Uzbekistan Minta Warganya Patuhi Aturan di Rusia

Rusia gelar operasi penggeledahan migran Asia Tengah

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Uzbekistan meminta seluruh warganya yang menjadi imigran agar mematuhi kebijakan pengecekan di Rusia dalam beberapa hari terakhir. Pihaknya juga meminta agar warga selalu membawa seluruh dokumen yang diperlukan. 

Belakangan ini, Rusia sedang memperketat masuknya imigran asal negara-negara Asia Tengah usai insiden penembakan massal di Crocus City Hall, Moskow. Peristiwa mengerikan itu mendorong naiknya sentimen anti-imigran setelah terduga pelaku diketahui berasal dari Tajikistan. 

Baca Juga: Putri Eks Presiden Uzbekistan Dituding Jalankan Organisasi Kriminal

1. Peringatkan warga hindari tempat umum di Rusia

Badan Tenaga Kerja Migran Uzbekistan memperingatkan agar seluruh warga di Rusia untuk menghindari tempat-tempat umum tanpa alasan. 

"Kami menyarankan kepada semua warga agar tidak pergi ke tempat umum tanpa alasan yang jelas. Hindari berbicara dengan orang asing atau mencurigakan dan menghindari menyimpan foto, audio, dan video yang dilarang di dalam ponsel atau gawai lainnya," terangnya pada Rabu (27/3/2024), dikutip RFE/RL.

Pihaknya juga menyarankan agar semua imigran Uzbekistan yang berniat bepergian ke Rusia agar datang lebih awal di bandara atau stasiun kereta api. Pasalnya, akan ada pengecekan dari otoritas Rusia terhadap imigran Asia Tengah. 

Dalam sepekan terakhir, sudah ada beberapa pekerja migran asal Uzbekistan dan Tajikistan yang ditahan di Moskow. Mereka bahkan sudah diinterogasi selama 10 jam lamanya dan otoritas setempat mengadakan inspeksi di sejumlah bisnis milik migran Asia Tengah. 

Baca Juga: 8 WN Uzbekistan Diamankan, Ada yang Memang Buronan

2. Adanya potensi penggeledahan di tempat kerja dan asrama

Juru bicara Badan Tenaga Kerja Uzbekistan Ortikkhuja Norov mengatakan bahwa terdapat lebih dari 1 juta pekerja migran Uzbekistan di Rusia. Ia pun meyakinkan bahwa tidak ada penolakan izin kerja di Rusia.  

"Klaim terkait penolakan izin kerja dan deportasi dari sejumlah negara tidaklah benar, terutama yang menyangkut warga negara Uzbekistan. Kami sudah berbicara dengan Pusat Migrasi Rusia dan mereka mengatakan insiden itu hanyalah rumor belaka," ungkapnya, dilansir Gazeta.

Namun, ia mengatakan kemungkinan terdapat pengecekan keamanan dan potensi penggeledahan di dalam area tempat bekerja ataupun asrama yang jadi tempat tinggal pekerja migran Uzbekistan. 

Ia menyebut kebijakan seperti ini sudah terjadi sebelumnya dan kemungkinan tidak akan menjadi ancaman serius bagi kami. Norov menambahkan bahwa peristiwa terorisme ini adalah insiden serius bagi Rusia. 

3. Terdapat 10,5 juta pekerja migran di Rusia

Menurut data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Rusia, terdapat setidaknya 10,5 juta pekerja migran di Rusia. Mayoritas di antaranya berasal dari Asia Tengah, termasuk Tajikistan, Uzbekistan, dan Kyrgyzstan. 

Dilaporkan BNN, migran tersebut umumnya bekerja di sektor retail, transportasi, dan konstruksi. Namun, banyak migran di Rusia yang datang secara ilegal karena tidak memiliki izin resmi untuk bekerja. 

Setelah serangan di Moskow yang menewaskan 139 orang pekan lalu, sejumlah anggota parlemen sudah meminta agar pemerintah mengusir pekerja migran yang tidak taat. Selain itu, mereka meminta adanya pengetatan masuknya imigran ilegal. 

Namun, di tengah kurangnya tenaga kerja imbas konflik Rusia-Ukraina, Moskow harus menggantungkan sejumlah sektor pada migran asal Asia Tengah. Mereka pun sepertinya tidak akan mengusir jutaan pekerja migran dari negaranya. 

Baca Juga: Uzbekistan Gelar Referendum Perpanjang Masa Jabatan Presiden

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya