Presiden Meksiko Gak Terima Dapat Nilai Merah di Laporan HAM AS

Tolak semua tudingan dari AS

Jakarta, IDN Times - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO), pada Selasa (21/3/2023), mengecam Amerika Serikat (AS) soal laporan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di negaranya. Ia menyebut bahwa laporan itu sebagai kebohongan. 

Belakangan ini, hubungan diplomatik Meksiko-AS terus menegang setelah penculikan dan pembunuhan warga negara AS di Matamoros. Kedua negara makin meradang setelah politikus AS mengusulkan pengiriman tentara ke Meksiko untuk melawan kartel narkoba. 

1. AMLO sebut Kemlu AS sebarkan berita bohong

AMLO mengatakan bahwa laporan yang diumumkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS terkait pelanggaran HAM adalah sebuah kebohongan. 

"Laporan itu tidak benar. Mereka bohong. Dengan segala hormat, ini bukan apa-apa selain upaya mempolitisisasi," papar AMLO, dikutip Mexico News Daily.

"Ini adalah sifat alamiah mereka. Mereka tidak ingin meninggalkan Doktrin Monroe dan mereka menganggapnya sebagai tadir. Mereka tidak ingin merubahnya. Mereka pikir, mereka adalah pemerintah dunia," tambahnya.  

Baca Juga: Laporan AS soal HAM Korut: Warga Dipaksa Nonton Eksekusi Publik

2. AS sebut aparat keamanan Meksiko terlibat pelanggaran HAM

Presiden Meksiko Gak Terima Dapat Nilai Merah di Laporan HAM ASPersonel kepolisian di Zacatecas, Meksiko. (twitter.com/SSP_Zac)

Kemlu AS resmi mengeluarkan laporan pelanggaran HAM yang terjadi di seluruh dunia sepanjang 2022. Washington juga sudah mengeluarkan laporan terkait negara tetangganya, Meksiko yang dipandang mengalami masalah pelanggaran HAM. 

Laporan tersebut menunjukkan aparat keamanan yang terdiri dari polisi, militer, dan aparat lainnya telah melakukan pembunuhan secara acak. Bahkan, aparat keamanan disebut terlibat dalam banyak kasus, termasuk aksi yang mengakibatkan hilangnya seseorang. 

Selain itu, impunitas dan rendahnya angka persekusi terhadap pelaku kriminal, termasuk kasus kekerasan dan korupsi, masih menjadi masalah. Terdapat pula laporan agen pemerintah yang terlibat dan berkomplot dengan geng kriminal internasional. 

AS juga menyatakan bahwa geng lokal, transnasional, dan penyelundup narkoba masih menjadi tokoh utama di balik kasus kekerasan di Meksiko. Termasuk dalam aksi pembunuhan, penyiksaan, penculikan, pemerasan, penyelundupan manusia, suap, intimidasi, dan ancaman lainnya yang mendorong tingginya tingkat kekerasan. 

3. AMLO beri dukungan kepada eks Presiden Trump

Pada hari yang sama, AMLO juga menyatakan pembelaannya kepada eks Presiden AS, Donald Trump. Ia menyebut bahwa ancaman dakwaan kepada Trump akan menghalanginya untuk kembali mencalonkan sebagai presiden. 

"Sekarang, mantan Presiden Trump mendeklarasikan bahwa mereka akan menangkapnya. Jika itu kasusnya, ini akan membuat namanya tidak bisa didaftarkan dalam calon presiden tahun depan," tutur AMLO, dikutip Newsweek.

Spekulasi penangkapan Trump ini muncul dalam beberapa hari terakhir. Sebab ia diduga membayar uang tutup mulut kepada mantan bintang film dewasa, Stormy Daniels, saat mencalonkan sebagai presiden pada 2016. Trump menolak tuduhan punya hubungan dan mengajak suporternya untuk protes. 

Pembelaan AMLO kepada Trump ini diduga karena mencerminkan tudingan kriminal yang diberikan padanya. Pada 2022, seorang politikus dan jurnalis investigasi Meksiko menyebut bahwa AMLO dan pemerintahannya punya hubungan dengan organisasi kriminal. Namun, ia menolak keras tuduhan itu. 

Baca Juga: Menyesal! Kartel Narkoba Meksiko Minta Maaf karena Bunuh Warga AS

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya