Zelenskyy Kecam Penculikan Wali Kota Melitopol oleh Rusia

Fedorov digantikan oleh politikus pro Rusia

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengecam tindakan pasukan Rusia yang menculik Wali Kota Melitopol, Ivan Fedorov pada Jumat (11/3/2022). Bahkan, presiden berusia 44 tahun itu mendesak agar Rusia segera membebaskan wali kota yang sudah memimpin sejak 2020 lalu.  

Dikutip Daily Mail, Zelenskyy juga menyebut penculikan Fedorov sebagai sebuah pelanggaran terhadap demokrasi lantaran ia terpilih secara sah dan menyebut pasukan Rusia akan memperlakukannya sebagaimana seorang teroris. 

"Penangkapan Wali Kota Melitopol ini adalah sebuah bentuk kejahatan, tidak hanya kepada seseorang saja, tapi juga terhadap komunitas tertentu dan tidak hanya melawan Ukraina saja. Ini adalah bentuk kejahatan melawan demokrasi itu sendiri" tutur Zelenskyy. 

1. Penangkapan Fedorov tersebar luas di sosial media Ukraina

Berdasarkan video viral yang tersebar di sosial media memperlihatkan potongan video kamera pengawas di area Lapangan Kemenangan Melitopol. Kemudian terdapat sekitar 10 tentara Rusia yang membawa seseorang dari sebuah kantor yang dikonfirmasi merupakan Ivan Fedorov. 

Kepala Fedorov dilaporkan ditutup dengan tas plastik saat dibawa oleh pasukan Rusia yang menggunakan masker. Pemerintah Ukraina menduga penculikan Fedorov ini dilatarbelakangi penolakannya untuk berkooperasi dengan Rusia. 

Presiden Zelenskyy juga menambahkan jika Fedorov merupakan pemimpin yang berani untuk membela dan mempertahankan Ukraina beserta seluruh warganya. 

"Ini adalah tanda kelemahan dari penginvasi. Mereka mulai menebarkan teror untuk mengeliminasi pemerintahan lokal resmi di Ukraina" ungkap Zelenskyy. 

Sementara itu, Kantor Kejaksaan Republik Rakyat Luhansk menyebut jika penangkapan Fedorov dilakukan lantaran memang ada perintah penangkapan terhadap Fedorov sesuai dalam laman milik pemberontak pro Rusia tersebut. 

Pihak Kejaksaan RRL menyebut jika Fedorov dituding terlibat aktivitas terorisme dan memberikan pendanaan kepada militan nasionalis Sektor Kanan untuk melangsungkan aksi terorisme melawan warga sipil di Donbass. 

2. Kemenlu Ukraina menyebut jika aksi ini termasuk kejahatan perang

Kementerian Luar Negeri Ukraina juga mengecam aksi penculikan ini dan menyebut jika insiden ini termasuk salah satu kejahatan perang yang dilarang keras oleh hukum internasional lantaran menahan warga sipil di tengah peperangan. 

"Pasukan Rusia tanpa alasan yang jelas menyebut wali kota sebagai teroris. Kami menyerukan dunia internasional untuk segera merespon penculikan Ivan Fedorov dan warga sipil lainnya, dan meningkatkan tekanan kepada Rusia untuk mengakhiri perang kejam ini melawan rakyat Ukraina" tutur Kemenlu Ukraina, dilansir Al Jazeera

Di sisi lain, militer Rusia sudah masuk ke Melitopol sejak hari kedua invasi pada 25 Februari lalu. Namun, di tengah invasi, Fedorov telah mengajak warga untuk melakukan aksi demonstrasi melawan invasi, termasuk demonstrasi pada 2 Maret lalu yang dihadiri oleh ribuan warga. 

Wali kota itu juga sempat menyebut situasi di Melitopol sangat sulit lantaran semakin langkanya pasokan makanan dan obat-obatan. Bahkan, Pemerintah Melitopol sudah meminta pasukan Rusia agar membuka koridor kemanusiaan agar memberikan jalan bagi warga sipil untuk mengungsi, tapi hal itu ditolak oleh Rusia. 

Baca Juga: 5 Klub Ukraina yang Terdampak Konflik Ukraina dan Rusia

3. Tokoh pro Rusia telah menggantikan posisi Ivan Fedorov

Business Insider melaporkan bahwa Rusia telah memilih wali kota baru di Melitopol hanya berselang satu hari setelah ditangkapnya Ivan Fedorov pada Kamis (10/3/2022). Sedangkan wali kota penggantinya bernama Galina Danilschenko yang sebelumnnya berperan sebagai anggota parlemen lokal. 

Berdasarkan pernyataan Danilschenko di acara televisi lokal menyebut tugas utamanya saat ini untuk mengembalikan situasi kota seperti normal. Perempuan berusia 57 tahun itu menyebut jika ada beberapa orang yang ingin membuat kericuhan. 

"Saya meminta kepada Anda untuk menahan aksimu dan tidak menyebarkan provokasi kepada orang lain. Saya meminta seluruh perwakilan yang dipilih masyarakat di seluruh tingkatan, agar menjalankan tugas Anda untuk mementingkan kebaikan seluruh warga" kata Danilschenko.

Setelah mendengar berita penangkapan Ivan Fedorov pada hari Sabtu, lebih dari 2.000 warga di Luhansk melangsungkan aksi demonstrasi. Para pendemo mendesak agar Fedorov segera dibebaskan dan dapat menjalankan tugasnya seperti semula, dikutip New York Post

Baca Juga: Rusia Serang Pangkalan Militer Ukraina, 35 Orang Tewas dan 134 Terluka

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya