Overdosis Opioid di AS Merupakan Penyebab Kematian Tertinggi Kedua

Hasil tersebut telah dilaporkan sejak tahun 2017

Washington D.C., IDN Times - Sebuah laporan dari Dewan Keselamatan Nasional mengungkapkan bahwa overdosis opioid merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Amerika Serikat dibandingkan beberapa penyebab lainnya. Hasil tersebut sudah diamati sejak tahun 2017 lalu. Bagaimana awal ceritanya?

1. Peluang kematian akibat overdosis opioid mencapai 1 banding 96

Overdosis Opioid di AS Merupakan Penyebab Kematian Tertinggi Keduatwitter.com/cnni

Dilansir dari CNN, untuk pertama kalinya dalam catatan peluang kematian yang dirilis belum lama ini, penyebab kematian tertinggi kedua ditempati oleh kematian akibat overdosis opioid yang justru berpeluang lebih besar ketimbang kecelakaan mobil. Hasil laporan tersebut diungkapkan Dewan Keselamatan Nasional yang dicatat sejak tahun 2017 lalu. Pihaknya telah menemukan peluang kematian akibat overdosis opioid mencapai 1 berbanding 96, sedangkan kecelakaan kendaraan bermotor mencapai 1 berbanding 103 dan jatuh dari ketinggian mencapai 1 berbanding 114.

Namun, bunuh diri masih yang tertinggi dengan peringkat teratas dengan 1 berbanding 88. "Terlalu banyak orang masih percaya bahwa krisis opioid itu abstrak dan tidak akan berdampak pada mereka. Banyak yang masih tidak melihatnya sebagai ancaman besar bagi mereka atau keluarga mereka.

"Data ini menunjukkan krisis kekhawatiran. Kami telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa overdosis opioid adalah pembunuh sehari-hari, dan peluang ini menggambarkan hal itu dengan cara yang sangat menggelegar," ungkap pernyataan dari juru bicara Dewan Keselamatan Nasional, Maureen Vogel, seperti yang dikutip dari CNN.

2. Data tersebut menunjukkan pentingnya resiko bagi keselamatan orang

Overdosis Opioid di AS Merupakan Penyebab Kematian Tertinggi Keduatwitter.com/DrDavidHulme

Pada tahun 2017, kematian akibat cedera dapat dicegah mencapai 169.936, dengan peningkatan sebesar 5,3% dari tahun sebelumnya dan meningkat sebesar 96% dibandingkan dengan angka pada tahun 1992. "Data benar-benar menggarisbawahi pentingnya mengetahui risiko terbesar bagi keselamatan kita.

"Dewan menghitung peluang kematian bukan untuk menakut-nakuti orang Amerika tetapi untuk memberdayakan mereka untuk membuat keputusan yang lebih aman dan meningkatkan peluang umur panjang mereka," ungkap pernyataan dari Maureen Vogel seperti yang dikutip dari CNN.

3. Donald Trump sebelumnya telah menandatangani UU Opioid pada bulan Oktober 2018

Overdosis Opioid di AS Merupakan Penyebab Kematian Tertinggi Keduatwitter.com/bellaasosa

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebelumnya telah menandatangani Undang-Undang Opioid pada akhir bulan Oktober 2018. Undang-undang bipartisan memperluas perawatan medis untuk pengguna opioid dan membuatnya lebih sulit untuk mengirimkan obat-obatan terlarang.

"Bersama-sama kita akan mengakhiri momok kecanduan narkoba di Amerika. Kita akan mengakhirinya atau setidaknya kita akan membuat masalah besar yang mengerikan ini," ungkap pernyataan Trump saat itu seperti yang dikutip dari Aljazeera.com.

Undang-undang ini memperluas akses ke pengobatan penyalahgunaan zat di Medicaid, program asuransi kesehatan pemerintah untuk orang miskin dan cacat. Ini juga menindak pengiriman obat-obatan terlarang seperti fentanyl, dan menyediakan sejumlah hibah federal baru untuk mengatasi krisis. Pada bulan Oktober 2017, Trump mendeklarasikan kecanduan opioid sebagai keadaan darurat selama 90 hari, sebuah deklarasi terbatas yang menurut para kritikus gagal mengimplementasikan langkah-langkah yang diperlukan untuk memerangi krisis.

Para kritikus juga menuding upaya Trump sebelumnya untuk memangkas ratusan miliar dolar Amerika Serikat dari Medicaid, yang menyediakan perawatan bagi sekitar sepertiga orang yang mencari bantuan dengan penyalahgunaan zat. Pada bulan Juli 2018, salah seorang senator Elizabeth Warren menuduh administrasi Trump merusak program-program yang penting untuk mengatasi krisis opioid.

Warren membuat sebuah surat setebal 9 halaman kepada Trump yang menilai pemerintah Amerika Serikat gagal mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi krisis dan terus mengganti kata-kata kosong dan melanggar janji untuk tindakan nyata dan gagasan-gagasan berani.

Baca Juga: Sebanyak 1 Orang Tewas & 12 Orang Dilarikan ke RS Akibat Overdosis

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya