Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)
ilustrasi bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)

Intinya sih...

  • Presiden China, Xi Jinping, menyerukan penguatan kerja sama dengan negara tetangga di tengah ketegangan global akibat kebijakan tarif AS.
  • Xi menekankan pentingnya membangun komunitas dengan masa depan bersama dan mendorong pengelolaan perbedaan secara tepat.
  • China siap menghadapi tekanan eksternal dari AS dan memiliki cukup kebijakan cadangan untuk menghadapi guncangan global.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden China Xi Jinping menyerukan penguatan kerja sama dengan negara-negara tetangga di tengah meningkatnya ketegangan global akibat kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS). Seruan itu disampaikan dalam Konferensi Sentral tentang Urusan Negara-Negara Tetangga yang berlangsung selama dua hari di Beijing, dan ditutup pada Rabu (9/4/2025).

Xi menekankan pentingnya membangun komunitas dengan masa depan bersama bersama negara-negara di sekitar China. Ia juga mendorong pengelolaan perbedaan secara tepat dan pemanfaatan kerja sama regional sebagai jalan untuk menciptakan stabilitas dan pertumbuhan bersama.

“Kami tidak akan membiarkan siapa pun mengambil hak sah rakyat China untuk berkembang. Kami tidak akan mentolerir upaya apa pun yang membahayakan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian, Anadolu Agency, Rabu (9/4/2025).

Pernyataan ini muncul di tengah pemberlakuan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump yang mencapai 104 persen terhadap ekspor China.

1. Xi tekankan visi komunitas regional di konferensi sentral

Sekretaris Jenderal Partai Komunis China, Xi Jinping (Press Service of the President of the Russian Federation / Roman Kubanskiy, This file comes from the website of the President of the Russian Federation and is licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 License, via Wikimedia Commons)

Dalam pidatonya di konferensi tersebut, Xi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis China dan Ketua Komisi Militer Pusat, memaparkan pencapaian serta pengalaman diplomasi kawasan dalam era baru. Ia juga menyusun rencana strategis untuk fase selanjutnya.

Konferensi menekankan bahwa wilayah sekitar China merupakan fondasi penting bagi pembangunan nasional dan keamanan. Wilayah ini juga dipandang sebagai front utama dalam menjaga stabilitas, serta menjadi prioritas dalam diplomasi China secara keseluruhan.

Xi mendorong agar kerja sama dengan negara tetangga dilakukan secara menyeluruh, mulai dari ekonomi hingga pertukaran antar masyarakat, serta menjaga perdamaian regional melalui dialog dan konsultasi.

2. Nilai Asia dan konektivitas kawasan

ilustrasi kesepakatan kerjasama (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Konferensi juga menyoroti pendekatan diplomatik baru yang akan ditempuh China. Negara itu akan tetap mengedepankan nilai-nilai Asia seperti perdamaian, kerja sama, keterbukaan, dan inklusivitas. Kerja sama Jalur Sutra modern atau Belt and Road Initiative dijadikan platform utama untuk mendorong integrasi pembangunan kawasan.

“China akan tetap berkomitmen membangun lingkungan regional yang bersahabat, aman, dan sejahtera,” bunyi pernyataan konferensi seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (9/4).

China juga akan membangun jaringan konektivitas tingkat tinggi, memperkuat kerja sama rantai pasok dan industri, serta memperluas pertukaran antar masyarakat.

3. China siapkan diri hadapi gejolak global

Pada 13 Mei 2012, Perdana Menteri Noda menghadiri KTT Jepang-Tiongkok-Korea ke-5 yang digelar di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok. (内閣官房内閣広報室, This file is licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 International license, via Wikimedia Commons)

Di tengah pemberlakuan tarif global oleh AS yang berdampak luas di Asia, Beijing menekankan kesiapan menghadapi tekanan eksternal. Dalam dokumen White Paper yang dirilis Rabu, pemerintah China mencatat tarif AS sejak 2018 telah menyasar ekspor senilai lebih dari 500 miliar dolar AS (sekitar Rp8.468 triliun).

Kementerian Luar Negeri China menegaskan negara itu memiliki cukup kebijakan cadangan untuk menghadapi guncangan global. Tarif terbaru dari AS tak hanya menyasar China, tetapi juga negara-negara tetangga seperti Vietnam, India, Korea Selatan, hingga Jepang.

“Kami sepenuhnya mampu menghadapi guncangan eksternal dan memiliki cukup alat kebijakan,” demikian pernyataan resmi pemerintah China.

Beijing kini menitikberatkan pada penguatan kepercayaan strategis dengan mitra kawasan serta mendorong tiap negara memilih jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisi domestik masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team