Shavkat Myrziyoyev Terpilih Kembali Jadi Presiden Uzbekistan

Berpeluang pimpin Uzbekistan hingga 2037

Jakarta, IDN Times - Presiden Uzbekistan Shavkat Myrziyoyev, pada Senin (10/7/2023), resmi memenangkan pemilihan presiden yang digelar lebih awal. Kemenangan ini membuatnya memimpin Uzbekistan dalam periode ketiga selama 7 tahun ke depan. 

Pilpres lebih awal ini digelar menyusul referendum konstitusi yang disetujui pada 1 Mei 2023. Banyak pihak yang menyebut bahwa referendum tersebut adalah upaya Mirzoyoyev untuk memperpanjang masa jabatannya. Kini, ia berpotensi memimpin Uzbekistan hingga 2037. Presiden Uzbekistan Shavkat Myrziyoyev, pada Senin (10/7/2023), resmi memenangkan pemilihan presiden yang digelar lebih awal. 

1. Hampir 80 persen warga memilih Mirziyoyev

Komisi Pemilu Pusat Uzbekistan memastikan kemenangan Mirziyoyev pada Senin setelah perhitungan suara sudah menyentuh 87 persen. Hasilnya menunjukkan sekitar 79,8 persen warga yang memiliki hak pilih memilihnya untuk jadi pemimpin di negara Asia Tengah tersebut. 

Dilansir La Prensa Latina, selain Mirziyoyev, terdapat tiga capres lainnya, Ulugbek Inoyatov, Abdushukur Khamzayev, dan Robakhon Makhmudova. Hasilnya, Makhmudova hanya memperoleh 4,3 persen suara dan disusul Inoyatov yang hanya memperoleh 4,02 persen suara. 

Mendengar hasil kemenangan Mirziyoyev, dilaporkan tidak ada partai oposisi yang menentang keputusan tersebut. Pada pilpres kali ini, dilaporkan sebanyak 19,5 juta dari 35 juta penduduk Uzbekistan menggunakan hak pilihnya.

Baca Juga: Uzbekistan Gelar Referendum Perpanjang Masa Jabatan Presiden

2. Mirziyoyev berniat lakukan reformasi di Uzbekistan

Pada periode ketiga kepemimpinannya ini, Mirziyoyev mengampanyekan "Uzbekistan Baru". Ia berniat menerapkan sejumlah reformasi, termasuk membuka perdagangan luar negeri, mengangkat kontrol pertukaran valuta asing, dan menerapkan sejumlah liberisasi politik. 

Dalam kampanyenya, ia berfokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan sistem pendidikan. Ia memiliki ambisi besar untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Uzbekistan hingga dua kali lipat di masa yang akan datang. 

Dilaporkan DW, salah seorang pemilih muda, bernama Milana Yuldasheva mengaku akan memilih Mirziyoyev karena dipandang punya visi untuk memberikan kesempatan lebih kepada generasi muda. 

"Ini adalah pertama kalinya saya menggunakan hak pilih. Saya akan memilih Shavkat Mirziyoyev karena saya ingin memiliki kesempatan lebih kepada anak muda dan tempat untuk menempuh pendidikan," sambungnya. 

3. OSCE sebut pilpres Uzbekistan kurang kompetitif

Organisation for Security and Cooperation in Europe (OSCE) mengungkapkan bahwa pilpres lebih awal ini sudah disiapkan sejak awal. Mereka juga menganggap pilpres di Uzbekistan kurang kompetitif. 

"Pilpres awal yang digelar 9 Juli secara teknis sudah disiapkan dengan baik, tapi ini dilakukan di saat situasi politik yang tidak ada kompetisi sama sekali. Perubahan substansial dibutuhkan untuk memberikan dasar hukum pemilu yang demokratis," ungkap OSCE, dikutip RFE/RL.

Salah satu lawan politik terbesar Mirziyoyev, Xidirnazar Allaqulov, dilarang berpartisipasi dalam pilpres. Bahkan, usaha mantan rektor universitas itu untuk mendirikan partai politik selalu dicegah oleh pemerintah setempat. 

"Selama 32 tahun merdeka, tidak ada kompetisi sesungguhnya di arena politik Uzbekistan. Mereka tidak menginginkannya. Mereka tidak ingin keadilan. Mereka tidak ingin adanya penegakan hukum," tutur Allaqulov. 

Baca Juga: Moldova Bongkar Jaringan Mata-mata Rusia di Negaranya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya