Berantas COVID-19, Malta Larang Semua Turis Datang ke Negaranya

Aturan ini dikecualikan bagi yang sudah divaksinasi penuh

Valletta, IDN Times - Demi memberantas COVID-19, pemerintah Malta pada hari Jumat, 9 Juli 2021, waktu setempat melarang semua turis datang ke negaranya. Namun demikian, aturan tersebut dikecualikan kepada turis yang sudah menjalani vaksinasi lengkap. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menurut Menteri Kesehatan Malta, negaranya akan menjadi negara pertama yang menerapkan aturan tersebut

Berantas COVID-19, Malta Larang Semua Turis Datang ke NegaranyaMenteri Kesehatan Malta, Chris Fearne. (Instagram.com/chrisfearne)

Dilansir dari Aljazeera.com, Malta akan menjadi negara pertama Eropa pertama yang menutup perbatasannya bagi siapa saja turis yang belum sepenuhnya divaksinasi terhadap COVID-19, menyusul adanya lonjakan kasus COVID-19 akhir-akhir ini. Hanya mereka yang memiliki sertifikat vaksinasi Inggris atau Uni Eropa yang akan diizinkan masuk mulai tanggal 14 Juli 2021 ini dan Menteri Kesehatan Malta, Chris Fearne, juga menyarankan turis dari Amerika Serikat dan negara lain akan dilarang. Ia mengklaim negaranya akan menjadi negara Uni Eropa pertama yang melakukannya, tetapi pihaknya perlu melindungi warganya.

Satu-satunya yang tidak berlaku dalam kebijakan tersebut adalah anak-anak yang tidak divaksinasi berusia antara 5-12 tahun, yang akan diizinkan masuk ke Malta jika hasil tesnya negatif dan didampingi oleh orangtua yang divaksinasi lengkap. Sebelumnya, turis dari Uni Eropa lainnya, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain diizinkan masuk jika mereka menunjukkan hasil tes PCR negatif atau jika mereka telah divaksinasi sepenuhnya.

2. Sebelumnya, keputusan tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi keluarga dengan anak berusia 12 tahun ke atas

Berantas COVID-19, Malta Larang Semua Turis Datang ke NegaranyaSuasana di sekitar salah satu wilayah yang berada di Malta. (Pixabay.com/Efraimstochter)

Sebelum pengumuman tersebut, Malta mengumumkan hal serupa pada tanggal 30 Juni 2021 lalu yang mengumumkan bahwa hanya orang yang divaksinasi lengkap dari Inggris akan diterima. Anak-anak di bawah berusia 12 tahun dibebaskan dari aturan tersebut, tetapi mereka yang berusia 5-11 tahun harus menjalani tes PCR dalam waktu 72 jam sebelum tiba di Malta. Keputusan tersebut justru menimbulkan kekhawatiran besar bagi keluarga dengan anak berusia 12 tahun ke atas yang berencana mengunjungi Malta.

Untuk saat ini, usia minimum di Inggris untuk vaksinasi COVID-19 adalah 18 tahun dan sekitar 1 dari 3 dari mereka yang berusia 18-24 tahun memiliki satu suntikan. Jika aturan itu tetap berlaku selama musim panas, itu berarti banyak keluarga harus membatalkan rencana untuk berlibur di Malta. Negara Malta telah mengikuti jejak sejumlah negara Uni Eropa lainnya, termasuk Italia dan Polandia, dalam meningkatkan pembatasan terhadap para turis dari Inggris. Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh kantor Wakil Perdana Menteri Malta, Kementerian kesehatan Malta, Kementerian Pariwisata Malta, serta perlindungan konsumen, pemerintah Malta mengatakan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan studi epidemiologis dari situasi varian kasus yang dilaporkan di Inggris.

Baca Juga: 5 Sup Populer Khas Malta, Lezat dan Cocok untuk Menghangatkan Tubuh

3. Jumlah kasus COVID-19 di Malta sampai saat ini

Berantas COVID-19, Malta Larang Semua Turis Datang ke NegaranyaIlustrasi virus COVID-19. (Pixabay.com/geralt)

Jumlah kasus COVID-19 di Malta sampai hari Jumat, 9 Juli 2021, waktu setempat mencapai angka 30.851 kasus dengan rincian 420 kasus berakhir meninggal dunia serta 30.179 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, Malta mengalami penambahan kasus sebanyak 96 kasus. Dengan demikian, Malta saat ini berada di urutan ke-126 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Fearne mengatakan sekitar 90 persen kasus yang ditemukan di Malta adalah di antara orang-orang yang tidak divaksinasi dan sebagian besar mereka telah ditelusuri ke Sekolah Bahasa Inggris. Kasus telah dikonfirmasi di 9 sekolah sejauh ini dan sebagai akibatnya, semua Sekolah Bahasa Inggris harus menutup pintu mereka mulai tanggal 14 Juli 2021 ini. Tidak seperti daerah lain di Eropa, lonjakan kasus COVID-19 di Malta tidak sampai pada varian Delta, yang diyakini lebih menular.

Inspektur Kesehatan Malta, Charmaine Gauci, mengatakan pada hari Jumat, 9 Juli 2021, waktu setempat bahwa hanya 7 dari 252 kasus aktif di Malta yang diidentifikais sebagai varian Delta. Malta dalam beberapa pekan terakhir ini telah muncul dari pembatasan COVID-19 yang dilakukan selama berbulan-bulan. Fearne juga menambahkan bahwa pihaknya tidak mengubah bagian lain dari rencana untuk saat ini, tetapi pihaknya akan melakukannya jika ilmu pengetahuan menyarankan harus melakukannya.

Baca Juga: Malta Klaim Jadi Negara UE Pertama yang Capai Herd Immunity

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya