7 Kasus Kematian Akibat Racun, Mata-mata hingga Tokoh Politik

Hampir semua pelakunya tidak pernah tertangkap

Jakarta, IDN Times - Sangat mematikan dan sulit untuk dideteksi, itulah "racun". Salah satu senjata yang selama beberapa dekade, telah menjadi metode 'favorit' yang digunakan di banyak kasus pembunuhan terkait politik.

Sejarah Soviet dan Rusia khususnya, penuh dengan tragedi keracunan yang menggemparkan. Bahkan, klaim menyebutkan negara itu memiliki laboratorium rahasia untuk bereksperimen dengan bahan kimia sejak tahun 1921.

Dari memasukkan racun ke dalam minuman hingga mengoleskannya di selembar kertas, sejumlah racun paling mematikan di dunia telah digunakan dalam banyak kasus kematian agen rahasia hingga tokoh penting dunia. Apa sajakah itu? Berikut 7 racun mematikan dan kisah kematian tragis dibaliknya.

1. Polonium-210 yang dicampurkan ke dalam secangkir teh

Polonium-210 adalah salah satu unsur terlangka dan bahan radioaktif alami. Mampu memancarkan partikel alfa, unsur ini sangat sulit diperoleh dan hampir mustahil diproduksi tanpa reaktor nuklir.

Kekuatannya sebagai racun disebut 250.000 kali lebih mematikan daripada hidrogen sianida. Bila tertelan, paparan radiasinya akan merusak organ dalam dan menyebabkan kematian yang menyakitkan.

Alexander Litvinenko adalah salah satu sosok yang tewas akibatnya. Ia adalah mantan mata-mata Rusia yang melarikan diri ke London dan diberikan suaka politik. Litvinenko diyakini terpapar polonium-210 usai meminum teh di sebuah hotel London pada tahun 2006. Ia dirawat selama hampir tiga pekan di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.

Pelakunya tidak pernah tertangkap. Tetapi penyelidikan Inggris meyakini pembunuhan itu adalah bagian dari operasi FSB (Dinas Keamanan Federal Rusia), berdasarkan persetujuan langsung Presiden Vladimir Putin.

2. Risin yang ditembakkan menggunakan payung

7 Kasus Kematian Akibat Racun, Mata-mata hingga Tokoh PolitikCuplikan koran berisi pemberitaan kasus Georgi Markov. Sumber: Twitter.com/IntlSpyMuseum

"Risin" adalah racun mematikan yang dapat ditemukan dalam biji tanaman minyak jarak. Entah dihirup, ditelan, atau disuntikkan, Risin dapat membunuh dengan cara masuk ke dalam sel-sel dan mencegah tubuh memproduksi protein.

Racun ini terkenal akibat kasus "umbrella murder" Georgi Markov. Ia adalah seorang penulis pembangkang asal Bulgaria yang vokal dalam mengkritik pemerintahan negaranya di era kekuasaan rezim komunis. Kabarnya, tulisan-tulisan Markov memicu kemarahan diktator Bulgaria Todor Zhivkov, sehingga seorang agen rahasia diutus untuk membunuhnya.

Kejadiannya terjadi pada tanggal 7 September 1978, ketika Markov yang sedang menunggu bus di dekat jembatan Waterloo, London, tiba-tiba merasakan benturan di bagian belakang kaki kanannya. Saat melihat sekeliling, pandangannya mengarah pada sosok pria misterius yang membungkuk untuk mengambil payung dan meninggalkan lokasi dengan tergesa-gesa. Markov lantas memerhatikan ada benjolan kecil di paha yang terbentur dan pada sore hari, ia dilarikan ke rumah sakit karena mengalami demam tinggi. Naas, usai tiga hari perawatan nyawanya tidak terselamatkan.

Hasil otopsi menyebutkan, pada benjolan tersebut rupanya tertanam pelet kecil yang terbuat dari platinum-iridium dan berisikan racun yang diyakini adalah risin. Pelet itu ditembakkan melalui payung yang dilihat oleh Markov, sementara tersangka utamanya diduga kuat adalah agen mata-mata KGB (Badan Intelijen Uni Soviet).

3. VX yang disemprotkan ke wajah

VX adalah agen saraf paling berbahaya yang pernah dibuat. 10 miligram saja, sudah cukup untuk menyebabkan gangguan fatal. Bahan kimia ini sulit dideteksi, tidak berasa, tidak berwarna, dengan konsistensi mirip oli mesin. Sangking mematikan, PBB mengklarifikasikannya sebagai senjata pembunuh massal. Sementara di bawah konvensi senjata kimia 1997, agen saraf ini telah dilarang untuk digunakan.

Tetapi pada 13 Februari 2017, sebuah kasus kematian dengan menggunakan VX telah menyeret nama Indonesia kedalamnya. Pembunuhan itu terjadi di Bandara Internasional Kuala Lumpur dan menimpa Kim Jong Nam, kakak tiri dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kim tewas usai wajahnya terkena semprotan yang mengandung VX ketika tengah menunggu jadwal penerbangan. Pelakunya adalah dua wanita asal Vietnam dan Indonesia yang dalam penyelidikan, mengaku tidak mengetahui apa isi cairan tersebut. Mereka berkata hanya disuruh oleh seseorang yang mirip warga Jepang atau Korea, dengan iming-iming uang dan alasan bahwa itu adalah bagian dari acara prank TV.

Dugaan kuat meyakini jebakan datang dari mata-mata Korea Utara di bawah perintah langsung Kim Jong Un sendiri. Namun, tuduhan dengan keras dibantah oleh negara tersebut. Pada akhirnya, kedua tersangka dibebaskan usai melalui proses diplomasi yang panjang.

4. Talium yang diduga jadi penyebab tewasnya seorang jurnalis investigasi 

7 Kasus Kematian Akibat Racun, Mata-mata hingga Tokoh PolitikPotret Yuri Shchekochikhin, jurnalis oposisi yang meninggal secara misterius. Twitter.com/ReaganBattalion

Baca Juga: Terlibat Pembunuhan, 2 Anggota Legislatif Oposisi Uganda Dihukum

Talium adalah unsur kimia mematikan yang awalnya dipercaya telah membunuh Alexander Litvinenko. Seperti Polonium-210, racun ini menyerang organ dalam dan dapat menyebabkan korbannya menderita kerontokan rambut parah.

Salah satu kematian yang dikaitkan dengan Talium adalah kasus Yuri Shchekochikhin, seorang jurnalis dan penyelidik korupsi yang ternama di Rusia. Kematiannya terjadi pada Juli 2003, hanya beberapa hari sebelum janji temu dengan FBI di Amerika Serikat. Rusia mengklaim Shchekochikhin tewas akibat reaksi alergi yang parah, tetapi keluarga dan orang-orang terdekat meragukannya, seperti dilansir dari BBC. Sebaliknya, sebuah investigasi independen terpercaya justru mengungkapkan bahwa kematian itu 90 persen cocok dengan gejala yang disebabkan oleh keracunan akibat Talium.

Selain Shchekochikhin, ada juga desas-desus yang menyebutkan bahwa sosok pemimpin terpenting Palestina Yasser Arafat, juga meninggal akibat racun tersebut.

5. Gelsemium yang tinggalkan jejak di tubuh pengusaha Rusia anti Kremlin

7 Kasus Kematian Akibat Racun, Mata-mata hingga Tokoh PolitikPotret Alexander Perepilichny (kiri) dan rumah kediamannya di Inggris (kanan). Twitter.com/RussianEmbassy

Gelsemium adalah sejenis tanaman langka yang hadir dalam tiga varietas bunga. Ketiganya sama-sama mematikan, tetapi yang paling beracun adalah Gelsemium Elegans yang hanya tumbuh di Asia.

Penggunaannya sebagai racun telah dikenal luas di kalangan pembunuh bayaran Rusia dan China, melansir RFERL. Salah satu korbannya adalah Alexander Perepilichny, seorang pengusaha Rusia dan kritikus Kremlin.

Kematiannya terjadi pada tahun 2012, sesaat setelah sempat joging dekat kediamannya di Surrey, Inggris. Awalnya, polisi tidak melihat ada yang janggal pada kematian Perepilichny. Tetapi pada 18 Mei, penyelidikan kembali dibuka usai tes forensik menemukan ada jejak Gelsemium di dalam perut korban.

Laporan investigasi menduga, Perepilichny dibunuh karena telah membantu mengungkap sindikat pencucian uang besar di Rusia yang melibatkan mafia dan otoritas negara.

6. Sarin yang dioleskan ke sepucuk surat

Sama seperti VX, Sarin adalah zat saraf cair yang diklasifikasikan oleh PBB sebagai senjata pembunuh massal. Penimbunannya juga dilarang di bawah Konvensi Senjata Kimia.

Kisah kematian akibat Sarin yang menggemparkan dialami oleh seorang mujahidin bernama Samir bin Shalih, atau yang lebih dikenal dengan nama samaran, Ibn al-Khattab. Ia adalah pejuang gerilya yang terlibat dalam perang di Chechnya selama tahun 90an hingga awal tahun 2000.

Kabarnya, Al-Khattab tewas hanya dalam kurun waktu lima menit usai membuka sebuah surat yang diterimanya dari seorang utusan khusus. Surat itu diyakini telah dioleskan oleh sarin yang dapat bekerja cepat untuk membunuh.

Laporan meyakini bahwa surat itu kemungkinan besar berasal dari agen ganda yang bekerja sebagai mata-mata Rusia.

7. "King of Poisons" Arsenik tewaskan aktivis HAM Munir

7 Kasus Kematian Akibat Racun, Mata-mata hingga Tokoh PolitikIlustrasi foto sosok aktivis HAM, Munir. Sumber: Instagram.com/museum_ham_munir

Dijuluki sebagai "King of Poisons", Arsenik adalah salah satu jenis racun paling mematikan yang telah dipakai sejak jaman kekaisaran Romawi. Racun ini sangat istimewa karena hampir tidak terdeteksi, sehingga seseorang dapat terpapar tanpa menyadarinya.

Ada banyak mata-mata hingga tokoh dunia yang dipercaya tewas akibat racun tersebut, salah satunya Napoleon Bonaparte. Tetapi di Indonesia, Arsenik mendapatkan sorotan khusus karena digunakan sebagai alat pembunuhan aktivis HAM, Munir.

Munir tewas pada tanggal 7 September 2004, dalam penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam menaiki pesawat Garuda. Tersangka utamanya adalah Pollycarpus Budihari Priyanto, seorang pilot senior maskapai tersebut. Tetapi banyak pihak meyakini bahwa pemerintah, melalui BIN (Badan Intelijen Negara), adalah dalang sesungguhnya di balik pembunuhan sang aktivis.

Meski telah 17 tahun berlalu, kasus pembunuhan Munir masih juga tak kunjung terkuak. Lebih miris lagi, dokumen yang seharusnya berisi hasil penyelidikan TPF (Tim Pencai Fakta) pun dilaporkan hilang sejak tahun 2016 dan keberadaannya hingga saat ini masih menjadi misteri.

Baca Juga: 6 Fakta Femisida, Pembunuhan Berbasis Gender yang Marak Selama Pandemi

Calledasia Lakawa Photo Verified Writer Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya