Presiden Republika Srpska Umumkan Pemisahan Damai dari Bosnia

Tolak resolusi PBB soal tragedi Srebrenica

Jakarta, IDN Times - Presiden Republika Srpska Milorad Dodik, pada Jumat (24/5/2024), menyerukan pemisahan wilayahnya dari Bosnia-Herzegovina secara damai. Ia pun menolak mengakui genosida kepada etnis Bosnia di Srebrenica yang sudah diakui oleh PBB. 

Sebelumnya, Serbia dan Rusia sudah menyatakan agar tidak diteruskannya resolusi PBB mengenai genosida Srebrenica tahun 1995. Keduanya menyebut pengakuan tersebut akan menimbulkan perpecahan di Bosnia-Herzegovina dan memicu ketegangan di Balkan Barat. 

1. Dodik klaim ada kesalahan perhitungan korban Srebrenica

Dodik sudah menyerukan diadakannya pertemuan jajaran pemerintah Republika Srpska di Srebrenica. Ia menyebut kedatangan pejabat pemerintahan ke Srebrenica bukan untuk memprovokasi siapapun. 

Di samping mengungkapkan penolakan dan pemisahan Republika Srpska secara damai dari Bosnia, ia pun mengklaim terdapat kesalahan dalam perhitungan korban tewas di Srebrenica. 

"Terdapat foto dan nama dari korban di batu nisan dan mereka sekarang memperbarui data CIPS. Terdapat 87 orang di CIPS yang dilaporkan hidup, tapi diklaim tewas dalam genosida tersebut. Bayangkan berapa banyak yang salah hitung akibat tergesa-gesanya proses akumulasi," ujarnya, dikutip Sarajevo TImes.

"Ini akan membuat kebingungan dan keraguan. Saya ingin menyatakan penghormatan saya kepada semua korban dan mengatakan bahwa bagi saya semua pihak merasakan duka atas tragedi tersebut," tambahnya. 

Baca Juga: Walau Serbia Marah, PBB Resmikan Hari Peringatan Genosida Srebrenica

2. Dodik tolak adopsi resolusi PBB soal genosida Srebrenica

Mengenai adopsi resolusi PBB mengenai genosida Srebrenica, Dodik menyebut bahwa Majelis Umum PBB seharusnya mewakili seluruh perwakilan politik negara berdaulat dan seluruh anggotanya. 

"Istilah Srebrenica digaungkan dengan cara yang penuh ketidakpastian. Kami ingin mempertahankan kestabilan bagi seluruh etnis Bosnia di Srebrenica, termasuk hak identitas diri, agama, dan kebebasan sesuai dengan Konstitusi. Srebrenica menjadi sebuah topik politik," terangnya. 

Ia menambahkan bahwa Republika Srpska sebagai entitas Bosnia Serbia akan mempertahankan nasionalitasnya dan kepentingan rakyatnya. 

"Dengan ini, kami membuka semua harus dikembalikan kepada badan kompeten di Bosnia yang belum selesai. Tidak berguna untuk menuntut Bosnia atas pelanggarannya dan pengadilan hanya ingin menghakimi etnis Serbia, bukan lainnya. Inilah aksi tertutup yang dinamai Bosnia-Herzegovina dan Republika Srpska tidak mau jadi bagian dari itu," sambungnya. 

3. AS tolak seruan pemisahan diri Republika Srpska

Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Sarajevo Michael Murphy mengungkapkan, Dodik menyerukan pemisahan Republika Srpska dengan menggunakan nama lain dan didasarkan pada sebuah kebohongan. 

"Dodik mengumumkan bahwa Republika Srpska mengambil langkah formal untuk memisahkan wilayahnya dari Bosnia-Herzegovina," kata dia, dilansir RFE/RL.

"Pemisahan ini berbahaya, tidak bertanggung jawab, anti-Dayton, dan berisiko mengakhiri integritas teritorial, kedaulatan, karakter multietnis Bosnia-Herzegovina. Namun, ini juga akan mengakhiri Republika Srpska," sambungnya. 

Ia menambahkan, sesuai dalam Perjanjian Dayton, Bosnia-Herzegovina adalah penerus dari Republik Bosnia-Herzegovina di Yugoslavia dan seluruh entitas di dalamnya tidak punya hak untuk memisahkan diri.

Baca Juga: PBB Atur Jalur Bantuan Baru dari Dermaga Apung Buatan AS di Gaza

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya