Transnistria di Moldova Minta Rusia Kirim Pasukan Tambahan 

Merasa terancam oleh Ukraina

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Transnistria, pada Senin (8/5/2023), meminta Rusia agar mengirimkan pasukan tambahan ke wilayahnya. Pihaknya menganggap jumlah tentara Rusia di teritori pecahan Moldova itu belum cukup di tengah ketegangan situasi di perbatasan Ukraina. 

Pada Maret, Transnistria mengklaim telah menggagalkan serangan dari Badan Keamanan Ukraina (SBU) untuk membunuh Presiden Transnistria, Vadim Krasnoselsky.

Sementara, Moldova tidak dapat memastikan kebenaran kabar yang diklaim wilayah separatis pro-Rusia tersebut. 

1. Manakov sebut jumlah 450 pasukan Rusia masih kurang

Transnistria di Moldova Minta Rusia Kirim Pasukan Tambahan Tank milik angkatan bersenjata Rusia. (twitter.com/mod_russia)

Perwakilan Transnistria di Rusia, Leonid Manakov, menyebut bahwa penambahan tentara penjaga perdamaian Rusia dapat dilakukan di negaranya. Maksudnya adalah merekrut warga Rusia di wilayahnya sebagai tentara. 

"Kami berulang kali meminta Moskow untuk meningkatkan jumlah pasukan perdamaian Rusia di tengah naiknya risiko keamanan. Penambahan pasukan bisa dilakukan dengan rekrutmen warga Rusia yang tinggal d Transnistria," papar Manakov, dikutip The Kyiv Independent.

Ia pun menyebut, saat ini hanya ada sekitar 450 pasukan penjaga perdamaian Rusia yang ditempatkan di Transnistria. 

"Pada saat yang sama, jumlah penambahan pasukan sampai 3.100 personel sudah diajukan. Ini penting dilihat dari sudut pandang meningkatnya risiko keamanan, terutama terkait aksi terorisme," tambahnya.

Baca Juga: Delegasi Ukraina Pukul Delegasi Rusia di Turki, Kenapa?

2. Ukraina tidak akan serang Transnistria

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyatakan, negaranya tidak akan melancarkan aksi apapun untuk melawan Transnistria. Meski, ia mengakui bahwa Tiraspol merupakan ancaman bagi negaranya. 

"Transnistria memang ancaman bagi Ukraina dan memaksa kami mempertahankan pasukan di perbatasan untuk mencegah intervensi dan mengontrol situasi di perbatasan," papar Kuleba. 

Ia pun mengungkapkan bahwa Ukraina akan terus menghormati kedaulatan Moldova yang merupakan pemilik sah dari Transnistria. Ia pun berharap agar Transnistria kembali berintegrasi dengan Moldova. 

Dilansir Ukrinform, kepala JCC (Joint Control Commission) Oleh Belyakov, yang merepresentasikan Transnistria, menyebut tidak ada informasi soal ketegangan tersebut. Kepala Badan Luar Negeri Transnistria, Vitaly Ignatyev, juga mengungkapkan bahwa sejauh ini situasi di wilayahnya masih stabil.

3. Ukraina akan blokir impor produk asal Moldova

Transnistria di Moldova Minta Rusia Kirim Pasukan Tambahan ilustrasi bendera Moldova (unsplash.com/@thecyclichedgehog)

Ukraina dan Moldova terlibat dalam ketegangan sejak pekan lalu, karena Moldova membatasi impor produk pertanian Ukraina, mengikuti aturan dari Uni Eropa (UE) yang ditetapkan di lima negara Eropa Timur.

Akibatnya, Ukraina mengecam langkah tersebut dan sedang mempersiapkan kebijakan balasan berupa larangan impor semua produk asal Moldova. 

"Kami memberi tahu Chisinau bahwa segala pembatasan yang diterapkan Moldova adalah langkah tidak bersahabat dan akan berdampak pada larangan semua impor produk dari Moldova," terang Taras Kachka selaku Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi, Perdagangan, dan Pertanian. 

Kachka mengumumkan bahwa larangan impor tersebut sudah disetujui dan persiapannya masih dalam proses. 

Baca Juga: Moldova Batasi Produk Pertanian dari Ukraina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya