Haiti Minta AS Kirim Pasukan untuk Lindungi Infrastruktur

Hal itu terjadi setelah peristiwa pembunuhan Presiden Haiti

Port-au-Prince, IDN Times - Pemerintah Haiti pada hari Jumat, 9 Juli 2021, waktu setempat meminta bantuan kepada Amerika Serikat untuk mengirim pasukannya dengan tujuan melindungi infrastruktur utama mereka di Haiti. Hal itu terjadi beberapa hari setelah peristiwa pembunuhan terhadap Presiden Haiti, Jovenel Moise. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pihak Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi permintaan tersebut 

Haiti Minta AS Kirim Pasukan untuk Lindungi InfrastrukturIlustrasi pasukan militer Amerika Serikat. (Unsplash.com/oldschoolwillie)

Dilansir dari The Guardian, Menteri Pemilu Haiti, Mathias Pierre, mengatakan bahwa pemerintah Haiti meminta agar Amerika Serikat mengirim para pasukannya untuk melindungi infrastruktur utama. Pejabat Haiti mengatakan meereka telah meminta dukungan militer untuk melindungi pelabuhan, bandara, dan fasilitas pom bensin serta infrastruktur utama lainnya. Pihak Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengkonfirmasi permintaan tersebut tetapi tidak berkomitmen pada tanggapan Amerika Serikat.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pemerintah Haiti telah meminta bantuan keamanan dan investigasi serta pihaknya tetap berhubungan secara teratur dengan pejabat Haiti untuk membahas bagaimana Amerika Serikat dapat membantu. Secara terpisah, Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat akan mengirim delegasi termasuk pejabat senior FBI dan keamanan dalam negeri ke Haiti sesegera mungkin. Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan pihaknya memastikan menyediakan sumber daya, dalam hal perempuan dan tenaga kerja, tetapi juga sumber daya keuangan adalah bagian dari tujuan pihaknya juga.

2. Perdana Menteri Haiti sementara merasa kecewa terhadap lawan politik yang mencoba mengambil keuntungan dari pembunuhan Presiden Haiti

Haiti Minta AS Kirim Pasukan untuk Lindungi InfrastrukturPerdana Menteri Haiti sementara, Claude Joseph. (Instagram.com/claudejoseph03)

Baca Juga: Terungkap! Pembunuh Presiden Haiti Pensiunan Militer Kolombia

Perdana Menteri Haiti sementara, Claude Joseph, mengatakan bahwa dia merasa kecewa dengan lawan politik yang mencoba mengambil keuntungan dari pembunuhan Moise untuk merebut kekuasaan politik, referensi yang secara tidak langsung ke sekelompok anggota parlemen yang telah menyatakan kesetiaan mereka dan mengakui Joseph Lambert, Kepala Senat Haiti yang dibubarkan, sebagai Presiden Haiti sementara dan Ariel Henry, yang ditunjuk Moise sebagai Perdana Menteri Haiti sehari sebelum tewas. Menurut Joseph, dirinya tidak tertarik pada perebutan kekuasaan dan hanya ada satu cara agar orang bisa menjadi Presiden di Haiti, yakni melalui Pemilu. Joseph berbicara hanya beberapa jam setelah Kepala Kepolisian Kolombia mengatakan bahwa orang-orang Kolombia yang terlibat dalam pembunuhan Moise direkrut oleh 4 perusahaan dan melakukan perjalanan ke negara Karibia dalam dua kelompok melalui Republik Dominika.

Kepala Kepolisian Nasional Haiti, Leon Charles, mengatakan sebanyak 17 tersangka yang telah ditahan dalam kasus pembunuhan Moise, di mana peristiwa itu mengejutkan Haiti yang sudah terombang-ambing dari kemiskinan, kekerasan meluas, dan ketidakstabilan politik. Saat penyelidikan bergerak maju, pembunuhan itu menimbulkan konspirasi internasional yang rumit. Selain warga Kolombia, di antara mereka yang ditahan oleh polisi adalah 2 warga Amerika Serikat-Haiti, yang digambarkan sebagai penerjemah bagi para penyerang.

Beberapa tersangka ditangkap dalam penggerebekan di Kedutaan Besar Taiwan di Haiti di mana mereka diyakini mencari perlindungan.

3. Ini bukanlah yang pertama kalinya kehadiran militer AS di Haiti  

Haiti Minta AS Kirim Pasukan untuk Lindungi InfrastrukturSituasi kekacauan politik yang terjadi di Haiti sampai saat ini. (Twitter.com/gorushtravel)

Setiap kehadiran militer Amerika Serikat di Haiti kemungkinan akan sangat kontroversial dan ini bukanlah yang pertama kalinya kehadiran mereka di Haiti. Pada tahun 1915 lalu, pasukan Amerika Serikat menyerbu setelah pembunuhan Presiden Haiti saat itu, Jean Vilbrun Gullaume Sam, meluncurkan pendudukan yang menghancurkan yang melihat pengenalan undang-undang pemisahan rasial Jim Crow di negara pertama di dunia untuk melarang perbudakan. Pasukan Amerika Serikat saat itu tidak meninggalkan Haiti hingga tahun 1934 lalu dan tetap terlibat erat dalam peruntungannya.

Pasukan Amerika Serikat kembali ke Haiti pada tahun 1994 lalu setelah Presiden Haiti terpilih saat itu, Jean-Bertrand Aristide, digulingkan dalam kudeta militer. Antara tahun 2004 dan 2017 lalu, pasukan PBB dari negara-negara di Amerika Selatan dan Asia ditempatkan di Haiti sebagai bagian dari misi stabilisasi yang sangat kontroversial yang pasukan penjaga perdamaiannya disalahkan atas pelanggaran HAM dan menyebabkan terjadinya wabah kolera yang menewaskan ribuan warga Haiti saat itu.

Baca Juga: Haiti Kembali Tunda Rencana Referendum Konstitusional

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya