Tolak Hasil Pemilu, Oposisi Pantai Gading Bentuk Pemerintahan Sendiri

Akibatkan kekacauan politik di Pantai Gading

Abidjan, IDN Times - Sejak hari Sabtu (31/10) lalu Pantai Gading sudah melangsungkan pemilihan presiden. Namun hasil sementara pilpres menunjukkan calon incumben Alassane Ouattara akan memenangkan pilpres kali ini sekaligus akan menjadi pemimpin di Pantai Gading dalam tiga periode.

Bahkan pihak oposisi yang menolak hasil pemilihan umum tersebut sempat melakukan biokot pilpres. Malah salah satu partai oposisi di Pantai Gading berjanji akan mendirikan pemerintahannya sendiri. 

1. Oposisi ancam bentuk pemerintahan sendiri di Pantai Gading

Melansir dari ABC News, pihak oposisi Pantai Gading, Pascal Affi N’Guessan dan Henri Konan Bedie yang menolak dan sempat melakukan boikot pemilu pada hari Sabtu lalu, mengatakan akan membentuk pemerintahan transisi tersendiri pada hari Senin (02/10). Bahkan ia memaksa Presiden Alassane Ouattara untuk menyerahkan kekuasaannya, meskipun hasil sementara pemilu menunjukkan arah kemenangannya. 

Bahkan Pascal Affi N’Guessan juga mengatakan apabila pemerintahan transisi tersebut nantinya dibentuk atas dasar hukum yang adil, transparan dan menjunjung keadilan dalam melaksanakan pemilihan umum. 

2. Justru dianggap menguntungkan calon incumben

Baca Juga: Calon Petahana Pantai Gading Unggul Sementara di Tengah Boikot Oposisi

Hasil pemilihan presiden sementara menunjukkan bahwa calon incumben Alassane Ouattara unggul jauh dibanding calon lainnya. Melansir dari DW, menurut pengamat asal London, Paul Melly mengatakan bahwa, "Ketika Presiden Ouattara sangat populer dan mendominasi maka tokoh tersebut cukup kredibel."

Bahkan Melly juga mengungkapkan apabila adanya anjuran boikot pemilu yang dilakukan oleh kandidat oposisi Pascal Affi N'Guessan dan Henri Konan Bedie justru menguntungkan pihak incumben, dikutip dari DW

3. Ancam kestabilan politik dan keamanan di Pantai Gading

Tolak Hasil Pemilu, Oposisi Pantai Gading Bentuk Pemerintahan SendiriKerumunan pendukung Alassane Ouatarra di Abidjan, Pantai Gading. twitter.com/AOuattara_PRCI/

Meningkatnya tensi politik antara calon incumben dan oposisi di Pantai Gading tentu akan berdampak pada ketidakstabilan politik di salah satu negara penghasil coklat terbesar di dunia ini. Pasalnya negara di Afrika Barat ini tengah bangkit dari pemilu yang berujung kekacauan pada tahun 2010-2011 lalu yang menewaskan sekitar 3000 orang, dilaporkan dalam Al Jazeera

Menanggapi permasalahan politik di Pantai Gading, pihak pengamat Uni Afrika menyerukan kedua belah pihak untuk berdialog agar memastikan kestabilan setelah pemilihan umum. 

Sebelumnya Ouatarra sempat berjanji untuk tidak melanjutkan jabatannya untuk periode ketiga. Akan tetapi, kemudian ia berubah pikiran usai kandidat dari partainya meninggal dunia di bulan Juli lalu. Presiden berusia 78 tahun tersebut begitu populer dengan bantuan internasionalnya dan termotivasi untuk ikut dalam pemilu karena cinta pada negaranya, dilansir dari ABC News.

Baca Juga: Calon Petahana Pantai Gading Unggul Sementara di Tengah Boikot Oposisi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya