AS dan Filipina Bahas soal Laut China Selatan

Pekan lalu, 200 kapal Tiongkok berlabuh di Whitsun reef

Washington, D.C, IDN Times - Pejabat dari Amerika Serikat dan Filipina telah membahas keprihatinan atas Tiongkok di wilayah Laut China Selatan melalui panggilan telepon pada hari Rabu, 31 Maret 2021, waktu setempat. Pekan lalu, sebanyak 200 kapal milik Tiongkok diketahui telah berlabuh di Whitsun Reef, sekitar 320 km sebelah barat Pulau Palawan, Filipina. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kedua negara dikabarkan setuju dan terus berkoordinasi erat dalam menanggapi tantangan di Laut China Selatan

AS dan Filipina Bahas soal Laut China SelatanWilayah Laut Cina Selatan. (Twitter.com/man_integrated)

Dilansir dari Aljazeera.com, pejabat senior dari Ameirka Serikat dan Filipina telah membahas keprihatinan mereka atas aktivitas yang dilakukan Tiongkok yang sedang berlangsung di Laut China Selatan yang disengketakan melalui panggilan telepon. Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, dan Penasihat Keamanan Nasional Filipina, Hermogenes Esperon, setuju bahwa Amerika Serikat dan Filipina akan terus berkoordinasi erat dalam menanggapi tantangan di Laut China Selatan.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Emily Horne, mengatakan Sullivan menggarisbawahi Amerika Serikat mendukung sekutu Filipina dalam menegakkan tatanan maritim internasional berbasis aturan serta menegaskan kembali Perjanjian Pertahanan Bersama Amerika Serikat-Filipina di Laut China Selatan. Diskusi tersebut mengikuti laporan pada hari Rabu, 31 Maret 2021, waktu setempat bahwa armada kapal dari milisi maritim Tiongkok, yang menjadi subjek perselisihan diplomatik dengan Tiongkok pekan lalu dan sekarang tersebar di area yang lebih luas di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina.

Dalam sebuah pernyataan, Filipina mengatakan pihaknya menegaskan kembali pernyataan kedaulatan Filipina dan hak kedaulatan serta yurisdiksi atas pulau-pulau dan jalur laut yang mengelilinginya. Tak hanya itu, mereka juga mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas keberadaan kapal yang melanggar hukum terus-menerus. Bahkan, Filipina meminta Tiongkok untuk segera menarik kapal-kapal mereka yang terus mengibarkan benderanya.

2. Pihak Tiongkok seringkali menggunakan istilah 'nine-dash line' untuk membenarkan klaimnya atas Laut China Selatan

AS dan Filipina Bahas soal Laut China SelatanSuasana di sekitar wilayah Laut Cina Selatan. (Twitter.com/Scs_Connect)

Pihak Tiongkok seringkali menggunakan apa yang disebut dengan istilah "nine-dash line" untuk membenarkan klaimnya atas sebagian besar wilayah Laut China Selatan dan telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional tahun 2016 lalu di Den Haag, Belanda, yang memutuskan bahwa pernyataan tersebut tidak memiliki dasar. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Tiongkok telah mengubah terumbu karang di Kepulauan Spratly menjadi pulau buatan dengan memasang fasilitas dan peralatan angkatan laut dan udara.

Salah satunya adalah Mischief Reef, yang juga diklaim oleh Filipina, di mana satuan tugas tersebut mengatakan 4 kapal Angkatan Laut Tiongkok terlihat selama patroli. Menteri Luar Negeri FIlipina, Teodoro Locsin, dalam pernyataannya pada hari Kamis, 1 April 2021, waktu setempat menegaskan bahwa fitur apapun di ZEE Filipina adalah milik Filipina, bahkan yang memiliki struktur Tiongkok. Sehari sebelumnya, pihak militer Filipina mengatakan bahwa pesawatnya juga menerima tantangan radio dari militer Tiongkok selama misi pengawasan.

Baca Juga: Menguak Hubungan Teroris Bom Gereja Makassar dan Jolo Filipina

3. Filipina akan menggelar pertemuan bilateral dengan Tiongkok

AS dan Filipina Bahas soal Laut China SelatanSituasi di sekitar wilayah Beijing, Tiongkok. (Pixabay.com/walter688)

Filipina dikabarkan akan menggelar pertemuan bilateral dengan Tiongkok melalui Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, di mana Locsin juga memenuhi undangan dari mitranya dari Tiongkok, Wang Yi di Provinsi Fujian. Tak hanya Locsin, kedua negara seperti Malaysia dan Singapura melalui Menteri Luar Negeri mereka juga bertolak ke Tiongkok sejak tanggal 31 Maret 2021 hingga 2 April 2021 ini. Meski keduanya sedang bersitegang mengenai Laut China Selatan, Filipina telah memesan vaksin COVID-19 buatan Tiongkok, Sinovac, dan telah tiba di Manila, Filipina, pada hari Senin, 29 Maret 2021, lalu sebanyak 1 juta dosis.

Pengiriman tersebut mengikuti dari sumbangan sebelumnya oleh Tiongkok sebesar 1 juta dosis vaksin Sinovac, termasuk sekitar 100 ribu dosis yang disumbangkan untuk militer Filipina oleh militer Tiongkok. Seorang perwira militer senior Filipina mengatakan bahwa masalah di Laut Filipina Barat dan Laut China Selatan merupakan masalah yang dipisahkan dengan urusan pandemi COVID-19. Menurutnya, situasi pandemi ini merupakan keadaan darurat kesehatan serta setiap vaksin COVID-19 yang disetujui pasti akan membantu pihaknya dalam menghadapi tantangan.

Baca Juga: Filipina Minta Tiongkok Tarik Ratusan Kapal dari Laut China Selatan

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya