Serbia Protes atas Perjanjian Militer Kosovo-Turki

Dianggap sebagai ancaman nasional

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic, pada Selasa (30/1/2024), menyatakan kekhawatirannya soal perjanjian militer antara Kosovo-Turki. Ia menganggap langkah Kosovo sebagai ancaman terhadap keamanan Serbia dan kestabilan kawasan Balkan Barat. 

Belakangan ini, relasi Serbia-Kosovo terus memanas di tengah penguatan militer yang dilakukan oleh Pristina. Negara pecahan Yugoslavia itu sudah membeli persenjataan dari Amerika Serikat (AS) dan mempersenjatai aparat kepolisian dengan senjata api laras panjang. 

1. Serbia akan beradaptasi dari segala ancaman Kosovo

Serbia Protes atas Perjanjian Militer Kosovo-TurkiTank milik militer Serbia. (instagram.com/nebojsastefanovic)

Vucevic menyebut, Serbia akan menanggapi dan beradaptasi dengan perjanjian militer Turki-Kosovo. Ia menganggap persetujuan tersebut sebagai bentuk ancaman terhadap integritas teritorial negaranya. 

"Kami akan beradaptasi dan menghadapi semua tantangan maupun risiko, termasuk segala hal yang membahayakan negara kami sejak pasukan yang dijuluki tentara Kosovo mulai dipersenjatai," terangnya, dilansir N1.

"Ini adalah pembentukan tentara Albania yang lain jika dilihat dari komposisi etnis pasukannya," sambungnya. 

Pada awal Januari, Kemhan Serbia sudah mengutarakan rencana pengembalian wajib militer di negaranya setelah ditangguhkan selama 13 tahun. Program wajib militer baru ini disebut membutuhkan waktu selama 4 bulan. 

Baca Juga: Kosovo Singkirkan Spanduk Propaganda Serbia-Rusia di Negaranya

2. Turki-Kosovo setujui kerja sama pertahanan

Pada Senin (29/1/2024), Menhan Kosovo Ejup Maqedonci dan Menhan Turki Yasar Guler setuju menandatangani kerja sama pertahanan ketika mengadakan kunjungan kenegaraan ke Ankara. 

Persetujuan kerja sama militer kedua negara ini, termasuk pertukaran personel, pendidikan militer, latihan gabungan, investasi di bidang industri pertahanan, dan perawatan medis anggota Pasukan Keamanan Kosovo (KSF) di Turki. 

Kosovo dan Turki sepakat bahwa kerja sama ini berfungsi mempertahankan stabilitas dan kedamaian di kawasan Balkan Barat. 

Dilaporkan Hurriyet Daily News, Maqedonci sudah mengunjungi sejumlah perusahaan industri pertahanan di Turki. Ia pun mengaku ingin terus melanjutkan dan memperkuat kerja sama pertahanan antara Kosovo-Turki. 

3. Vucic minta UE hentikan provokasi dari Kosovo

Serbia Protes atas Perjanjian Militer Kosovo-TurkiPresiden Serbia, Aleksandar Vucic (instagram.com/avucic)

Presiden Serbia Aleksandar Vucic sudah bertemu dengan Perwakilan Khusus Uni Eropa (UE) Miroslav Lajcak untuk mendiskusikan tensi baru antara Serbia-Kosovo. Keduanya membahas masalah penerapan euro sebagai mata uang tunggal di Kosovo. 

Dalam kesempatan itu, Vucic meminta kepada UE agar mendukung negaranya dan menyelesaikan masalah ini dari provokasi yang dilakukan oleh Pristina. 

"Saya menyerukan bahwa dibutuhkannya pembentukan Komunitas Munisipal Serbia (CSM), dan yang paling penting diselenggarakannya pemilu ulang di Kosovo-Metohija, dan dukungan UE terhadap provokasi dari Pristina," ujarnya. 

"Saya mengingatkan, Republik Serbia siap untuk memenuhi semua obligasinya sesuai dengan kesepakatan internasional serta menghargai konstitusi dari Republik Serbia dan Piagam PBB," tambahnya. 

Baca Juga: Rusia dan Belarus Setuju Dirikan Media Gabungan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya