FDA Setuju Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19

Pengiriman vaksin COVID-19 akan dipercepat

Washington, D.C, IDN Times - Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) akhirnya menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 produksi Pfizer secara darurat belum lama ini. Dengan persetujuan ini, pengiriman vaksin COVID-19 akan dipercepat dan diperkirakan akan mulai 24 jam setelah persetujuan. Bagaimana cara pendistribusian vaksin COVID-19 di Amerika Serikat?

1. Pemerintah Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Pfizer dalam mengirimkan vaksin ke publik

Dilansir dari BBC, pihak satgas COVID-19 Amerika Serikat melalui Operation Warp Speed mengatakan bahwa pengiriman vaksin akan dilakukan 24 jam setelah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan setempat. Sekretartis Layanan Kesehatan dan Masyarakat Amerika Serikat, Alex Azar, mengatakan pemerintah Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Pfizer untuk mengirimkan vaksin ke publik, terutama kepada orang-orang yang paling rentan pada pekan depan. Pihak Pfizer berencana menyiapkan 6,4 juta dosis untuk Amerika Serikat pada putaran pertama di akhir Desember 2020 ini.

Dengan membutuhkan dua suntikan setiap orang, itu sudah cukup untuk dilakukan terhadap 3 juta orang dari total penduduk Amerika Serikat saat ini yang mencapai 330 juta orang. Pejabat federal di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan 21 juta pekerja perawatan kesehatan negara harus diutamakan terlebih dahulu beserta sebanyak 3 juta lansia yang tinggal di panti jompo. Akan tetapi, ada sedikit konsensus mengenai bagaimana negara harus mendistribusikannya ke kelompok lain.

Sebanyak 87 juta pekerja esensial di Amerika Serikat diharapkan menjadi kelompok berikutnya yang mendapatkan vaksin COVID-19, tetapi itu merupakan kebijakan dari masing-masing negara bagian untuk memutuskan industri mana yang akan diprioritaskan terlebih dahulu. Para pejabat mengatakan vaksinasi untuk kelompok yang tidak berisiko tinggi diperkirakan akan dilakukan pada musim semi tahun 2021 ini. Vaksin kedua, yang dikembangkan oleh Moderna dan National Institutes of Health, juga sedang menunggu persetujuan darurat di Amerika Serikat.

2. Proses vaksin buatan Pfizer bekerja setelah vaksinasi

FDA Setuju Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19Proses pembuatan vaksin COVID-19 oleh Pfizer. (Facebook.com/Pfizer)

Vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan BioNTech, yang disebut juga BNT162b2, adalah vaksin mRNA yang diberikan berupa dua suntikan dengan selang waktu 21 hari. Satu dosis untuk menyeimbangkan tubuh dan beberapa minggu kemudian, dosis berikutnya bertujuan meningkatkan respons tubuh. RNA pembawa pesan atau mRNA yang digunakan dalam kode vaksin untuk struktur yang disebut spike glikoprotein virus.

Itulah bagian dari virus yang digunakan menempel pada sel tubuh. Vaksin mendorong tubuh manusia untuk menghasilkan salinan protein itu serte menimbulkan respons kekebalan tubuh yang mengarah pada perlindungan terhadap infeksi virus COVID-19. Vaksin mRNA semacam itu merupakan pendekatan terbaru dalam teknologi vaksin.

Pada hari Kamis, 10 Desember 2020, pagi waktu setempat, sebuah laporan jurnal yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menunjukkan hanya ada 8 kasus COVID-19 diantara orang yang menerima vaksin, dibandingkan dengan 162 kasus diantara mereka yang diberikan plasebo. Seperti yang diketahui, plasebo adalah sebuah metode untuk menguji seberapa besar efektivitas obat tersebut sebelum digunakan ke publik. Data tersebut berasal lebih dari 43.000 peserta uji coba yang terdiri dari 21.720 peserta yang diberikan vaksin secara acak dan 21.280 peserta lainnya diberikan plasebo secara acak.

Hasilnya, rejimen dua dosis vaksin memiliki tingkat kemanjuran sebesar 95 persen pada orang berusia 16 tahun ke atas. Akan tetapi, dokumen pengarahan dari FDA juga mencatat bahwa vaksin tersebut tampaknya memberikan perlindungan terhadap virus COVID-19 hanya dengan menggunakan satu dosis. Selain itu, dalam dokumen tersebut menjelaskan secara rinci profil keamanan vaksin yang dinilai menguntungkan dan mencatat bahwa reaksi merugikan yang paling umum terhadap vaksin seperti reaksi di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, menggigil, demam, nyeri otot, dan nyeri sendi.

Baca Juga: WHO Segera Izinkan Vaksin COVID-19 dari Pfizer Cs

3. Sebelumnya, pihak Gedung Putih telah mendesak FDA untuk segera mengambil keputusan

FDA Setuju Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19Gedung Putih Amerika Serikat. (Pexels.com/aaron-kittredge-35519)

Sebelumnya, Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows, dilaporkan telah memberi tahu kepada pihak FDA untuk memutuskan apakah disetujui vaksin COVID-19 pada hari Jumat, 11 Desember 2020, atau mundur dalam mengambil keputusan. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluhkan kinerja dari FDA yang dinilai lambat dan mendesak komisaris FDA, Stephen Hahn, untuk mengambil keputusan dengan cepat. 

Peringatan yang dikeluarkan oleh Meadows kepada FDA membuatnya mempercepat jadwal dalam pengambilan keputusan dan dengan demikian, vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan BioNTech merupakan vaksin pertama yang diluncurkan di Amerika Serikat, setelah mendapatkan persetujuan di Inggris dan Kanada. Saat ini, per tanggal 11 Desember 2020, Amerika Serikat sudah memiliki jumlah kasus sebanyak 16.295.458 kasus dengan rincian 302.750 kasus berakhir meninggal dunia serta 9.507.419 kasus lainnya berakhir dengan sembuh, sekaligus masih berada di posisi pertama jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia hingga saat ini.

Baca Juga: Lima Negara Sudah Setujui Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Pfizer

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya