Slovakia Dibanjiri Hoaks soal Rusia Jelang Pemilu Parlementer

Hasil pemilu bisa mengubah sikap Slovakia atas Rusia

Jakarta, IDN Times - Slovakia sedang dihujani informasi menyimpang pro-Rusia menjelang pemilihan umum parlementer. Pasalnya, pemilu kali ini jadi penentu arah politik negara Eropa Tengah itu untuk tetap memihak Eropa atau mendekat ke Rusia. 

Setelah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina, Bratislava jadi salah satu negara yang terus menyatakan dukungannya kepada Kiev. Pemerintah Slovakia juga sudah memasukkan Rusia sebagai negara pendukung teroris dan mengusir sejumlah diplomat dari negaranya. 

1. Informasi menyimpang akan berdampak besar pada hasil pemilu Slovakia

Sejumlah analis mengatakan, informasi menyimpang tengah membanjiri Slovakia dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, informasi hoaks tersebut telah mencapai titik tertingginya. 

"Ekosistem disinformasi di Slovakia telah mencapai puncaknya. Pemilu kali ini akan menjadi pemilu pertama yang terdampak besar dari gelombang informasi menyimpang di masyarakat," tutur Peter Duboczi selaku kepala editor Infosecurity.sk, pada Sabtu (30/9/2023).  

Ia pun mengatakan, sejumlah politikus di Slovakia akan menampung dan menyebarkan informasi menyimpang terebut ke masyarakat. 

Duboczi menyebut terdapat tiga partai yang akan menciptakan kabar anti-Ukraina dan cenderung mengarah pro-Rusia. Salah satu dari partai tersebut adalah SMER-SD yang dipimpin oleh Robert Fico. 

Baca Juga: Polandia, Hungaria dan Slovakia Lanjut Batasi Impor Pertanian Ukraina

2. Terdapat 365 ribu pesan hoaks di media sosial

NGO asal London, Reset, mengklaim bahwa terdapat lebih dari 365 ribu pesan hoaks yang berkaitan dengan pemilu di media sosial Slovakia sejak awal September. Pesan itu disebut telah menyalahi aturan di media sosial dan memiliki eksposur yang lebih besar dibanding pesan biasa. 

Dilansir Euronews, sebanyak 15 persen dari konten menyimpang itu diunggah oleh akun-akun pro-Rusia. Hal ini mengisyaratkan ada upaya untuk menggeser pandangan politik Slovakia ihwal perang Rusia-Ukraina. 

Pakar ancaman hybrid, Victor Breiner, telah mengobservasi peningkatan serangan kepada komunitas LGBTQ+ dan kecenderungan mengucilkan mereka. 

Di samping itu, terdapat konten media sosial yang mengutamakan fokus pada kasus lonjakan migran asal Timur Tengah dalam beberapa bulan terakhir. Apalagi, Slovakia telah dibanjiri migran ilegal dari Balkan dalam sebulan terakhir. 

3. Robert Fico berpotensi kembali pimpin Slovakia

Menjelang pemilu parlementer di Slovakia, terdapat kekhawatiran terpilihnya simpatisan Rusia, Robert Fico sebagai Perdana Menteri yang baru. Pasalnya, Fico menjadi calon dengan elektabilitas tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. 

Apabila ia terpilih, bukan tidak mungkin Slovakia akan berpaling dari Ukraina kemudian mendekat ke Rusia.

Sebelumnya, ia pernah menyalahkan Nazi di Ukraina dan fasis yang menyebabkan invasi Rusia ke Ukraina, seperti halnya yang diutarakan Presiden Rusia, Vladimir Putin. 

Fico pun menyerukan agar pemerintah Slovakia menghentikan pengiriman senjata dan peralatan militer ke Ukraina. Ia pernah mengatakan jika menjadi pemimpin, ia tidak akan mengirimkan senjata dan tidak mau menyetujui Ukraina jadi anggota NATO. 

Dilaporkan CNN, Fico merupakan politikus kontroversial yang pernah memimpin Slovakia pada 2006-2010 dan 2012-2018. Ia dipaksa mundur setelah terjadi demonstrasi akbar terkait pembunuhan jurnalis, Jan Kuciak dan tunangannya. 

Baca Juga: 6 Kota di Negara Slovakia yang Harus Kamu Eksplor!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya