Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kapal perang (unsplash.com/Michael Afonso)
ilustrasi kapal perang (unsplash.com/Michael Afonso)

Jakarta, IDN Times - Kamboja dan China akan memulai latihan militer tahunan Golden Dragon pada Kamis (16/5/2024), sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama dan bertukar pengalaman militer.

Dilansir Associated Press, juru bicara militer Kamboja Mayjen Thong Solimo pada Senin (13/5/2024) mengatakan bahwa sebanyak 1.315 personel militer dari Kamboja dan 760 dari China akan berpartisipasi dalam latihan yang dilakukan di provinsi Kampong Chhnang tengah dan di laut lepas provinsi Preah Sihanouk. Latihan selama 15 hari ini juga didukung oleh tiga kapal perang China dan 11 kapal Kamboja.

Dia mengungkapkan bahwa latihan Golden Dragon bertujuan melawan terorisme dan memberikan bantuan kemanusiaan di kedua negara serta di kawasan tersebut.

“Latihan tahun ini lebih besar dari latihan sebelumnya baik dari segi personel dan material militer,” kata Solimo, seraya menambahkan bahwa China akan menanggung biaya latihan tersebut.

1. China merupakan sekutu dan pemberi dana terpenting bagi Kamboja

Latihan tahunan Golden Dragon dimulai pada Desember 2016, tak lama setelah Kamboja membatalkan latihan serupa dengan Amerika Serikat (AS) yang disebut Angkor Sentinel.

Kamboja merupakan sekutu terdekat China di Asia Tenggara, sementara China adalah sekutu sekaligus pemberi dana terpenting bagi Kamboja.

China membiayai banyak proyek di Kamboja, mulai dari infrastruktur, termasuk bandara dan jalan raya, hingga proyek swasta seperti hotel, kasino, dan pengembangan properti. Lebih dari 40 persen utang luar negeri Kamboja sebesar 10 miliar dolar AS (Rp161 triliun) berasal dari China.

Dukungan Beijing ini membuat Kamboja secara umum mendukung posisi China mengenai isu-isu kebijakan luar negeri, seperti klaim teritorialnya di Laut Cina Selatan.

2. Kamboja akan lanjutkan proyek Kanal Funan Techo senilai Rp27 triliun dengan bantuan China

Baru-baru ini, Kamboja menegaskan kembali tekadnya untuk melanjutkan proyek Kanal Funan Techo senilai 1,7 miliar dolar AS (sekitar Rp27 triliun) yang dibiayai China di empat provinsi di bagian selatan negara itu. Kanal ini nantinya akan menghubungkan ibu kota, Phnom Penh, ke Teluk Thailand.

Namun, rencana tersebut telah menimbulkan kekhawatiran dari negara tetangganya, Vietnam. Berapa analis mengatakan bahwa kanal tersebut dapat memudahkan China mengirim pasukan militer kearah selatan, dekat pantai selatan Vietnam.

Hubungan antara Vietnam dan China sering memburuk lantaran klaim agresif Beijing atas wilayah maritim di Laut China Selatan, yang juga diklaim Hanoi.

3. AS cemas pangkalan Ream akan menjadi pos strategis bagi angkatan laut China

Keterlibatan China di Pangkalan Angkatan Laut Ream Kamboja di Teluk Thailand juga menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah pihak. AS dan beberapa analis keamanan internasional menilai pangkalan tersebut kemungkinan akan menjadi pos strategis bagi angkatan laut Beijing. Namun, para pejabat Kamboja membantah bahwa pangkalan itu digunakan oleh kekuatan asing.

Pada 7 Desember, dua kapal angkatan laut China menjadi kapal pertama yang berlabuh di dermaga baru di pangkalan tersebut. Momen ini bertepatan dengan kunjungan pejabat tinggi pertahanan China ke Kamboja.

Pada April, Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan kunjungan tiga hari ke Kamboja untuk menegaskan hubungan kedua negara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team