Thailand: Penanganan COVID-19 Buruk, Napi Bakar Penjara

Penjara di Thailand alami kelebihan kapasitas

Jakarta, IDN Times - Ratusan narapidana di penjara Krabi di Thailand pada Kamis (16/12/2021) telah membakar sel tahanannya sendiri. Hal ini dilakukan setelah terjadinya kerusuhan penjara sekaligus untuk memrotes otoritas penjara yang lambat dalam menangani masalah penularan COVID-19. 

Dilansir dari The Bangkok Post, kebakaran ini telah mengakibatkan kepulan asap di udara dan membakar beberapa ruangan di dalam area penjara. Namun, dalam beberapa jam kobaran api sudah berhasil dipadamkan. 

1. 400 tahanan menuntut otoritas untuk memindahkan napi yang terinfeksi COVID-19

Menteri Hukum Thailand Somsak Thepsuthin mengatakan bila sebanyak 400 narapidana di penjara Krabi di ujung selatan Thailand tengah dilanda kerusuhan. Pasalnya, para tahanan meminta agar sejumlah napi yang terinfeksi COVID-19 dipindahkan ke fasilitas lain untuk ditangani. 

Kerusuhan tersebut kemudian memuncak hingga para tahanan merusak fasilitas dan membakar sel tahanan. Bahkan, terdapat sejumlah narapidana yang berusaha menaiki tembok untuk melarikan diri, tapi gagal lantaran ratusan polisi sudah menyerbu area penjara, dilansir dari Associated Press

Akibat insiden ini diketahui sebanyak 100 polisi dan aparat keamanan lainnya diterjunkan untuk mengamankan seluruh area penjara. Sedangkan 31 terduga dalang kerusuhan penjara ini sudah ditangkap, dilaporkan dari The Bangkok Post

2. Terdapat 200 tahanan yang terinfeksi COVID-19

Baca Juga: Thailand, Jepang, dan Singapura Pecahkan Rekor di Kejuaraan Dunia 2021

Juru bicara Kepolisian Thailand Kissana Phathanacharoen dalam Vice, mengatakan bahwa tidak ada korban tewas dalam kejadian ini, tapi hanya 14 tahanan yang mengalami luka ringan akibat bentrokan dengan petugas keamanan. 

"Situasi sudah berhasil dikontrol sejak malam kemarian dan pejabat di dalam penjara akan melakukan inspeksi terkait semua kerusakan yang terjadi di fasilitas penjara" ungkap Phathanacharoen. 

Selain itu, berdasarkan hasil tes PCR yang dilakukan kepada tahanan yang terlibat dalam kerusuhan kali ini, ditemukan 200 narapidana positif terinfeksi COVID-19. Lalu, seluruh narapidana yang terkonfirmasi positif langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. 

Salah seorang pejabat pemerintahan juga mengungkapkan bahwa semua narapidana yang diduga menjadi dalang di balik kerusuhan ini akan dibawa ke penjara dengan tingkat keamanan maksimum dan akan diinvestigasi lebih lanjut. 

3. Warga meminta pemerintah untuk merelokasi penjara Krabi

The Bangkok Post mengabarkan, penduduk sekitar penjara Krabi telah mengirimkan surat kepada Pemerintah Provinsi Krabi dan otoritas penjara agar bersedia untuk merelokasi penjara itu dan dijauhkan dari area permukiman. 

Sesuai isi dalam surat itu, penduduk menginginkan pemerintah untuk memindahkan penjara dari area pusat kota Krabi. Mereka juga meminta agar pembangunan penjara baru tidak lebih dari dua tahun lamanya. 

Pasalnya, penjara Krabi diketahui berada di sekitar sekolah, gedung pemerintahan dan permukiman. Permintaan ini didorong insiden kerusuhan yang terjadi pada Kamis lalu dan menyulut kekhawatiran warga di sekitarnya. 

Di sisi lain, Thailand selama ini memiliki lebih dari 300 ribu tahanan dan masuk dalam populasi tahanan terbesar di Asia. Maka dari itu, masalah kelebihan kapasitas penjara bukanlah hal baru di negeri Gajah Putih. 

Namun, masalah ini makin buruk ketika pandemik COVID-19 melanda dan pemerintah setempat sudah membebaskan 50 ribu narapidana di awal tahun ini. Bahkan, Pemerintah Thailand melaporkan terdapat 86.432 kasus COVID-19 di dalam tahanan dan 185 di antaranya meninggal dunia, dikutip dari Vice.  

Baca Juga: Thailand Krisis Gelandang Gara-gara Keracunan Makanan di Piala AFF

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya