Spanyol Setuju Ekstradisi Mantan Anggota ELN ke Kolombia

Diduga telah terlibat kasus pembunuhan

Madrid, IDN Times - Pengadilan Tinggi Spanyol telah memberikan lampu hijau terkait permintaan ektradisi mantan pasukan ELN (Ejército de Liberación Nacional) bernama El Zarco ke Kolombia. Keputusan ini setelah mantan anggota ELN tersebut diduga terlibat dalam kasus pembunuhan belasan orang. 

Keputusan ekstradisi ini diumumkan setelah adanya peristiwa pemboman di Kukuta, Kolombia pada Selasa (15/06/2021). Sementara itu, Pemerintah Kolombia menduga ELN berada di balik serangan bom mobil di pangkalan militer tersebut. 

1. Spanyol setuju ekstradisi El Zarco ke Kolombia

Pada hari Kamis (17/06/2021) Pengadilan Tinggi Spanyol setuju untuk melakukan ekstradisi pada seorang mantan anggota ELN bernama Luis Jhon Castro Ramírez atau El Zarco. Sementara proses ekstradisi akan dilakukan setelah semua kebutuhan dan kesepakatan antara Spanyol dan Kolombia terpenuhi.

Sebelumnya, Kantor Kejaksaan Kolombia sudah menghubungi interpol dan Kantor Kedubes untuk mengadakan kerja sama. Namun komunikasi diplomatik antara kedua negara sempat terganjal, akibatnya permintaan ekstradisi El Zarco telah mengalami empat kali penundaan. 

Menurut Kementerian Luar Negeri Kolombia mengindikasikan bahwa prosedur sudah dilakukan sejalan dengan fungsi hubungan diplomatik dan koordinasi dengan Kementerian Hukum Begitu semua selesai, proses akan dilakukan dan kemungkinan ekstradisi akan dilakukan pada pertengahan Juli tahun ini, dilansir dari El Tiempo

2. Terlibat dalam kasus pembunuhan dan positif palsu

Baca Juga: Dosa Spanyol Usai Morata Kena Semprot Fans

Mantan anggota ELN bernama El Zarco atau juga dijuluki Mono atau Antoni tersebut dituding telah terlibat dalam kasus pembunuhan. Zarco diduga merekrut sebanyak 17 orang untuk menjadi pekerja perkebunan di Villa Carmelo dengan janji imbalan besar antara tahun 2007-2008.

Namun setelah para korban dimasukkan dalam ke dalam suatu tempat, tentara ELN membunuh mereka dan mengatakan jika ke-17 orang tersebut merupakan korban dari operasi militer Kolombia. Maka dari itu, Zarco dijerat dengan hukuman telah memberikan informasi positif palsu. 

Namun sebelum kejadian itu, Zarco sudah keluar dari keanggotaan ELN, yang mana kini menjadi satu-satunya kelompok gerilya sayap kiri yang beroperasi di Kolombia setelah persetujuan perdamaian antara Pemerintah Kolombia dengan FARC tahun 2016, dikutip dari laman DW

3. Zarco mengaku tidak mau diekstradisi ke Kolombia

Dilaporkan dari Infobae, sebelum Pengadilan Tinggi Spanyol menyetujui ekstradisi, Zarco mengungkapkan jika dirinya tidak mau diekstradisi ke Kolombia. Bahkan ia berkata jika tidak mau dipulangkan karena pihak semua orang di Kolombia ingin membunuhnya dan ia juga menolak apabila melakukan tindakan kriminal. 

Zarco juga menolak tudingan jika dirinya pernah melakukan pembunuhan tapi sebaliknya, ia menolak semua fakta yang diberikan Pemerintah Kolombia. Ia berkata bahwa,"Mereka ingin mengeksekusi saya. Atas itu, saya tidak menerima ekstradisi ini karena mereka akan membuatku diam. Mulai hari ini pihak gerilya dan tentara akan mencariku."

Dikutip dari El Tiempo, El Zarco pertama kali ditangkap pada tahun 2019 tapi kemudian dibebaskan setelah Kolombia tidak melakukan proses ekstradisi tepat waktu. Namun pada Februari lalu, ia kembali ditangkap di rumahnya sendiri di Benissa, Alicante oleh otoritas Spanyol. 

Baca Juga: Rusia Tolak Tudingan di Balik Serangan Siber di Kolombia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya