Perdana Menteri Tonga Tantang Pemimpin Pasifik Untuk Jalani Diet

Bisa ditiru nih

Nuku'alofa, IDN Times - Perdana Menteri Tonga, Akilisi Pohiva, memberikan tantangan kepada para pemimpin Pulau Pasifik lainnya untuk melakukan penurunan berat badan atau menjalani diet. Alasannya sangat sederhana, yakni untuk menekan angka obesitas di wilayah Pulau Pasifik. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ia mengusulkan akan ada kompetisi penurunan berat badan

Perdana Menteri Tonga Tantang Pemimpin Pasifik Untuk Jalani Diettwitter.com/912CroozeFM

Mengadakan sebuah perlombaan penurunan berat badan tampaknya menjadi ide bagus yang diungkapkan oleh Perdana Menteri Tonga, Akilisi Pohiva. Pasalnya, ia menantang para pemimpin Pulau Pasifik untuk menurunkan berat badan demi menurunkan angka obesitas.

Ia menambahkan, tantangan tersebut dilakukan secara setahun penuh sehingga jika kembali bertemu pada tahun depan akan terlihat siapa yang mampu menuntaskan tantangan tersebut.

"Kita semua harus berkumpul untuk kompetisi penurunan berat badan selama satu tahun penuh, jadi ketika kita bertemu tahun berikutnya, kita akan menimbang lagi dan melihat siapa yang mengalami penurunan berat badan paling drastis," ungkap Akilisi Pohiva seperti yang dikutip dari Telegraph.

2. Semua negara yang memiliki penduduk paling gemuk di dunia berada di Pulau Pasifik

Perdana Menteri Tonga Tantang Pemimpin Pasifik Untuk Jalani Diettwitter.com/TimelineTR

Fakta yang satu ini terdengar mencengangkan. Pasalnya, semua negara yang berada di Pulau Pasifik atau tepatnya benua Oseania merupakan negara dengan penduduk paling gemuk di dunia. Tak heran jika Perdana Menteri Tonga melakukan tantangan ini untuk memberikan contoh kepada masyarakatnya.

Negara-negara tersebut di antaranya Nauru (sekitar 61 persen orang dewasa mengalami obesitas), Cook Islands (56 persen), Palau (55 persen), Marshall Islands (53 persen), Tuvalu (52 persen), Niue (50 persen), Tonga, Samoa, Kiribati, dan Mikronesia (semuanya 46 persen).

Termasuk negara Kuwait (38 persen), Amerika Serikat (36 persen), dan Inggris (28 persen). Secara global, penyakit obesitas dialami oleh sekitar 12 persen orang dewasa.

3. Konsumsi makanan impor menjadi faktor obesitas

Perdana Menteri Tonga Tantang Pemimpin Pasifik Untuk Jalani Diettwitter.com/TimelineTR

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka obesitas di negara-negara Pulau Pasifik atau benua Oseania di antaranya karena penggantian makanan tradisional oleh makanan impor dan olahan serta disposisi genetik.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 lalu menyebutkan hampir setengah populasi di negara Samoa memiliki gen yang menyimpan lemak tambahan dan meningkatkan peluang mereka mengalami kegemukan. Tingginya tingkat obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit diabetes dan kardiovaskular.

"Penyakit yang tidak menular dan obesitas pada anak memiliki segala sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan makan dan gaya hidup kita dan itu adalah masalah kompleks ketika datang ke orang-orang Pasifik. Dan dengan para pemimpin Pulau Pasifik, kami bertemu dan berbicara serta berbicara tentang masalah ini, namun inisiatif pada masalah ini tidak berdampak. Kami telah menganjurkan masalah yang sama selama bertahun-tahun tetapi tampaknya tidak berhasil," ungkap Pohiva seperti yang dikutip dari Telegraph.

Kabarnya, rencana kompetisi penurunan berat badan tersebut akan dilakukan pada akhir bulan ini, dan ia mengharapkan bisa menjadi cara yang ampuh dalam mengajak warganya untuk menjalani hidup sehat.

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya