Presiden Paraguay Rombak Kabinet Usai Didemo Warga

Adanya krisis obat-obatan di Paraguay

Asuncion, IDN Times - Presiden Paraguay, Mario Abdo Benitez meminta mundur beberapa menterinya dan akan rombak kabinetnya usai disebut tidak bisa tangani pandemi COVID-19. Bahkan belakangan ini negara Amerika Selatan tersebut tengah dirundung krisis obat-obatan dan peralatan medis saat masa pandemi ini.

Bahkan pada minggu lalu Paraguay memutuskan untuk menunda semua jadwal operasi yang tidak mendesak untuk menangani lonjakan kasus COVID-19. Padahal Paraguay termasuk negara yang sukses menangani pandemi pada tahun lalu. 

1. Presiden mencopot beberapa menterinya

Presiden Paraguay Mario Abdo Benitez pada hari Sabtu (06/03/2021) telah memecat empat dari seluruh menteri dalam kabinetnya. Keputusan ini dilangsungkan usai adanya desakan dari publik Paraguay yang menganggap pemerintah tidak dapat menangani masalah pandemi COVID-19 dengan baik, dikutip dari France24

Melansir dari El Pais, ia juga mengungkapkan dalam keterangannya mengungkapkan jika, "Semua otoritas baru dan khususnya Kementerian Kesehatan akan memberikan perubahan dan pembaharuan. Mandat kesehatan akan dilakukan dalam segala upaya untuk menjamin pasokan obat-obatan."

Selain mundurnya Menteri Kesehatan, Julio Mazzoleni, Abdo Benitez juga mencopot beberapa menterinya yang kurang populer. Beberapa menteri yang dicopot dari kabinetnya adalah Menteri Pendidikan Eduardo Petta, Menteri Perempuan Nilda Romero, dan Menteri Sipil Juan Ernesto Villamayor. 

2. Adanya demonstrasi besar di Asuncion

Mengutip dari DW, keputusan ini dilakukan oleh Mario Abdo Benitez lantaran adanya demonstrasi besar di depan Gedung Kongres di Ibukota Asuncion pada Jumat (05/03). Para pendemo menuntut mundurnya Abdo Benitez yang disebut lalai dalam menangani pandemi karena kelangkaan pasokan obat-obatan belakangan ini. 

Bahkan demonstrasi yang mulanya dilakukan secara damai justru berujung ricuh usai polisi yang berusaha membubarkan massa. Bahkan dalam kerusuhan pendemo melemparkan botol dan batu ke arah polisi, sedangkan aparat menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah pendemo. Melansir dari El Pais, akibat insiden ini, setidaknya terdapat satu orang tewas dan 20 orang warga sipil mengalami luka-luka. 

Baca Juga: Lonjakan Kasus COVID-19, Paraguay Hentikan Jadwal Operasi

3. Adanya upaya pemakzulan dari pihak oposisi

Saat berlangsungnya demonstrasi yang diikuti sekitar 5000 warga sipil Paraguay, dua partai oposisi Liberal dan Frente Guasú mengumumkan proposal untuk pemakzulan presiden. Bahkan meskipun PLRA masuk dalam koalisi Partai Colorado yang dipimpin Abdo Benitez, pihak partai berencana untuk menentukan strategi kemungkinan untuk memaksa presiden untuk mengundurkan diri, dilansir dari El Pais

Melaporkan dari France24, sementara pengumuman perombakan kabinet dari Benitez ini dilakukan untuk mengurangi tekanan baginya. Namun upaya perombakan tersebut dinilai belum cukup jika masih adanya sejumlah protes dan adanya penolakan dari anggota parlemen. 

Hingga kini kasus COVID-19 di Paraguay sudah mencapai lebih dari 165 ribu kasus dengan korban jiwa mencapai 3.278 jiwa. Di tengah lonjakan kasus, diketahui baru terdapat 4000 vaksin asal Rusia Sputnik V yang sampai di Paraguay. 

Baca Juga: Paraguay Akan Luncurkan Satelit Luar Angkasa Pertama

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya