menggambarkan tingginya angka korban dan penembakan yang begitu hebat dari posisi Rusia, sehingga mereka tidak dapat menemukan mayat rekan-rekan mereka di perairan dangkal Tepi Kiri selama dua bulan. Mereka juga tidak mampu mengangkut korban luka kembali ke markas di seberang sungai.

“Tidak ada posisi. Tidak ada yang namanya pos atau posisi pengamatan. Tidak mungkin mendapatkan pijakan di sana. Tidak mungkin memindahkan peralatan ke sana. Ini bahkan bukan perjuangan untuk bertahan hidup. Ini adalah misi bunuh diri," kata salah satu tentara. 

3. Rusia dilaporkan mengalami kekalahan

Rusia Lebih Pede Hadapi Perang di Ukraina Tahun DepanTentara Garda Nasional Ukraina mengambil posisi di pusat kota Kyiv, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, Jumat (25/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich.

Ukraina diyakini berhasil menempatkan pasukan kecil sebanyak 200 hingga 300 tentara di Tepi Kiri selama dua bulan terakhir.

Barisan depan Ukraina, menurut ISW, mendapat pijakan yang lebih aman dan peluncuran operasi di seluruh Dnipro. Menekan artileri Rusia di tepi kiri akan memungkinkan warga sipil yang melarikan diri dari tepi kanan Dnipro yang dikuasai Ukraina untuk kembali.

Rusia juga menderita kerugian besar dalam hal ini.

Pada 15 Desember, intelijen pertahanan Inggris melaporkan kerugian yang sangat besar di antara Divisi Serangan Udara ke-104 Rusia yang baru dibentuk, selama operasi perdananya di Kherson. Unit tersebut dikirim untuk merobohkan jembatan Ukraina setelah marinir gagal melakukannya selama dua bulan.

Dua hari kemudian, angkatan bersenjata Ukraina mengatakan 1.250 tentara Rusia telah “dilikuidasi” dalam 24 jam, jumlah yang mengejutkan dibandingkan dengan jumlah korban normal. Bersamaan dengan itu, 25 pengangkut personel lapis baja dan 19 tank dilaporkan hancur

Baca Juga: Tingkatkan Kekuatan Nuklir Rusia, Putin Sesumbar Musuhnya Gagal

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Belajar menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya