Rusia Panggil Dubes Belanda soal Rekrutmen Intel Inggris

Relasi Rusia dan negara Barat terus memanas

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin (31/10/2022), telah memanggil perwakilan Belanda di negaranya. Keputusan itu setelah mendengar adanya proses rekrutmen militer Rusia yang diadakan Badan Intelijen Inggris di Den Haag, Belanda. 

Sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina, relasi Belanda dan Rusia terus memanas. Bahkan, pada April lalu, Rusia sudah mengusir 15 diplomat Belanda di Moskow. Keputusan ini sebagai balasan pengusiran diplomat Rusia di sejumlah negara Eropa Barat. 

Baca Juga: Pakistan Beli 300 Ribu Ton Gandum Rusia Senilai Rp1,7 Triliun

1. Rusia minta Belanda agar mencegah aksi serupa terjadi lagi

Sesuai keterangan di atas, Kemlu Rusia memanggil Dubes Belanda di Moskow, Gilles Plug untuk menjelaskan lebih lanjut masalah tersebut. Pihaknya juga memrotes tindakan Belanda yang tidak menghalangi aksi tersebut. 

"Dubes Belanda, Gilles Plug sudah dipanggil oleh Kemlu Rusia pada 31 Oktober. Dia diharapkan dapat menyelesaikan protes soal rekrutmen petinggi militer di Kedubes Rusia Den Haag oleh anggota intelijen Inggris pada 20 Oktober lalu," tutur Kemlu Rusia, dikutip dari TASS.

"Kami menekankan dalam perbincangan tersebut bahwa ini adalah aksi provokatif yang tidak dapat diterima. Ini juga melanggar Konvensi Wina 1961 terkait hubungan diplomatik antarnegara, sekaligus menghalangi misi perwakilan luar negeri Rusia."

"Kemlu Rusia memaksa Den Haag melakukan kebijakan dalam mencegah aksi ini kembali terjadi di masa yang akan datang. Ini termasuk kepada negara-negara yang disebut sebagai sekutu bagi Belanda," sambungnya. 

Baca Juga: Moldova Usir Diplomat Rusia usai Misil Jatuh di Teritorinya 

2. Hubungan Rusia-Belanda semakin rumit 

Rusia Panggil Dubes Belanda soal Rekrutmen Intel InggrisBendera Belanda di Rotterdam. (instagram.com/rotterdam_info)

Pada April lalu, Rusia menuding Belanda berusaha merekrut tiga diplomatnya yang dikenakan persona nongrata. Sebelum itu, agen CIA dilaporkan berusaha mendekati diplomat Rusia yang tergabung dalam misi Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) pada Desember 2018. 

Dilaporkan Dutch News, masalah antara Rusia dan Belanda pernah terjadi pada April 2018. Kala itu empat agen dari Badan Intelijen Militer Rusia (GRU) yang diusir dari Belanda setelah tertangkap basah berupaya meretas jaringan WIFI gedung OPCW dari parkiran sebuah hotel. 

Pasalnya, OPCW diketahui tengah menginvestigasi kasus keracunan yang menimpa mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan anaknya Yulia. Keduanya dilaporkan mendapat serangan ketika berada di Salisbury, Inggris. 

Di sisi lain, hubungan Belanda dan Rusia terus memburuk sejak 2014. Itu setelah pesawat Malaysian Airlines MH-17 ditembak ketika melintas di atas wilayah Donbas, Ukraina pada Juli 2014. Pasalnya, 193 dari 298 penumpang pesawar merupakan warga negara Belanda. 

Baca Juga: Rudal Rusia Hujani Ukraina: 80 Persen Warga Kiev Gak Punya Akses Air

3. Perusahaan teknologi Belanda jual perangkat teknologi ke GRU

Badan Intelijen Militer Belanda (MIVD) mengungkap adanya perusahaan teknologi Belanda yang menjual perangkat teknologinya kepada perusahaan buatan Badan Intelijen Militer Rusia (GRU) tanpa sadar.

Kepala MIVD, Jan Swillens mengatakan bahwa GRU telah mendirikan organisasi dan perusahaan yang bertujuan membeli peralatan teknologi di Belanda. Alat-alat tersebut nantinya diselundupkan ke Rusia untuk kepentingan militer demi menghindari sanksi. 

"Barang-barang yang dijual ke Rusia berupa microchip untuk industri dan karet untuk kendaraan militer. Ini sudah terjadi sejak aneksasi Krimea, tapi setelah pecahnya perang di Ukraina. Kasus serupa terus naik secara signifikan."

Swillens juga menganjurkan kepada seluruh perusahaan teknologi di negaranya agar lebih teliti lagi dalam memilih calon pelanggannya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya