Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi belanja (unsplash.com/freestocks)

London, IDN Times - Sekelompok anggota parlemen Inggris mengusulkan cara untuk mengurangi limbah pakaian. Dalam sebuah rapat yang khusus membahas persoalan tersebut, mereka ingin agar setiap pelaku retail dan merek-merek fashion membayar satu penny untuk setiap kain yang mereka gunakan.

Uang-uang tersebut diharapkan bisa dipakai untuk membiayai sistem daur ulang limbah kain. Selama ini, dengan meningkatnya tren fast fashion yang menyediakan pakaian-pakaian dalam skala besar dengan harga murah, jumlah limbah yang diproduksi pun kian bertambah.

1. Pemerintah harus turun tangan

Ilustrasi belanja (unsplash.com/freestocks)

"'Fast fashion' berarti kita mengonsumsi secara berlebihan dan tidak memakai pakaian dengan sewajarnya. Para pengecer harus bertanggung jawab atas pakaian-pakaian yang mereka produksi," kata Ketua Komite Audit Lingkungan yang juga anggota parlemen Inggris, Mary Creagh, seperti dilansir Reuters.

Oleh karena itu, perlu upaya tegas dalam memastikan produsen tidak lolos dengan hanya memproduksi, memasarkan dan menjual produk-produk mereka kepada khalayak. "Pemerintah wajib bertindak untuk mengakhiri era membuang-buang baju dengan menyediakan insentif bagi perusahaan yang menawarkan desain berkelanjutan dan layanan perbaikan," tambahnya. 

2. Warga Inggris berbelanja lebih banyak baju dibandingkan orang-orang Eropa lainnya

Editorial Team

Tonton lebih seru di