Israel Persiapkan Antisipasi Kerusuhan Jelang Pawai oleh Yahudi

Membatalkan pawai tersebut berarti mendapat kecaman keras 

Tel Aviv, IDN Times - Menjelang pawai ultranasionalis Yahudi, Israel sedang mempersiapkan antisipasi terjadi kerusuhan melalui Yerusalem Timur yang dapat memicu protes dari Palestina. Membatalkan pawai tersebut artinya pemerintah Israel mendapatkan kecaman keras. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pawai tersebut merupakan ujian awal bagi pemerintahan Israel yang baru 

Israel Persiapkan Antisipasi Kerusuhan Jelang Pawai oleh YahudiPerdana Menteri Israel yang baru, Naftali Bennett memegang bendera negara Israel (tengah). (Instagram.com/naftalibennett)

Dilansir dari The Guardian, Israel sedang mempersiapkan kemungkinan kerusuhan menjelang pawai yang direncanakan oleh ultranasionalis Yahudi melalui Yerusalem Timur yang dapat memicu protes besar-besaran oleh Palestina serta bentrokan dengan polisi hanya beberapa minggu setelah Perang Gaza selama 11 hari. Pawai tersebut merupakan ujian awal bagi pemerintahan baru Israel yang rapuh, yang dilantik pada hari Minggu, 13 Juni 2021, lalu serta mencakup partai-partai dari seluruh spektrum politik, termasuk partai kecil Arab. Membatalkan pawai akan membuat Perdana Menteri Israel yang baru dilantik, Naftali Bennett, dan anggota koalisi sayap kanan lainnya mendapatkan kecaman keras dari mereka yang akan melihatnya sebagai penyerahan kepada penguasa militan Hamas di Jalur Gaza.

Kelompok Hamas meminta warga Palestina untuk menentang pawai tersebut. Polisi menyetujui rute yang akan melewati Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem, di mana para demonstran Palestina bentrok dengan polisi atas pembatasan pertemuan publik selama bulan suci Ramadhan pada bulan April 2021 dan Mei 2021 lalu. Kerusuhan akhirnya menyebar ke kompleks Masjid Al-Aqsa, sebuah situs suci flashpoint suci bagi orang Yahudi dan Muslim, serta digabung dengan protes atas ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina oleh pemukim Yahudi. Mansour Abbas, yang partai kecilnya adalah faksi Arab pertama yang bergabung dengan koalisi pemerintahan, mengatakan bahwa dia menentang adanya provokasi serta menambahkan bahwa siapapun yang telah menyaksikan dan mengikuti parade ini tahu apa tujuannya.

2. Parade pawai ini awalnya dijadwalkan pada tanggal 10 Mei 2021 lalu 

Israel Persiapkan Antisipasi Kerusuhan Jelang Pawai oleh YahudiSebanyak ratusan polisi bersiap mengantisipasi terjadinya kerusuhan menjelang parade ultranasionalis Yahudi. (Twitter.com/chimran55)

Baca Juga: Naftali Bennet Jadi PM Israel, Palestina Pesimistis akan Perdamaian

Parade ini awalnya dijadwalkan pada tanggal 10 Mei 2021 lalu. Saat ribuan aktivis Yahudi memulai prosesi, polisi memerintahkan perubahan rute untuk menghindari Gerbang Damaskus. Militan Hamas di Gaza kemudian menembakkan rentetan roket ke Yerusalem, memicu perang yang merenggut lebih dari 250 nyawa warga Palestina serta 13 nyawa warga Israel.

Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq, mengatakan para pejabat PBB telah mendesak semua pihak untuk menghindari provokasi untuk memperkuat gencatan senjata informal yang menghentikan Perang Gaza. Menteri Kabinet Israel baru yang mengawasi polisi, Omer Bar-Lev, mengatakan para pejabat keamanan meyakinkannya bahwa mereka siap untuk pawai serta dia tidak merinci rute apa yang akan diambilnya. Sebuah sumber mengatakan massa akan berjalan melewati Gedung Damaskus tetapi tidak memasuki Muslim Quarter.

Sebanyak ratusan polisi akan dikerahkan menjelang pawai, yang dijadwalkan akan dimulai pada sore hari. Kelompok Hamas mengeluarkan pernyataan yang menyerukan warga Palestina untuk menunjukkan perlawanan yang berani terhadap pawai tersebut. Ia mendesak orang-orang untuk berkumpul di jalan-jalan Kota Tua dan di Masjid Al-Aqsa untuk bangkit menghadapi penjajah dan melawannya dengan segala cara untuk menghentikan kejahatan dan arogansinya.

3. Bennett sempat memberikan pernyataan sedikit mengenai Palestina sebelum dilantik

Israel Persiapkan Antisipasi Kerusuhan Jelang Pawai oleh YahudiPerdana Menteri Israel, Naftali Bennett. (Instagram.com/naftalibennett)

Harapan terbaik Bennett untuk mempertahankan koalisi yang berkuasa, yang terdiri dari 8 partai dari seluruh spektrum politik, adalah untuk mengelola konflik, pendekatan yang sama disukai oleh pendahulunya, Benjamin Netanyahu, untuk sebagian besar 12 tahun pemerintahannya. Tetapi metode itu justru gagal mencegah 3 perang Gaza dan letusan kecil yang tak terhitung jumlahnya. Itu karena status quo bagi warga Palestina melibatkan perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki, penggusuran yang menjulang di Yerusalem, penghancuran rumah, penembakan mematikan, serta serangkaian tindakan diskriminatif yang menurut dua kelompok HAM terkenal sama dengan apartheid.

Di Gaza, yang berada dibawah blokade yang melumpuhkan sejak kelompok militan Hamas merebut kekuasaan pada tahun 2007 lalu, bahkan lebih buruk. Menurut seorang pejabat Palestina bernama Waleed Assaf, mereka membicarakannya sebagai pemerintahan perubahan, tetapi itu hanya akan memperkuat status quo dan ia menambahkan Bennett adalah salinan dari Netanyahu serta kemungkinan ia bahkan lebih radikal. Sebelum dilantik pada hari Minggu, 13 Juni 2021, lalu Bennett mengatakan sedikit tentang Palestina dalam pidatonya.

Bennett menegaskan bahwa kekerasan akan ditanggapi dengan tegas serta menambahkan bahwa ketenangan keamanan akan mengarah pada pergerakan ekonomi, yang akan mengarah pada pengurangan gesekan dan konflik. Menteri Lingkungan Israel, Tamar Zandberg, mengatakan bahwa dia yakin proses perdamaian itu penting, tetapi pemerintah baru telah setuju setidaknya pada tahap ini, bukan untuk menghadapinya.

Baca Juga: Profil Naftali Bennett, PM Israel Pengganti Netanyahu

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya