Diikuti 4 Capres, Iran Gelar Pemilu Presiden 2021

Mereka berpeluang menggantikan posisi Hassan Rouhani

Teheran, IDN Times - Iran akan menggelar Pemilu Presiden 2021 yang akan dilakukan pada hari Jumat, 18 Juni 2021, waktu setempat serta diikuti sebanyak 4 calon Presiden. Salah satu diantara mereka berpeluang menggantikan posisi Hassan Rouhani sebagai Presiden Iran berikutnya. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pemimpin tertinggi Iran mendorong seluruh warga Iran untuk memberikan hak suaranya 

Diikuti 4 Capres, Iran Gelar Pemilu Presiden 2021Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, ketika memberikan hak suara pada Pemilu Presiden Iran 2021 hari Jumat, 18 Juni 2021, waktu setempat. (Instagram.com/khamenei_ir)

Dilansir dari BBC, seluruh warga Iran memberikan suara untuk memilih Presiden baru pada hari Jumat, 18 Juni 2021, waktu setempat dengan memilih salah satu dari 4 calon Presiden di Pemilu Presiden Iran kali ini. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah memberikan suaranya pada pagi di hari yang sama waktu setempat serta mendorong seluruh warga Iran untuk memberikan hak suaranya. Ada ketidakpuasan yang meluas di kalangan warga Iran atas kesulitan ekonomi yang mereka hadapi sejak Amerika Serikat membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran sekitar 3 tahun yang lalu serta memberlakukan kembali sanksi yang melumpuhkan.

Kemenangan salah satu kelompok garis keras diperkirakan tidak akan menggagalkan pembicaraan di Wina, Austria antara Iran dengan kekuatan dunia yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan itu, yang membuat Iran setuju untuk membatasi
program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi. Rouhani, seorang moderat yang berusaha untuk terlibat dengan Barat, tidak dapat mencalonkan diri kembali karena sudah menjabat dua periode selama 4 tahun berturut-turut.

2. Survei terbaru Badan Polling Mahasiswa Iran (ISPA) menunjukkan hanya 42 persen akan berpartisipasi dalam Pemilu Presiden kali ini 

Diikuti 4 Capres, Iran Gelar Pemilu Presiden 2021Bendera Iran. (Pixabay.com/jorono)

Baca Juga: Iran Desak Biden Bawa AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran

Sekitar 59 juta orang berhak memilih di Iran dengan total penduduk sebanyak 80 juta orang. Sebagian besar pemilih Iran kecewa dengan situasi politik saat ini serta beberapa di oposisi serta pembangkang di dalam dan luar negeri telah menyerukan untuk memboikot Pemilu Presiden Iran kali ini. Terlebih kekecewaan tersebut terhadap Rouhani, yang mendapatkan dukungan luas dan memasuki kesepakatan nuklir hanya untuk melihat Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, merusaknya.

Kesengsaraan ekonomi Iran menjadi perhatian utama bagi para pemilih, terutama karena sanksi dari Amerika Serikat telah memukul sektor minyak dan keuangan utama Iran. Warga juga mengatakan bahkan beberapa kebutuhan utama seperti obat-obatan dan makanan kerap sulit didapat. Belum lagi Iran semakin terpukul keras akibat pandemi COVID-19, di mana negara ini telah mencatat lebih dari 3 juta kasus infeksi yang dikonfirmasi dan lebih dari 80 ribu orang tewas akibat COVID-19 sejak awal pandemi.

Kurang dari 5 persenpopulasi diperkirakan telah menerima setidaknya satu dosis sejak Iran memulai vaksinasi pada bulan Februari 2021 lalu. Sebuah sumber di Iran mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan di dalam negeri baru-baru ini mendapat otorisasi darurat. Untuk Pemilu kali ini, pihak berwenang mengatakan akan ada lebih banyak bilik suara dan pusat pemungutan suara akan berada di luar ruangan jika memungkinkan.

Pada hari Kamis, 17 Juni 2021, lalu Rouhani mengatakan kepada warga Iran untuk tidak membiarkan kekurangan lembaga atau kelompok dalam menghentikan mereka dari pemungutan suara, sebuah referensi yang jelas ke Dewan Wali.

3. Dari semua kandidat, Ebrahim Raisi menjadi calon yang diunggulkan dalam Pemilu Presiden Iran kali ini

Diikuti 4 Capres, Iran Gelar Pemilu Presiden 2021Calon Presiden Iran, Ebrahim Raisi. (Instagram.com/raisi_org)

Hampir 600 calon, termasuk 40 calon yang merupakan perempuan, mendaftar untuk Pemilu Presiden Iran kali ini. Akan tetapi, pada akhirnya hanya 7 orang yang disetujui bulan Mei 2021 lalu oleh 12 ahli hukum dan teolog di Dewan Wali, sebuah badan yang tidak dipilih yang memiliki keputusan akhir berkaitan dengan kualifikasi calon. Wakil Presiden Iran yang mendampingi Rouhani di periode pertama, Eshaq Jahangiri, serta mantan Ketua Parlemen Konservatif Iran, Ali Larijani, justru gagal mencalonkan diri setelah gagal di Dewan Wali.

Pada akhirnya, 4 orang calon ditetapkan sebagai calon Presiden Iran yang diantaranya Ebrahim Raisi, Abdolnasser Hemmati, Mohsen Rezai, dan Amirhossein Qazizadeh Hashemi. Dari semua nama yang disebutkan, Ebrahim Raisi justru paling diunggulkan dalam Pemilu Presiden Iran 2021 ini. Pada hari Rabu, 17 Juni 2021, lalu lembaga ISPA mengatakan Raisi diunggulkan dengan memenangkan sekitar 64 persen suara.

Raisi merupakan seorang ulama Muslim Syiah berusia 60 tahun yang memiliki hubungan dekat dengan Ayatollah Ali Khamenei dan Korps Pengawal Revolusi Islam yang kuat. Sebelumnya, Raisi mencalonkan diri sebagai calon Presiden Iran pada tahun 2017 lalu dan sekitar tahun 2019 lalu, Khamenei menunjuk Raisi untuk memimpin Pengadilan Iran. Seorang pengamat politik, Ian Bremmer, menilai Raisi dapat dengan adil digambarkan sebagai "garis keras", salah satu pejabat Iran yang secara terubka memusuhi gagasan keterlibatan yang lebih dalam dengan pemerintah Barat dan mendukung penerapan ketat hukum Islam.

Departemen Keuangan Amerika Serikat sebelumnya memberikan sanksi kepada Raisi
dengan mengatakan Raisi terlibat dalam tindakan brutal rezim terhadap protes Gerakan Hijau Iran yang mengikuti Pemilu 2009 lalu yang berakhir kacau dan tidak tertib. Tak hanya itu saja, Raisi juga terlibat dalam melakukan eksekusi mati terhadap ribuan tahanan politik pada tahun 1988 lalu.

Baca Juga: Hamas Gunakan Drone Iran Demi Bombardir Israel

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya