Biden Kecam Pemberontakan yang Dilakukan Pendukung Trump

Setidaknya 13 pendukung Trump telah ditangkap polisi

Washington, D.C, IDN Times - Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, mengecam keras terhadap para pendukung dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang telah melakukan pemberontakan di depan gedung Capitol. Akibatnya, sebanyak 13 orang pendukung Trump ditangkap kepolisian setempat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Akibat kekacauan tersebut, konfirmasi kemenangan Pemilu Presiden 2020 telah ditunda

Biden Kecam Pemberontakan yang Dilakukan Pendukung TrumpSuasana di depan gedung Capitol yang diserbu oleh para pendukung Trump pada tanggal 6 Januari 2020 waktu setempat. (Twitter.com/MarkFinchem)

Dilansir dari BBC, peristiwa yang terjadi pada tanggal 6 Januari 2021 waktu setempat ini membuat Biden mengecam aksi para pendukung Trump yang membuat kekacauan sekaligus pemberontakan di depan gedung Capitol, Washington, D.C, Amerika Serikat. Akibatnya, seorang wanita yang ikut terlibat dalam peristiwa ini tewas ditembak petugas keamanan dan partai Demokrat menuntut Trump untuk menolak langkah kekerasan tersebut. Tak lama kemudian, Trump meminta para pendukungnya untuk pulang setelah meminta berkumpul di gedung Capitol.

Peristiwa kekacauan tersebut memaksa menunda mengkonfirmasi pemenang Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020 yang dimenangkan oleh Biden. Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, yang memulai sesi Kongres di hari yang sama menyebut ini merupakan hari gelap dalam sejarah Capitol Amerika Serikat. Sebelumnya, para demonstran berjuang melewati para penjagaan ketat oleh polisi sambil meneriakkan dan melambai-lambaikan bendera bertuliskan Trump dan Amerika Serikat dengan menuntut hasil akhir Pemilu Presiden dibatalkan saat itu juga.

Pejabat penegak hukum federal telah menemukan 2 perangkat peledak dan pada akhirnya berhasil diamankan oleh FBI dan petugas keamanan Capitol Hill. Kemarahan itu terjadi ketika partai Demokrat memenangkan kursi Senat dalam Pemilihan Senat di negara bagian Georgia, yang mengubah keseimbangan Kongres ke kontrol politik serta membantu pengesahan agenda Biden setelah dilantik pada tanggal 20 Januari 2021 ini.

2. Biden meminta Trump untuk tampil di TV untuk memenuhi sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat

Biden Kecam Pemberontakan yang Dilakukan Pendukung TrumpPresiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden. (Facebook.com/joebiden)

Atas peristiwa tersebut, Biden mengatakan para demonstran telah melakukan pembalasan dengan sebuah hasutan dan ia juga menilai demokrasi Amerika Serikat saat ini berada di bawah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan, ia juga meminta Trump untuk tampil di TV nasional untuk memenuhi sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat serta membela konstitusi. Biden menilai dengan cara menyerbu gedung Capitol, menghancurkan jendela, menduduki kantor Senat, serta mengobrak-abrik meja DPR dapat mengancam keselamatan para pejabat terpilih.

Para pejabat yang terpilih akhirnya memilih mengungsi untuk berjongkok di bawah meja masing-masing, sementara para petugas polisi berusaha untuk mencoba mengamankan gedung dari para demonstran. Protes terhadap hasil akhir Pemilu Presiden merupakan sebuah tantangan yang tak terpikirkan bagi demokrasi Amerika Serikat dan mengungkapm kedalaman perpecahan yang telah menjalar di seluruh negara bagian Amerika Serikat selama Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Baca Juga: Pendukung Trump Menyerbu Gedung Parlemen AS, Pertama dalam 200 Tahun  

3. Akun media sosial Facebook dan Twitter milik Donald Trump diblokir untuk sementara setelah peristiwa tersebut

Biden Kecam Pemberontakan yang Dilakukan Pendukung TrumpIlustrasi sosial media Twitter. (Unsplash.com/purzlbaum)

Akibat peristiwa tersebut, akun media sosial Facebook dan Twitter milik Donald Trump diblokir sementara waktu usai cuitan di Twitter yang telah menghasut para pendukungnya untuk menyerang gedung Capitol. Pihak Twitter menganggap untuk menghapus 3 cuitan karena pelanggaran berat terhadap kebijakan integritas civic dan Twitter menegaskan akan tetap mengunci selama cuitan yang dibuat oleh Trump dihapus.

Sementara itu, Facebook melarang Trump selama 24 jam serta Youtube juga menghapus beberapa video dari Trump. Menurut pihak Youtube, penghapusan video-video tersebut didasarkan karena melanggar kebijakan penyebaran berita palsu mengenai hasil akhir Pemilu Presiden Amerika Serikat. Dengan kebijakan seperti ini, kemungkinan besar Biden akan berusaha untuk menindak teori konspirasi dan ekstremisme di media sosial setelah dilantik. 

Baca Juga: Profil Ashli Babbitt, Demonstran Pro-Trump yang Tewas Ditembak

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya