Serbia Kecam Dukungan Menlu Inggris pada Kosovo

Cameron ingin perluasan pengakuan pada Kosovo

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Serbia, Ivica Dacic, mengecam pernyataan Menlu Inggris David Cameron yang akan membantu perluasan pengakuan kedaulatan Kosovo. Dalam pernyataan pada Kamis (4/1/2023), Dacic menyebut komentar itu mencerminkan sebuah hipokrisi dari Inggris. 

Hubungan Serbia-Kosovo mulai membaik setelah Belgrade mulai mengakui plat kendaraan yang dikeluarkan oleh Pristina. Namun, Serbia mengklaim bahwa keputusan ini bukan untuk mengakui Kosovo, tetapi hanya untuk memberikan hak yang sama kepada warganya di Kosovo. 

Baca Juga: Serbia Perbolehkan Mobil Plat Nomor Kosovo Masuk ke Negaranya

1. Dacic klaim pernyataan Cameron patut mendapat sanksi

Dacic menyebut bahwa pernyataan Cameron ketika berkunjung ke Pristina adalah sebuah hipokrisi yang sangat ekstrem. Ia bahkan menyebut bahwa komentar Cameron tersebut patut mendapatkan sanksi keras. 

"Dia sama sekali tidak menyinggung terkait tindakan PM Kurti dan negaranya yang dijuluki Kosovo yang telah menolak Perjanjian Brussels, 11 tahun lalu. Padahal, perjanjian tersebut yang ditandatangani oleh perwakilan Uni Eropa (UE) saat itu dari Inggris, Catherin Aston," tutur Dacic, dikutip Albanian Daily News.  

Ia menyebut bahwa Serbia masih akan melanjutkan dialog dalam menyelesaikan permasalahan dengan Kosovo. Namun, ia menekankan bahwa Serbia akan tetap mengutamakan kepentingan nasionalnya dan integritas teritorialnya. 

"Saya akan mengajak Cameron ketika sudah di London untuk melihat mural di luar kantornya sejak Perang Dunia I. Mural itu menunjukkan bahwa Serbia dan Belgia adalah anak kecil yang berada di balik perlindungan rok Ibunya (Inggris). Mungkin, ini saatnya Cameron menghapus mural tersebut dan memikirkan kembali pernyataannya," sambungnya. 

2. Cameron sebut akan melanjutkan bekerja sama dengan Kosovo

Dalam kunjungannya ke Pristina, Cameron menekankan bahwa Inggris akan membantu Kosovo dalam mencapai tujuannya masuk dalam organisasi internasional. Maka dari itu, ia akan membantu perluasan pengakuan kemerdekaan Kosovo. 

"Kita hidup di sebuah dunia yang dihadapkan pada instabilitas dan ketidakamanan. Maka, ini saatnya, Inggris membantu teman kami dan bekerja sama serta berinvestasi di area yang belum stabil, tetapi kami mulai melihat progres stabilitas. Maka dari itu, kita terus bekerja dan kita akan terus bekerja sama dengan Anda," ungkap Cameron, dilansir RFE/RL

Pada hari yang sama, Cameron juga menemui tentara Inggris yang bertugas sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian NATO di Kosovo (KFOR). Ia pun menekankan agar kejadian di Banjska tidak boleh terulang kembali. 

"Apa yang terjadi di sini pada September lalu adalah sebuah aksi yang sangat mengganggu dan kami membutuhkan semua yang kami bisa untuk mencegah insiden tersebut terulang kembali dan berjuang apabila insiden itu tidak bisa dihindarkan," tambahnya. 

Baca Juga: Serbia Kurangi Pasukan di Dekat Perbatasan dengan Kosovo

3. Serbia tolak kunjungan Mendagri Kosovo di wilayah dominan etnis Albania

Serbia Kecam Dukungan Menlu Inggris pada Kosovoilustrasi bendera Serbia (unsplash.com/@thestefankostic)

Pemerintah Serbia pada Kamis, menolak izin kunjungan Menteri Dalam Negeri Kosovo Xhelal Svecal di tiga wilayah dominan etnis Albania di Serbia bagian selatan, yakni Medvedja, Bujanovac, dan Presevo. 

Dilaporkan N1, Svecla mengatakan bahwa ia sudah mengajukan izin kunjungan tersebut yang sesuai dalam ketentuan dalam Perjanjian Brussels. Sayangnya, Belgrade menolak kehadiran pejabat Kosovo tersebut di teritori negaranya. 

"Ini membuktikan bahwa Serbia merusak pendekatan dan terus melanjutkan penekanan terhadap warga Albania di lembah Presevo. Namun, ini tidak akan membuat kami mengurangi komitmen untuk berhubungan baik dengan Serbia," ungkapnya. 

Baca Juga: Uni Eropa Bebaskan Visa Perjalanan bagi Warga Kosovo

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya