Jakarta, IDN Times - Taliban yang memerintah Afghanistan, mengirim Asadullah Bilal Karimi sebagai duta besar (dubes) di China. Secara resmi, Beijing menerima utusan tersebut pada Jumat (1/12/2023).
Menurut Amu Tv, Karimi dikirim ke China sebagai dubes Taliban pada 24 November.
Penguasa Taliban sampai saat ini belum mendapat pengakuan dari negara mana pun. Penerimaan Beijing atas Karimi menjadikan China sebagai negara pertama yang menerima dubes Afghanistan.
Utusan khusus China untuk Afghanistan, Yue Xiaoyong, adalah pejabat yang menyambut Karimi. Karimi menyerahkan surat mandat kepercayaan kepada direktur jenderal departemen protokol Kementerian Luar Negeri Hong Lei.
Dilansir Associated Press, Lei menyambut baik Karimi dan menyebutnya sebagai langkah penting dalam pegembangan hubungan bilateral. Lei juga mengatakan surat Karimi akan diserahkan kepada Presiden Xi Jinping.
"China menghormati kedaulatan nasional dan keputusan rakyat Afghanistan. Mereka tidak mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan, dan hal ini belum pernah terjadi di masa lalu," kata Lei.
Di sisi sebaliknya, Karimi memuji kebijakan positif Beijing terhadap Kabul. Karimi mengatakan China adalah tetangga yang baik dan berjanji bahwa tanah Afghanistan tidak akan digunakan untuk melawan negara mana pun.
China sangat penting bagi Taliban yang sedang membutuhkan investor asing. Beberapa perusahaan negara dan swasta, telah berminat berinvestasi di Afghanistan.
Namun sejauh ini, sanksi sektor perbankan internasional kepada Afghanistan telah menghalangi investor asing untuk mengambil inisiatif besar.
Dilansir VOA News, China adalah negara pertama yang menunjuk duta besar untuk Kabul pada September lalu. Negara-negara lain tetap mempertahankan dubes mereka atau menunjuk kedutaan sebagai kuasa usaha yang tidak memerlukan surat kepercayaan kepada penguasa Taliban.
Karimi masih muda, berusia awal 30-an tahun. Sebelumnya, Karimi adalah juru bicara pemerintah Taliban yang bekerja bersama juru bicara utama, Zabihullah Mujahid.
Dilansir Tolo News, penunjukan itu telah dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Taliban, Abdul Qahar Balkhi.
Analis politik menilai penerimaan dubes Afghanistan oleh China bermanfaat bagi peningkatan hubungan Kabul dan dunia internasional.
"China pada dasarnya mengambil semua tindakan untuk keterlibatan politik namun tidak secara resmi mengumumkan masalah ini,” kata Mehdi Manadi, mantan diplomat.